Republika Online

sumber :-

Republika Online


Lawan Persela, Sriwijaya FC Pasang Layar di Luar Stadion

Posted: 12 Jun 2012 01:10 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG - Panitia Pelaksana pertandingan Sriwijaya Football Club menyiapkan sebuah layar proyektor di luar Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, pada pertandingan melawan Persela, Minggu (17/6). Rencana itu disampaikan pengelola tiket Rasyid Irfandi.

"Pemasangan layar lebar di luar stadion sebagai antisipasi membludaknya penonton,"  kata Rasyid di Palembang, Selasa (12/6). Pemasangan itu berdasarkan pengalaman pada pertandingan SFC melawan Persipura lalu,"

Menurut dia, puluhan ribu penonton pada pertandingan melawan "Mutiara Hitam", memaksa masuk stadion karena tidak kebagian tiket pertandingan, sehingga melebihi daya tampung. "Jika ada sebuah layar di luar bisa jadi meredam keinginan penonton untuk memaksa masuk stadion. Selain itu, pihak panitia juga membuat panggung hiburan dengan menampilkan beberapa grup band lokal asal Palembang," katanya.

Antusias warga Kota Palembang untuk menyaksikan pertandingan Sriwijaya FC semakin meningkat, menyusul membaiknya performa tim asal Sumatera Selatan itu pada kompetisi Liga Super Indonesia musim ini. "Laskar Wong Kito" kokoh pada puncak klasemen sementara dengan meraup 67 poin disusul Persipura Jayapura 58 angka.

"Sejak awal putaran kedua terjadi peningkatan cukup siginifikan dalam jumlah penonton, bahkan pada beberapa pertandingan sempat kehabisan tiket seperti saat menghadapi Persipura," kata Rasyid.

Pada laga melawan Persela itu, pihaknya menyediakan 27 ribu tiket dengan harga vvip Rp50 ribu, vip Rp40 ribu, tribun barat Rp30 ribu, tribun timur Rp15 ribu, tribun utara Rp10.000, tribun selatan Rp2.000 (khusus anak-anak).

"Tiket terlebih dahulu dipesan di gerai resmi Sriwijaya FC komplek Palembang Square Mall, kemudian ditukarkan dengan tiket pertandingan pada hati pelaksanaan untuk menghindari pemalsuan. Sementara ini sudah terjual sekitar 25 persen," katanya.

Berhitung Ekonomi di Piala Eropa

Posted: 11 Jun 2012 11:25 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Abdullah Sammy/Wartawan Olahraga Republika

Bukan menjadi rahasia bahwa di setiap event olahraga memuat kepentingan ekonomi yang diusung setiap negara peserta. Dan hanya ada tiga event olahraga di bumi ini  yang bisa memberi keuntungan ekonomi sangat besar yakni Olimpiade musim panas, Piala Dunia FIFA, dan Piala Eropa.

Khusus ada penyelenggaraan Piala Eropa 2012 di Polandia dan Ukraina kali ini, motif ekonomi akan makin dikejar oleh tiap negara peserta. Pasalnya, ekonomi Eropa kini sedang sakit parah. Bahkan para pengamat ekonomi menyebut krisis perbankan yang kini melanda Eropa adalah yang terburuk sejak 1929.

Semua krisis yang menghantam Eropa uniknya melibatkan negara-negara yang berpartisipasi dalam Piala Eropa 2012. Yunani yang menghuni grup A, adalah negara yang menyebabkan efek domino kejatuhan ekonomi Eropa.

Berbeda dengan strategi timnas sepakbolanya yang mengusung prinsip defensif, eknomi Negeri para Dewa itu justru  ultra-offensive. Jika diibaratkan strategi sepak bola, negara Yunani memainkan "all out attack" dengan menguras dalam-dalam anggarannya untuk membiayai keuangan negara.

