Republika Online

sumber :-

Republika Online


Alat dan Proses Terapi Cedera Olahraga

Posted: 04 Apr 2012 07:15 PM PDT

SPORTKU.COM - Alat dan proses terapi dedera olahraga [Simak juga artikel: penyebab terjadinya cedera dalam olahraga, cara tepat penanganan cedera dalam olahraga, alat dan proses terapi cedera olahraga]. Di bawah naungan Dekan FIK-UNJ Bambang Sudjiono, Iwan Hermawan selaku pengelola Laboratorium FIK-UNJ berusaha untuk melengkapi fasilitas UNJ yang berhubungan dengan Sport Science mulai dari alat-alat terapi, alat-alat latihan beban, sampai alat-alat test kebugaran.

Berikut adalah alat-alat fisioterapi, termasuk cara kerja alat jitu pemulih cedera tersebut:

1. MWD (MicroWave Diathermy)

MWD merupakan alat pemanas yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik. Alat tersebut bertujuan untuk merelaksasi otot-otot yang kaku setelah cidera.

Fungsi lain MWD adalah untuk meningkatkan metabolisme otot, serta sebagai penghilang rasa nyeri akibat cedera. Proses pemakaian alat MWD dilakukan selama kurang lebih 15 menit. Pengaturan frekuensi gelombang listrik pun disesuaikan dengan tingkat cedera.

2. USD (Ultra Sound Diathermy)

USD bekerja menggunakan gelombang suara. Sebelum melakukan USD, bagian tubuh yang akan diterapi harus dioleskan gel terlebih dahulu, agar gelombang suara USD dapat meresap. USD dilakukan secara berpindah-pindah dari satu titik ke titik lain agar kulit tidak terbakar.

Pengaturan daya yang digunakan USD bisa disesuaikan dengan tingkat cedera pasien. Tujuan pengunaan USD adalah sebagai pemanas agar otot-otot rileks, terutama untuk tendon yang kaku.

3.Laser

Fungsi dari laser adalah sebagai alat anti inflamasi. Alat ini bisa diberikan pada pasien dalam fase akut dan fase kronis. Sebelum melakukan ke proses laser, titik tubuh yang akan diterapi harus ditentukan terlebih dahulu. Kemudian laser bisa langsung ditujukan ke daerah sasaran. Pemakai alat laser tentu wajib dilengkapi dengan alat protektif berbentuk kacamata, yang berfungsi untuk melindungi mata dari efek sinar laser tersebut.

4. TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation)

Fungsi penting dari alat ini adalah sebagai sarana terapi yang dapat mengurangi rasa nyeri pada cedera fase akut. Terdapat tombol untuk mengatur frekuensi dan intensitas gelombang elektrik pada mesin TENS.

Besar atau kecilnya gelombang yang dikeluarkan bergantung pada kadar cedera, jenis cedera yang diderita, serta pada fase apa cidera terjadi. Kemudian stiker penyalur gelombang elektrik ditempelkan pada daerah yang sakit.

Terdapat dua teori yang mengatakan bahwa TENS dapat mengurangi rasa nyeri, yaitu teori Melzack & Wall [ teori pintu gerbang] dan teori Endorphin. Teori Endorphin mengatakan bahwa terapi TENS dapat menghasilkan suatu zat bernama Endorphin yang dapat memberikan rasa nyaman.

TENS merupakan alat yang praktis karena berukuran kecil dan efisien. Jadi apabila terjadi cedera saat pertandingan berlangsung sekalipun, TENS bisa dibawa dan diberikan langsung pada atlit yang cedera. Hanya dengan bermodalkan satu batre saja sudah cukup untuk mengoperasikan alat pengurang rasa nyeri tersebut.

5. Terapi Latihan Beban

Dalam kurun waktu tertentu setelah terapi dengan menggunakan alat, fase pemulihan cedera dapat dilakukan dengan latihan beban guna penguatan otot sekitar lokasi cedera.

Contoh: Untuk atlet yang mengalami cidera lutut, maka treatment yang dilakukan pun terpusat pada bagian lutut dan sekitarnya yang berkolerasi.

Sistematika urutan latihan diawali dengan stretching/ peregangan sebagai persiapan otot-otot untuk memulai aktivitas fisik. Kemudian warm-up selama kurang lebih 15 menit menggunakan ergo cycling. Bagi pasien yang mengalami cedera lutut bisa dilakukan terapi latihan seperti :

Latihan dilakukan dengan posisi duduk tegap sambil berpegangan pada kursi. Pada saat kaki melakukan gerakan mendorong, posisi kaki tidak boleh sampai terlalu lurus ataupun mengunci. Setelah kaki melakukan gerakan mendorong, tarik kembali kaki hingga menekuk. Lakukan beberapa kali repetisi dan perhatikan waktu istirahat selama 30 detik sebagai interval, baru melanjutkan lagi ke set berikutnya.

Sebelum melakukan latihan leg extension, atur terlebih dahulu penampang bebannya sesuai dengan panjang tungkai. Setelah itu baru atur ukuran bebannya dan lakukan bebrapa kali repetisi. Istirahat 30 detik sebagai interval kemudian lanjutkan set berikutnya.

Tujuan dari alat latihan tersebut adalah untuk penguatan otot-otot hamstring yang terletak pada bagian belakang paha. Pasien tidur telungkup dan berpegangan pada alat. Lalu pengaturan penampang beban disesuaikan dengan panjang tungkai. Lakukan beberapa kali repetisi. Istirahat antar set selama 30 detik, kemudian masuk kembali pada set berikutnya.

Kemudian urutan terakhir dalam terapi latihan beban adalah proses pendinginan [kembali melakukan stretching]. Stretching dapat merelaksasi otot-otot seusai latihan. Untuk melakukan rehabilitasi seperti di atas sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis olahraga terlebih dahulu dan selalu dalam kontrol dokter atau trainer.

Video courtesy of Youtube: http://www.youtube.com/watch?v=jO62OdgwmgQ

Rony Gunawan Mengajak Kita Jalan-Jalan ke Tempat-Tempat Asik di Jakarta

Posted: 04 Apr 2012 07:13 PM PDT

Kamis, 05 April 2012, 09:13 WIB

Rony Gunawan Mengajak Kita Jalan-Jalan ke Tempat-Tempat Asik di Jakarta

SPORTKU.COM - Rony Gunawan Mengajak Kita Jalan-Jalan ke Tempat-Tempat Asik di Jakarta.

Redaktur: Redaksi SPORTKU

Sumber: basket.sportku.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 ulasan:

Catat Ulasan