Republika Online

sumber :-

Republika Online


Franck Ribery: Islam Sumber Kekuatanku

Posted: 12 May 2012 11:15 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, Ia dikenal sebagai pribadi yang santun, rendah hati, dan rajin melaksanakan shalat lima waktu, di mana pun dan pada kondisi apa pun.

Penggemar sepak bola dunia, tentu sudah tak asing dengan nama Franck Ribery, gelandang serang asal Prancis yang kini bermain di klub raksasa Bundesliga (Jerman), Bayern Munchen.

Begitu juga, dengan mantan pemain terbaik dunia asal Prancis, Zinedine Zidane, Nicholas Anelka (Chelsea/Prancis), Frederik Kanoute (Sevilla/Mali), Khalid Bouhlahrouz (Sevilla), Zlatan Ibrahimovic (Inter Milan/Swedia), Eric Abidal (Barcelona/Prancis), Kolo Toure (Chelsea), dan Yaya Toure (Barcelona). Mereka adalah pemain sepak bola yang beragama Islam dan menjadi andalan klub maupun negaranya masing-masing.

Berbeda dengan pesepak bola Muslim lainnya, yang lebih dulu memeluk Islam, Franck Ribery justru memeluk Islam setelah bermain di klub asal Turki, Galatasaray, pada 2005. Secara singkat, Ribery mengatakan, dia memilih ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW ini karena menemukan kedamaian dalam Islam.

Baginya, Islam adalah sumber kekuatan dan keselamatan. ''Islam adalah sumber kekuatan saya di dalam dan di luar lapangan sepak bola. Saya mengalami kehidupan yang cukup keras dan saya harus menemukan sesuatu yang membawa saya pada keselamatan dan saya menemukan Islam,'' kata Ribery.

Senantiasa berdoa
Pesepak bola bermata biru yang memperkuat tim Prancis itu memulai karier sepak bolanya, dengan bergabung dengan tim Boulogne di tanah kelahirannya. Kemudian, ia pindah ke tim Ales, Brest and FC Metz.

Kepindahannya ke Olympique Marseille membawanya ke posisi pertama bintang sepak bola Prancis paling populer pada bulan Agustus, Oktober, dan November 2005. Ribery terpilih untuk memperkuat tim Prancis pada Piala Dunia FIFA tahun 2006 yang digelar di Jerman.

Pada 2006 itulah, jati diri Ribery yang telah menjadi mualaf dan memeluk agama Islam terkuak dan menjadi pemberitaan di tengah pertandingan pembukaan antara tim Prancis melawan tim Swiss saat acara Piala Dunia 2006.

Ketika itu, Ribery tersorot publik tengah menengadahkan tangan sebelum pertandingan dimulai. Ribery tengah berdoa, seperti yang dilakukan seorang Muslim. Saat itulah, banyak orang terkaget-kaget dengan sikapnya. Namun, berkat kecemerlangannya dalam bermain bola, publik pun tak menghiraukan perilaku dan kebiasaan Ribery.

Namun, rutinitas berdoa sebelum pertandingan itu akhirnya terkuak juga. Dan, Ribery mengaku sebagai penganut Islam. Ia menemukan kedamaian dalam agama Islam dan menjadi spiritnya dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, tak terkecuali saat bermain bola.

Kabar Ribery masuk Islam, menyeruak sejak awal tahun 2006. Kabar itu mula-mula dilansir L'Express. Majalah ini menyebut adanya pemain nasional Prancis yang secara teratur beribadah di masjid di selatan Marseille. Mingguan itu tidak menyebut nama secara eksplisit, namun yang dimaksud adalah Ribery.

Kendati aksi berdoanya di lapangan hijau telah menarik perhatian publik Prancis, Ribery tetap enggan mengemukakan keyakinan barunya itu secara terbuka. Gelandang kanan klub Olympique Marseille ini mengatakan, keimanan barunya adalah perkara pribadi, tak perlu publikasi.