Pendekatan defisit anggaran dengan mengandalkan hutang yang sangat besar menjadi pilihan Yunani untuk mengejar ketertinggalan ekonominya dari negara lain di zona Eropa.  Strategi Yunani ini sempat membuahkan hasil manis dengan pertumbuhan ekonomi negara itu sepanjang awal 2000-an.

Namun pertumbuhan Yunani tidak berbanding lurus dengan hutang negara itu yang semakin menggila. Walhasil saat hutang itu jatuh tempo, seribu dewa Yunani pun tidak sanggup membayarnya.

Yang celaka, hutang Yunani terkait dengan sumber pendapatan Italia, negara yang di Piala Eropa 2012 menempati Grup C. Padahal pembayaran hutang dari Yunani diperlukan Italia untuk membayar hutang pada negara yang kini menjadi rival mereka di putaran grup Piala Eropa, Spanyol.

                                                                          
                                                                          ***

Walhasil krisis Yunani merembet ke negeri Pizza dan Matador. Krisis pun makin parah pembayaran hutang yang macet dari Italia membuat Spanyol juga tidak mampu menyelesaikan kewajiban keuangannya pada Jerman. Padahal Jerman butuh uang pembayaran dari negara yang menaklukkan mereka di final Piala Eropa 2008 itu untuk membiayai perekonomian dalam negeri.

 Praktis ekonomi Jerman tergoncang yang mengakibatkan sejumlah perusahaan harus memberhentikan pekerjanya. Sebagai kekuatan ekonomi utama di Eropa, goyahnya ekonomi Jerman juga mengakibatkan iklim ekonomi benua Biru jadi lesu. Kini seluruh pemerintahan negara yang berpartisipasi di Piala Eropa 2012 sedang berpikir keras soal bagaimana cara menyelamatkan ekonomi negaranya masing-masing. 

Bagi Jerman, adanya ajang Piala Eropa mampu jadi penyelamat, terutama di sektor industri negara itu.  Seperti dilansir Deutsche Welle, setiap ajang sepak bola seperti Piala Dunia dan Piala Eropa, perusahaan produk olahraga terbesar Jerman mampu mencetak keuntungan hingga 3 miliar dollar AS.

Perusahaan itu pun mampu menyerap 50 ribu pekerja selama berlangsungnya euro. Banyak pesanan kostum kesebelasan negara peserta dan produk yang terkait, membuat keuntungan perusahaan Jerman itu melonjak tajam.

                                                                          ***

Pun halnya Italia dan Spanyol.  Hampir selama tiga minggu pelaksanaan Piala Eropa, kedua negara itu dipastikan akan mendapat pemasukan yang fantastis dari pajak tempat hiburan. Banyaknya pendukung Azzurri dan tim Matador yang menyerbu bar, terutama kala negara itu sersua di laga perdana Grup C, dipastikan akan menghasilkan pemasukan besar.

Khusus bagi Yunani, ajang Piala Eropa kali ini adalah kesempatan mereka untuk memperbaiki citra negara itu, usai dihantam krisis ekonomi. Merujuk keberhasilan Yunani menjadi juara Piala Eropa 2004 yang berimplikasi pada melonjaknya keuntungan di sektor pariwisata, hal serupa kini coba diretas mereka di Polandia Ukraina.

Selama ini sector pariwisata jadi andalan Yunani untuk mendapat fulus pembayaran mega-hutangnya. Status Yunani sebagai negara ketujuh tujuan utama turis dunia dengan pemasukan yang mencapai miliaran dollar, tentu ingin dipertahankan dengan adanya promosi yang baik. Dan tidak ada promosi yang lebih baik ketimbang tampil baik di Piala Eropa 2012.

Dengan kenyataan ini, Piala Eropa pun jadi berkah yang tersembunyi di tengah krisis ekonomi yang menerpa Benua Biru. Syarat bagi negara peserta untuk mengeruk keuntungan ekonomi pun sederhana; cukup bertahan selama mungkin di kejuaraan, atau kucuran dollar menghilang.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 ulasan:

Catat Ulasan