REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Markis Kido/Hendra Setiawan menjaga peluang merebut gelar pertama tahun ini. Ganda putra andalan Indonesia menaklukan unggulan teratas, Mathias Boe/Carsten Mogensen, 21-13 22-20, pada babak perempat final Djarum Indonesia Open Super Series Premier, di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (24/6).

"Tadi kami tampil sesuai dengan pola permainan kami. Lebih banyak menurunkan bola, sehingga mereka tidak punya kesempatan untuk melakukan smes keras," kata Hendra.

Ini merupakan pertama kalinya Kido/Hendra melangkah ke semifinal tahun ini. Unggulan ketujuh ini meraih hasil buruk pada beberapa turnamen sebelumnya, termasuk tersingkir di babak kedua Singapura Open pekan lalu.

Hendra pun mengatakan, kemenangan atas pasangan andalan Denmark ini menaikan kepercayaan dirinya dan Hendra. Ini menjadi modal yang bagus untuk menghadapi pasangan nomor satu Cina, Cai Yun/Fu Haifeng, di semifinal.

Kido/Hendra pernah mencatat kemenangan mengesankan menghadapi Cai/Fu pada final Olimpiade 2008 di Beijing. Tapi, dua kali juara Indonesia Open tersebut gagal mengalahkan Cai/Fu pada dua pertemuan terakhir.

Hendra optimistis dapat mengakhiri catatan buruk tersebut. Ia mengatakan, tidak boleh kehilangan konsentrasi ketika menghadapi pasangan Cina yang baru saja naik ke peringkat pertama dunia tersebut. "Kami harus tampil sama ketika menghadapi Boe/Mogensen. Lebih banyak menurunkan bola supaya lawan tidak punya peluang menyerang," kata dia.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Perjuangan pasangan ganda putri Indonesia Vita Marissa/Nadya Melati ke semifinal Indonesia Open 2011 cukup berat. Mereka harus bermain tiga set saat mengalahkan pasangan Chin Eei Hui/Wong Pei Tty di Jakarta.

Vita Marissa/Nadya Melati membutuhkan waktu sekitar 58 menit untuk menundukkan pasangan asal Malaysia itu dengan skor 21-17, 17-21, dan 21-17. Mereka berhak lolos ke semifinal menyusul pasangan ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan yang sudah lebih dulu memastikan lolos ke babak empat besar.

"Kami beberapa kali bertemu dan mampu menang. Kondisi itu kami manfaatkan pada pertandingan tadi," kata Vita Marissa usai pertandingan.

Menurut dia, unggul pada beberapa pertandingan membuat lengah sehingga mampu dimanfaatkan dengan baik oleh lawan dan memaksa harus bermain tiga set yang dinilai cukup melelahkan. "Kami terlalu bernafsu, eh malah salah," kata Vita.

Setelah skor imbang 1-1, pasangan Vita Marissa/Nadya Melati langsung menurunkan tempo permainan dan lebih sabar. Rally-rally panjang serta diselingi dengan drop shot dan smesh keras terus diperagakan meski lawan juga mengimbangi.

Namun, pelan tapi pasti poin demi poin berhasil diraih dan hasilnya mampu mengendalikan permainan dan mampu merebut set ketiga dengan skor 21-17. Kemenangan tersebut membawanya ke babak semifinal Indonesia Open 2011.

Meski Nadya Melati merupakan tandem yang baru, Vita Marissa mengaku telah menemukan kecocokan. Sebagai pemain senior, dirinya terus memberikan bimbingan pasangan tandemnya dalam satu tahun terakhir ini. "Saya terus memberikan motivasi agar dia bermain lepas. Yang jelas semangat Nadya cukup tinggi sehingga kami menemukan kecocokan," kata mantan pasangan Liliyana Natsir itu.

Pernyataan senang disampaikan oleh Nadya Melati. