Republika Online

sumber :-

Republika Online


Timnas Tanpa Beban

Posted: 08 Mar 2011 01:06 AM PST

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Melawan timnas Turkmenistan pada leg kedua babak pra-Olimpiade 2012 di Stadion Olimpiade, Ashgabat, Rabu (9/3) waktu setempat, timnas Indonesia akan bermain tanpa beban. Kalah 1-3 di pertemuan pertama di kandang sendiri membuat peluang skuat Alfred Riedl tersebut melaju ke babak selanjutnya relatif tipis.

"Kami akan melakukan yang terbaik untuk mengharumkan nama bangsa," ujar manajer timnas Indonesia, Iman Arif, Selasa (8/3).

Iman mengaku tak banyak berharap dengan skuat yang ada saat ini. Sejak persiapan pra-olimpiade, Riedl mengalami banyak sekali kendala mulai dari perseteruannya dengan klub-klub pemilik para pemain timnas Indonesia, tindakan indispliner sejumlah pemain, masalah cedera, hingga situasi di PSSI saat ini yang dinilainya tak kondusif.

Ditambah lagi, empat pemain keturunan yang diharapkan bisa ikut membela timnas, Ruben Wuarbanaran, Diego Michiels, Stefano Lilipaly, dan Joey Suk gagal mendapatkan paspor Indonesia sehingga tidak bisa memperkuat tim Garuda Muda. Padahal, Iman sebelumnya berharap para pemain keturunan tersebut bisa tampil karena mereka pasti sudah terbiasa bermain di suhu mendekati nol derajat celsius seperti di Turkmenistan.

"Namun terlepas dari semua kendala yang ada, saya harap para pemain menampilkan performa maksimal pada laga nanti," ujar Iman.

Timnas Indonesia membutuhkan kemenangan minimal 3-0 atau setidaknya kemenangan lebih besar dari 3-1 supaya bisa lolos ke babak selanjutnya. Peluang tersebut memang ada. Namun jika menilik performa pada pertemuan pertama, harapan tersebut sangat kecil.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Staf Khusus Nurdin Halid Soroti Pemberitaan Televisi

Posted: 08 Mar 2011 12:03 AM PST

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Staf Khusus Ketua Umum PSSI menyoroti salah satu media televisi nasional yang menyebutkan informasi kurang tepat soal dasar hukum pelaksanaan Kongres PSSI mendatang. Terutama penyebutan bahwa Kongres PSSI pada 26 Maret 2011 dan Kongres Pemilihan sebelum tanggal 30 April itu tidak lagi menggunakan statuta PSSI, melainkan harus memakai standard statuta FIFA.

"Jadi, tidak tepat kalau informasi yang ditayangkan dalam stasiun televisi tersebut bahwa Kongres PSSI ini harus berdasarkan Standard Statuta FIFA. Yang benar adalah berdasarkan FIFA Standard Electoral Code," kata Staf Khusus Ketua Umum PSSI, Yosef Tor Tulis, seperti dikutip dari situs resmi PSSI, Selasa (8/3).

Menurut Yosef, masyarakat perlu melihat kembali tentang instruksi FIFA kepada PSSI. FIFA menginstruksikan PSSI untuk menyelenggarakan Kongres tanggal 26 Maret 2011 guna memilih Komisi Pemilihan dan mengadopsi Electoral Code berdasarkan kepada FIFA Standard Electroral Code.

Yosef menyatakan masyarakat perlu memahami perbedaan antara Standard Statuta FIFA, FIFA Standard Electoral Code dan Statuta PSSI. Standard Statuta FIFA adalah draf pedoman bagi negara anggota FIFA dalam membuat statutanya.

"Secara lebih sederhananya, Standard Statuta FIFA adalah draf dasar yang kemudian PSSI melakukan proses penyempurnaan menjadi Statuta PSSI dengan di bawah arahan FIFA langsung,'' kata Yosef. ''Artinya, setelah Statuta PSSI ini diratifikasi, maka Standard Statuta FIFA sudah tidak digunakan lagi karena sudah bertransformasi menjadi Statuta PSSI.''

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 ulasan:

Catat Ulasan