Sindikasi sport.okezone.com

sumber :-

Sindikasi sport.okezone.com


Ambisi Lotus Kembalikan Nama Besar

Posted: 01 Feb 2012 02:26 AM PST

ENSTONE - Lotus Renault GP benar-benar serius ingin mengembalikan nama besar di Formula One (F1). Terbukti, pada musim 2015 mendatang, tim yang bermarkas di Enstone itu berharap ada salah satu pembalapnya yang menjadi juara lagi.

Lotus pernah berjaya di balapan F1. Saat masih diperkuat Fernando Alonso, Lotus yang ketika itu masih bernama Renault, merebut gelar juara 1994-95 dan 2005-06. Tapi, sejak saat itu, nama Renault mulai tenggelam oleh Ferrari dan McLaren.

Lotus menunjuk seorang pria bernama Thomas Mayer, untuk menempati Kepala Operasional, dan akan mengambil posisi Patrick Louis, yang akan menduduki posisi sebagai CEO. Mereka berdua akan berdampingan dengan team principal Eric Boullier.

"Target kami untuk kembali bertarung di papan atas sedang dalam proses dan kami sedang meninggalkan jejak lama," jelas Boullier, yang menempati posisi team principal sejak 2010 menggantikan Gerald Lopez tersebut.

"Kontribusi Patrick Louis dan saya sejauh ini sangat berharga. Kini, kami bisa lebih fokus lagi dalam bekerja, dengan masuknya Thomas Mayer sebagai CEO yang baru," lanjutnya dilansir dari GPUpdate, Rabu (1/2/2012).

"Target kami sudah jelas sekali ingin menjadi pesaing lagi untuk kejuaraan 2015-16 mendatang, untuk mengembalikan gelar juara pada musim 1994-1995 dan 2005-06 yang pernah diraih oleh tim Enstone ini," tandasnya.
(hmr)

Full content generated by Get Full RSS.

Bicara Bibit Madura, Christo Sampai Kei Nishikori

Posted: 01 Feb 2012 01:44 AM PST

Indonesia pernah menjadi Macan Asia di era 1990-an ketika nama-nama seperti Suwandi, Bonit Wiryawan, Yayuk Basuki, masih menghiasi daftar elite petenis Indonesia. Bahkan delapan tahun sebelumnya, Indonesia pernah menembus 16 besar dunia. Waktu itu Yustedjo Tarik, Tintus Arianto Wibowo dkk, membuat nama Indonesia sangat ditakuti bahkan oleh Jepang, negara yang kini punya produk atlet seperti Kei Nishikori, petenis ranking 20 dunia.
 
Setelah 2002, era Angelique Widjaja, reputasi Indonesia semakin tenggelam. Untuk level Asia Tenggara saja, Indonesia masih dianggap di bawah Thailand dan Pilipina.
 
"Kita masih harus kerja keras. Pembinaan harus kontinyu," kata pelatih Tim Davis Indonesia Bonit Wiryawan, saat ditemui okezone di lapangan tenis kediaman Ketua PB Pelti Martina Widjaja di Ragunan Jakarta Selatan, pekan lalu.
 
Kerja keras memang menjadi kata kunci untuk mengembalikan kejayaan tenis Indonesia. Menurut pria 43 tahun yang pernah menyabet perak di Asian Games 1994 ini Indonesia tidak kekurangan bibit unggul. Namun, masih banyak pekerjaan rumah untuk menjadikan mereka atlet yang mampu bersaing di kancah internasional. Berikut petikan lengkap wawancaranya:
 
Bagaimana situasi pembinaan tenis di Indonesia. Apakah Indonesia punya bibit unggul masa depan?
 
Indonesia punya potensi luar biasa. Beberapa kali saya ke daerah ditugaskan PB Pelti seperti Sentra Padang beberapa pekan lalu saya lihat ada pemain junior yang menurut saya cukup bagus. Di Surabaya juga sama. Saya melihat ada pemain-pemain daerah khususnya dari Madura juga punya potensi sangat bagus. Padahal dulu kita tidak tahu. Tapi kedepannya pembinaan harus berlanjut, sekaligus dikasih wawasan yang lebih.
 