Alhasil, sejumlah spekulasi pun bermunculan. Ada yang menyebut perubahan itu terjadi sejak Ribery bermain bersama klub Galatasaray pada 2005. Ia membantu klub raksasa Turki tersebut memenangi Piala Turki pada tahun 2005. Semasa menetap di Turki, pemain kelahiran Boulogne-sur-Mer, Prancis, 7 April 1983, ini dikabarkan kerap berbaur dan berdiskusi dengan komunitas Muslim di sana.

Ada pula yang menyebut istri Ribery, Wahiba Belhami, yang asli Maroko itu memainkan peran penting terhadap perubahan Ribery. Ribery memang setahun tinggal di negara berpenduduk mayoritas Muslim itu. Di sana, Ribery berkenalan dengan Wahiba yang kemudian ia peristri. Konon Wahiba berperan besar menuntun Ribery mengenal ajaran Islam. Dari pernikahan tersebut, Wahiba memberinya dua anak, Hizsya dan Shahinez.

Kedua versi itu tak pernah dibantah atau dibenarkan oleh Ribery. Namun, kepada majalah Paris Match, ia mengungkapkan, Islam telah membawanya pada keselamatan.

''Islam juga yang menjadi sumber kekuatan saya di dalam maupun di luar lapangan," ujar Ribery kepada majalah Match tanpa menjelaskan sejak kapan memeluk Islam. Ia menambahkan, ''Saya menjalani karier yang berat. Saya kemudian berketetapan hati untuk menemukan kedamaian. Akhirnya, saya menemukan Islam.''

Tidak pernah tinggalkan shalat
Keimanan dan kepribadian Ribery sebagai seorang Muslim tampaknya tak perlu diragukan. Di tengah padatnya jadwal pertandingan, bapak dua anak ini tak pernah lupa dengan kewajibannya sebagai Muslim. Ia senantiasa melaksanakan shalat lima waktu, di mana pun dan dalam kondisi apa pun. Baginya, shalat merupakan tiang agama yang harus ditegakkan.

Selain rajin melaksanakan shalat, Ribery juga dikenal sebagai pribadi yang santun dan rendah hati. Islam benar-benar telah mengubah perangainya yang keras dan arogan menjadi seorang pribadi yang santun dan memiliki akhlak mulia.

Sifat dan akhlaknya ini tak heran membuat kagum rekan-rekannya di timnas Prancis, FC Bayern Muenchen (tempat ia bermain bola saat ini), maupun kerabatnya.

Steve Bradore dari Organisasi Syuhada, yang melayani para mualaf Prancis, telah mengatakan bahwa muslim Prancis merasa bangga sekali dengan Ribery. ''Dia adalah sumber kebanggaan kami karena penampilannya yang khas dan kerendahhatiannya,'' kata Steve, seperti dikutip dari situs Islamonline.net.

Ribery termasuk pesepak bola sukses. Di usianya yang baru 26 tahun, dia sudah mengoleksi berbagai gelar. Antara lain, satu gelar Fortis Piala Turki bersama Galatasaray di musim 2004/2005, Piala Intertoto bersama Olympique Marseille di tahun 2005, Piala Liga Jerman bersama Bayern Muenchen di tahun 2007, Piala Jerman dan Bundesliga Jerman di tahun 2008. Selain itu, penghargaan Pemain Terbaik Prancis di tahun 2007 dan 2008, juga pesepak bola Jerman terbaik di tahun 2008. sya/dia/berbagai sumber

Franck Ribery yang lahir di Boulogne-sur-Mer, Perancis, 7 April 1983 memiliki tinggi badan 175 cm. Sebelum bermain di FC Bayern Munchen, Jerman, pemain yang beroperasi sebagai gelandang serang ini berkarir di klub US Boulogne (2001-2002), Olympique Ales (2002-2003), Stade Brestois 29 (2003-2004), FC Metz (2004), Galatasaray (2005), dan Olympique Marseille (2005-2007).

