ANTARA - Olahraga

sumber :-

ANTARA - Olahraga


Hagen Menangi Etape 17 Tour de France

Posted: 20 Jul 2011 09:53 AM PDT

Pebalap Spanyol Alberto Contador dari tim Saxo Bank melewati pebalap Perancis dari tim Europcar yang sekaligus pemimpin klasemen Tour de France Thomas Voeckler dan pebalap Luxemburg dari tim Leopard Andy Schleck saat etape ke-16 balap sepeda Tour de France 2011. (ANTARA/REUTERS/Denis Balibouse/ox/11.)

Berita Terkait

Pinerolo, Italia (ANTARA News) - Edvald Boason-Hagen, satu dua dari dua pembalap Norwegia yang ada di garis start, meraih gelar juara etape ke-17 atau juara untuk keempat kalinya bagi Norwegia di Tour de France, Rabu.

Etape ke-17 tersebut yang diantaranya menempuh kawasan perbukitan itu menempuh jarak 179km antara kota Gap dan Pinerolo, lapor Reuters.

Menyusul kemenangannya pada etape keenam di Lisieux, serta kemenangan rekan senegaranya Thor Hushovd pada etape ke-13 dan 16, Boasson-Hagen dengan gemilang berhasil mempersembahkan gelar bagi Norwegia melalui strategi yang cerdas.

Pembalap berusia 24 tahun itu ambil bagian dalam "breakaway" yang diikuti 14 pembalap dan kemudian memimpin sendirian di depan saat menanjak di Pinerolo sehingga tidak tertahankan untuk mencapai lebih dulu.

Sukses tersebut setidaknya berhasil menghibur Boasson-Hagen karena sebelumnya secara menyakitkan ditaklukkan Hushovd.

Pembalap Belanda Bauke Mollema berada di urutan kedua dengan selisih 40 detik dari sang juara, disusul pembalap tuan rumah Perancis Sandy Casar yang terpaut dengan waktu 50 detik.

"Hari yang menyenangkan, saya benar-benar ingin sekali memenangi etapi ini setelah berada pada urutan kedua sehari sebelumnya yang membuat saya frustrasi," kata Boasson-Hagen, pembalap yang membela Tim Sky.

Sementara itu pembalap Perancis Thomas Voeckler berhasil mempertahankan jaket kuning sebagai juara klasemen umum, meski ia harus kehilangan waktu 27 detik gara-gara kecelakaan pada detik-detik terakhir menjelang garis finish.

Secara keseluruhan, Voeckler memimpin dengan keunggulan satu menit 18 detik dari peringkat kedua Cadel Evans dari Australia, disusul pembalap Luksemburg Frank Schlekck dengan selisih waktu satu menit 22 detik.

Etape ke-18, Kamis, akan menempuh jarak 200,5km dan merupakan salah satu etape paling menantang di Tour de France karena terdapat tiga turunan klasik. (A032/Z002/K004)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Penggabungan LSI-LPI Tak Akan Mudah

Posted: 20 Jul 2011 09:17 AM PDT

LPI (Istimewa)

Berita Terkait

Video

Jakarta (ANTARA News) - Mantan pengurus Persija Jakarta Sonny Sumarsono di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa tidak akan muda bagi PSSI untuk menggabungkan kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) dengan Liga Primer Indonesia (LPI) karena LPI tak memiliki penilaian yang sama di mata FIFA dan AFC.

Terkait dengan itu, PSSI menurut Sonny harus mencari formula yang pas untuk mencarikan solusinya jika kepengurusan baru PSSI di bawah Djohar Arifin Husin merasa "wajib" memasukkan Liga Primer Indonesia (LPI) ke dalam wadah PSSI.

"PSSI harus mencari format terbaik untuk kompetisi ini. Sebab banyak hal yang harus disinkronkan ketika ada keinginan memasukkan Liga Primer Indonesia (LPI) ke dalam wadah PSSI. Masalahnya, LPI tak memiliki konfigurasi yang sama dengan LSI," ujar Sonny.

Sonny memaparkan banyak hal yang tampaknya akan sulit bagi LPI untuk dileburkan ke dalam kompetisi ISL yang selama ini telah berjalan dan dikelola oleh PT Liga Indonesia sesuai dengan regulasi dari FIFA.

Mengenai status profesional pun Sonny mengingatkan bahwa FIFA dan AFC memiliki regulasi yang tegas dan jelas, yakni sebuah klub memenuhi lima standar atau aspek yang menjadi persyaratan utama.

Kelima aspek tersebut adalah kepemilikan SIUP, kelayakan usaha, kepemilikan modal bergerak dan tak bergerak, dan memiliki neraca tentang perimbangan antara pengeluaran dan pemasukan selain memiliki perencanaan bisnis.

"Antara modal yang dimiliki dan beban usaha yang harus dikeluarkan harus ada perimbangan meskipun semuanya harus dilalui secara bertahap. Semisal dalam neraca tahun pertama mengalami kerugian Rp3 miliar, maka tahun berikutnya jumlah kerugian harus menyusut separuhnya, demikian seterusnya," ujar Sonny selaku pengamat manajemen sepakbola profesional.

Tentang wacana peleburan atau merger antara LSI dan LPI, menurutnya, juga tak akan mudah diwujudkan karena Liga Super telah memiliki perangkat yang lengkap, sedangkan Liga Primer belum memiliki kelengkapan lima aspek dimaksud.

"Kalau memang berniat ingin menggabungkan kompetisi ini, apanya yang mau digabungkan? 12 klub anggota LPI yang ada selama ini belum memiliki aset yang berwujud. Jika merger diartikan sebagai menjual, maka siapa yang akan membelinya karena dari merger itu harus ada nilai tambah yang akan diraih," ujarnya.

PSSI akan membahas formula kompetisi sepakbola nasional pada pertemuan 25 Juli mendatang.

Kepemilikan saham PT Liga Indonesia yang selama ini mengelola kompetisi Liga Super Indonesia menurut beberapa sumber dikuasai oleh beberapa pengurus PSSI yang lama, sedangkan pengelolaan LPI terpusat kepada penggagasnya Arifin Panigoro.(*)
(ANT-132/a032)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 ulasan:

Catat Ulasan