Maksudnya bagaimana pemain harus memiliki wawasan lebih?
 
Begini, biasanya mereka terutama di daerah banyak yang saat junior bagus, tapi saat memasuki fase senior prestasinya hilang. Maka itu mereka harus punya wawasan lebih. Sekarang informasi bisa lebih luas didapat. Dari televisi, buku dll.Transportasi juga lebih mudah. Mereka harus keluar jangan terus di daerah sendiri. Misalnya di luar Jawa, ya pertama ke Jawa dulu.
 
Barometer nasional ada di Jawa. Dulu Jawa Timur, tapi sekarang agak menurun. Maksud saya, jangan merasa sudah cukup jika menjadi juara di daerah, harus ke skup lebih luas ke nasional, kemudian internasional. Wawasan seperti itu yang diperlukan.
 
Dari sudut pandang mana anda melihat pemain yang menurut anda luar biasa itu?
 
Di Surabaya saya melihat anak-anak menurut saya bagus sekali, tidak seperti zaman saya. Mereka sudah bisa memukul, main sudah bisa, semuanya. Tapi kedepannya saya kurang tahu. Kadang-kadang banyak kendala yang dihadapi. Semua pihak harus bekerja sama secara optimal, ya pelatih orangtua, dan pemain.
 
Sejauh ini menurut pengamatan anda bagaimana pandangan umum orangtua?
 
Orangtua unsur terpenting juga selain tentu anak itu sendiri. Orangtua sangat vital karena, kalau anak tidak didukung orangtua pasti akan terhambat juga. Jadi harus singkron semua.
 
Tantangannya juga ada yang menganggap tenis ini tidak bisa menghasilkan. Tapi kalau kita lakukan secara profesional dan maksimal, hasilnya luar biasa. Seperti sekarang lihat Christopher Rungkat, ikon tenis kita saat ini. Kemarin dia dapat 3 emas, berapa yang bisa dia dapatkan untuk materi, luar biasa. Dengan itu banyak hal yang bisa diperbuatnya setelah itu. Tapi untuk memperolehnya, tentu dia kerja keras.
 
Masih banyak orangtua yang memandang sebelah mata profesi petenis?
 
Masih banyak. Menurut saya sebetulnya kalau dilakukan maksimal ya tenis juga bisa untuk masa depan kita. Ya tentu harus all out, jika kita tidak maksimal, hasilnya pun tidak maksimal.
 
Menurut anda selain pelatih dan orangtua, kesuksesan pemain itu 70 persen ditentukan dirinya sendiri lalu apa prinsip yang harus dipegang para pemain agar mereka tetap bekerja keras?

 
Saya selalu menekankan ke pemain, kita latihan saja belum tentu juara, karena yang lain juga latihan. Kalau kita latihan sampai 100 persen lawan juga mungkin sama bahkan 110 persen. Tapi bagaimana kita meng-upgrade diri kita sendiri supaya jadi yang terbaik dan tidak cepat puas.
 
Seperti sekarang, emas SEA Games sudah dapat, tapi jangan enak-enakan lagi. Masih ada Davis Cup dan yang lain lagi, jangan berhenti di situ, target apa lagi yang ingin dicapai? harus kerja keras.
 
Kita bisa lihat kemarin Australian Open, pemain Jepang Kei Nishikori umurnya baru 22 tahun seperti Christo, sekarang dia sudah ranking 20 dunia, Christo ranking 400. Di SEA Games memang juara, tapi di ajang yang lebih besar kita ketinggalan.
 
Adakah situasi yang berbeda bagi petenis dulu dan sekarang?
 
Memang dulu dan sekarang berbeda. Tapi saya lihat ada prinsip yang sama, yang harusnya tetap diemban pemain. Yaiu disiplin.Memang banyak faktor, tapi itu yang utama dari semua ini, harga mati.
 