Brasil Tanpa Ronaldinho-Kaka di Olimpiade

Posted: 12 May 2012 11:03 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO — Nasib playmaker timnas Brasil, Ronaldinho Gaucho sangat mengenaskan. Menjadi bintang iklan sepakbola Olimpiade 2012 di London, Inggris, pada Agustus mendatang bersama David Beckham dan Gareth Bale, Ronaldinho malah tidak masuk dalam skuat tim Samba dalam perhelatan itu.

Pelatih Brasil Mano Manezes telah mengumumkan 23 nama yang mengisi skuatnya. Sayangnya, dari enam jatah pemain di atas usia 23 tahun, nama eks bintang Barcelona itu tidak tercantum. Brasil juga tidak memanggil Kaka, Robinho, dan Ramires untuk memperkuat Selecao.

Adapun keenam pemain senior yang dipanggil adalah David Luiz, Thiago Silva, Jefferson, Daniel Alves, Marcelo, dan Hulk. "Itu (daftar nama pemain) sudah benar yang berisi 23 pemain untuk tim Olimpiade," kata Manezes mengklarifikasi pertanyaan wartawan sebagaimana dikutip AP akhir pekan kemarin.

Ia bersikukuh bahwa keputusan itu sudah final. "Aku tak akan merubahnya setelah membuat evaluasi selama beberapa bulan terakhir," tegasnya.

Manezes lebih memilih memanggil beberapa pemain Brasil dalam Piala Dunia U-20 yang berhasil keluar sebagai juara tahun lalu. Di antaranya, bek Tottenham Hotspur Bruno Uvini, pemain Internacional Oscar, dan pemain Sao Paulo Casemiro, serta penyerang Santos Neymar.

Sebenarnya, sinyal Ronandinho terlempar dari timnas Brasil untuk Olimpiade terlihat dari tidak dipanggilnya dia dalam empat laga ujicoba yang akan digelar Samba, yaitu melawan Denmark, Amerika Serikat, Meksiko dan Argentina.

Pemain yang pernah menjadi pemain terbaik dunia ini berharap agar bisa memberikan jasanya kepada timnas Brasil dalam ajang Olimpiade yang akan diselenggarakan di London. Namun Ronaldinho yang dikenal suka dugem ini masih berharap sang pelatih membawanya agar bisa menunjukkan kemampuannya di ajang Olimpiade.

"Para suporter harus paham, terkadang mereka berpendapat satu pemain bisa memberikan solusi dari permasalahan sepakbola Brasil, tetapi kenyataannya tidak seperti itu," kata Manezes.

Ia menegaskan, tidak dipanggilanya mantan pemain terbaik dunia itu lantaran performanya menurun dan ingin member kesempatan kepada pemain muda. "Kini saatnya kita melakukan perubahan dengan pemain-pemain muda dan potensial," ujar dia.

Aturan cabang sepakbola Olimpiade dibuat menarik oleh panitia, dengan membolehkan setiap timnas diperkuat maksimal enam pemain senior bergabung. Meski begitu, hanya tiga pemain maksimal di atas umur 23 tahun yang boleh diturunkan di lapangan saat pertandingan.

Kontroversi tidak dipanggilnya Ronaldinho membuat Presiden CBF (PSSI-nya Brasil) Jose Maria Marin angkat bicara. Marin yang dikabarkan memiliki hubungan buruk dengan mantan pemain AC Milan itu membantah terlibat dalam keputusan yang diambil Menezes.

"Saya tidak berbicara dengan siapa pun sebelum mereka membuat daftar itu," tepis dia. "Saya tidak membuat saran atau sindiran. Mereka memiliki kebebasan penuh untuk membentuk tim," tambah Marin.

Berikut ini jadwal ujicoba timnas Brazil sebelum Olimpiade pada 6 Juni mendatang:
26 Mei 2012 - Brazil vs Denmark
30 Mei 2012 - Brazil vs Amerika Serikat
3 Juni 2012 - Brazil vs Meksiko
9 Juni 2012 - Brazil vs Argentina

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 ulasan:

Catat Ulasan