Kenapa kita tertinggal, apakah ada perbedaan dalam pembinaan?
 
Saya rasa tidak juga. Yang perlu ditambah adalah jam terbang untuk pertandingan. Misalnya di Indonesia boleh dikata yang paling bagus Christo, jadi dia harus pergi ke luar mencari pengalaman sebanyak-banyaknya. Di Amerika banyak sekali yang lebih di atas dia, kalau di sini dia terlalu gampang. Barometer dunia kan Amerika atau Eropa, jadi dia harus ke sana. Perbedaannya jam terbang.
 
Masalahnya juga saya dengar di Indonesia pemain sulit berkembang karena sulit mendapatkan sparing partner yang sepadan, begitu juga jika ingin menjajal pemain yang level usia nya lebih tinggi?
 
Seharusnya tidak seperti itu.Yang di atas tidak bisa egois. Mungkin juga yang di atas takut kalah. Tapi menurut saya tidak seperti itu. Tapi itu sebenarnya bisa diakali dengan sistem poin handicap (sistem poin untuk pertandingan antar pemain berbeda level). Seperti sekarang kita juga ada lawan tim perempuan, bisa saja yang laki-laki tidak mau, tapi saya tidak mau, itu harus. Selain untuk berbagi, latihannya kan ada handicap, misalnya dia service 0-30 dll. Kalau selalu ingin main dengan lawan yang di atas, bagaimana dengan Federer, bagaimana dengan Nadal?
 
Langkah pembinaan itu biasanya seperti apa?
 
Jadi latihannya untuk pemula, menengah dan lanjut. Jadi memang beda-beda tapi prinsipnya sama tinggal volumenya disesuaikan.
 
Kalau junior di bawah 14 tahun kita harus melatih mereka dengan skill. Jagan cari menang dulu, kalau sudah cari menang, anak nanti cenderung mainnya asal aman dan konsisten tapi tidak punya senjata. Padahal dari awal pemain harus punya senjata andalan untuk di kemudian hari. Beda dengan umur advance, memang harus cari menang bukan main bagus. Dan tidak selalu saat U-14 juara, saat senior akan juara. Karena terbiasa main aman, lupa mengasah skill.
 
Bagaimana pola pelatihan di luar negeri lebih keras atau sama saja dengan di Indonesia?
 
Jam latihan hampir sama. Desember 2010 saya ditugaskan ke Thailand, saya cukup senang waktu itu dengan program di sana. Drilling pagi hari kemudian sore main. Hampir sama. Ketua Pelti Martina sering memanggil pelatih dari luar, saya ambil positifinya. Saya banyak belajar dari mereka juga, yang penting semua konsisten dan kontinyu. Prestasi tidak serta merta datang harus melalui upaya yang berkesinambungan.
 
Lalu apa yang kurang di Indonesia, bagaimana peran pemerintah?
 
Pemerintah tidak bisa diharapkan banyak. Seharusnya sekarang ini pemerintah bisa lebih memperhatikan atlet karena yang bisa mengharumkan negara, salah satu nya dengan olahraga.
 
Konkretnya paling tidak ada turnamen berskala nasional bahkan kalau bisa internasional, karena tenis ini tidak bisa berhenti-berhenti. Dari minggu ke minggu harus ada pertandingan terus. Pemain top dunia itu mengikuti turnamen dari pekan ke pekan selama satu tahun tidak berhenti, bagaimana yang belum top? harusnya lebih rajin lagi kan.
 
Saya mengerti itu berat. Untuk memiliki jam terbang banyak, cukup mahal. Makanya kalau bisa, kita mengadakan sendiri tidak usah kita keluar minimal secara nasional saja.
 
Seperti di Spanyol. Mereka punya pertandingan internasional 44 kali dalam setahun, kita di Indonesia sekitar empat sampai lima dalam setahun. Padahal kita harus punya 25-35 kali pertandingan setahun.
 
Kalau kuotanya kurang, kredit poin kurang maksimal, mereka Cuma 5-10 kali bertanding. Jadi seperti belajar, kalau kredit poinnya kurang kan her lagi, her lagi.
 
Kapan Indonesia bisa kembali jadi Macan Asia lagi?
 
SEA Games kemarin saja kita unggulan ketiga setelah Thailand, dan Pilipina. Bagaimana dengan Asia, ada Jepang Cina, dan Korea. Jepang bukan take off lagi, tapi sudah di bulan. Zaman saya, Asian Games dapat perak, sekarang mana bisa.
 
Tapi ada modal ke sana tapi tentu tidak gampang, harus kerja keras. Dengan pertandingan-pertandingan yang cukup, dan latihan maksimal. Tapi ya agak lama karena persaingan luar biasa.
(fit)

Full content generated by Get Full RSS.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Berita Harian: Sukan

sumber :-

Berita Harian: Sukan


‘Misi sukar pertahan juara’

Posted: 31 Jan 2012 02:42 PM PST

Sukan

RAJAGOBAL (kiri) akan beri peluang kepada pemain baru untuk menunjukkan bakat mereka.

RAJAGOBAL (kiri) akan beri peluang kepada pemain baru untuk menunjukkan bakat mereka.

Rajagobal akui tugas rampas juara Piala AFF Suzuki lebih mudah

BAGAIKAN sedar hakikat misi mempertahankan kejuaraan Piala AFF Suzuki penghujung tahun ini lebih berat dan besar berbanding ketika misi merampas hingga dinobatkan juara buat pertama kali dua tahun lalu, Datuk K Rajagobal tidak mahu terburu-buru dalam membuat sebarang keputusan.

Langkah drastik yang diambil pengendali berpengalaman itu kini adalah memberi peluang kepada beberapa muka baru untuk merasai saingan pentas yang lebih tinggi di peringkat antarabangsa, sebelum membuat keputusan menyenaraikan pemain bagi tugasan getir itu, November depan.

Menurutnya, Persatuan Bola Sepak Malaysia (FAM) masih menunggu jawapan daripada Arab Saudi untuk mengadakan perlawanan persahabatan 24 Februari ini. "Saya akan cuba beri peluang kepada pemain baru untuk menunjukkan bakat mereka tapi satu perlawanan memang tidak cukup untuk menilai seseorang pemain itu.

"Setakat ini hanya Filipina yang sudah memberikan maklum balas untuk mengadakan perlawanan persahabatan pada 29 Februari manakala Arab Saudi masih belum beri sebarang jawapan, namun ada tanda positif mereka berminat menentang kita," katanya.

Untuk masa terdekat ini, skuad kendali jurulatih 56 tahun itu akan berpeluang menguji skuad Liga Super Kelantan di Stadium Nasional Bukit Jalil, hari ini.

"Kami terikat dengan kalendar FIFA (Persekutuan Bola Sepak Antarabangsa), jadi kami tidak boleh mencari pasukan lain sebagai ganti sekiranya Arab Saudi membatalkan hasrat menentang Malaysia.
"Tapi untuk perlawanan dengan Kelantan malam esok (malam ini), saya tidak dapat menggunakan beberapa pemain Tentera kerana mereka terbabit dalam perlawanan Liga Perdana menentang Pahang Jumaat ini," katanya.

Komen Anda

Terima kasih diatas penyertaan anda. Berita Harian berhak untuk tidak memaparkan sebarang komen yang menyentuh isu-isu sensitif dan yang berbentuk iklan komersil. Alamat IP anda akan direkodkan dan mungkin digunakan untuk menghalang penghantaran komen seterusnya jika melanggar peraturan yang ditetapkan.

Senarai komen

pak usu

pak usu percaya dato raja mampu lakukan sekali lagi....kita sebenarnya setara atau mungkin lebih daripada pasukan asean lain. cuma kalau kena strategi dan form yang tepat, sekali lagi rakyat malaysia akan mengalir air mata sebak gembira jika dato mengekalkan piala aff hujung tahun ini. semangat 2010 serta suntikan harimau muda di sukan sea pasti membarakan lagi harapan kita. syabas dan terus berjuang

izlanxai

belum main dah buat moral down.. ganti je dengan kim swee, taktik lebih pantas..

olive_vya

malaysia boleh dan sentiasa boleh

Ashikin

Malaysia pasti boleh! teruskan perjuangan yang belum selesai

ismail

teruskan perjuangan ..msia boleh..

ramesh

Mungkin Datuk K Rajagobal harus memberi peluang kepada beberapa pemain dalam skuad olimpik untuk bermain dalam skuad kebangsaan berdasarkan prestasi semasa

sham

sebenarnya kekuatan HM terletak pd HM Muda, bukannya pd skuad senior. separuh dr skuad yg memenangi AFF suzuki adalah dr HM muda. Rajagopal tidak sedarkah lg....

nyamuk_berapi

pendekatan yang bijak dilakukan oleh ketua jurulatih negara, Datuk K.Rajagobal dengan menyenarai kan beberapa muka baru untuk di ketengahkan..selamat berjuang.....selamanya harimau malaya

ahmad

buat persiapan awal, tajamkan hantaran dan tajamkan jaringan gol. main mcm barcelona, one touch football. harimau malaya pasti berjaya. insyaAllah.

shahrul

Jangan takut kita gempur selagi boleh.....Hidup Harimau Malaya


Full content generated by Get Full RSS.

T-Team ‘cerai’ Simukonda

Posted: 31 Jan 2012 02:40 PM PST

Sukan

JODOH penyerang import Liga Super T-Team, Zachariah Simukonda akhirnya terlerai apabila kontraknya bersama pasukan itu ditamatkan selepas aksi kurang bertenaga dalam lima perlawanan, selain mengalami kecederaan berpanjangan.

Jurulatih Yunus Alif berkata, antara faktor utama pemain 28 tahun itu terpaksa dilepaskan adalah akibat kecederaan yang dialami pada separuh masa kedua ketika menentang Selangor dan dia dijangka memerlukan lebih empat minggu untuk pulih.

"Kami tidak boleh menunggu begitu lama dan pengurusan membuat keputusan untuk mencari penyerang baru sebelum tamat tempoh pendaftaran pemain import, 13 Februari ini. "Beberapa pemain dijangka menghadiri sesi pemilihan esok (hari ini) dan panel pemilih akan membuat keputusan dalam masa terdekat," katanya kepada Berita Harian selepas mesyuarat pengurusan pasukan, semalam.

Yunus berkata, bukan kekalahan dua kali berturut-turut kepada Terengganu dan Selangor menjadi penyebab khidmat pemain kelahiran Zambia itu ditamatkan, cuma kecederaan lutut dan paha dialaminya menjadi penghalang.

Menurutnya, Simukonda sudah melakukan yang terbaik ketika mewakili T-Team, walaupun ramai peminat berpendapat persembahan bekas pemain Red Arrows FC di Lusaka, Zambia, itu kurang bermutu.

"Ramai yang menjadikannya bahan ketawa, namun kita perlu menghargai sumbangannya termasuk jaringan sulungnya ketika bertemu Kuala Lumpur. Mungkin dia belum serasi dengan Fadzly (Saari) dan Faiz (Subri)," katanya.
Yunus bagaimanapun berpuas hati dengan kekentalan benteng pertahanan diketuai pemain Bosnia dan Herzegovina, Bojan Petric dan kehadiran semula Rosdi Talib dan Shahril Faizal akan mengembalikan kekebalan seperti tiga perlawanan awal apabila penjaga gol, Iqbal Suhimi, gagal dibolosi.

"Bahagian tengah juga mantap setakat ini dengan Zairo (Anuar Zailani) sebagai kapten menunjukkan komitmen tinggi sehingga menjaringkan lima gol dalam lima perlawanan setakat ini," katanya.

Full content generated by Get Full RSS.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS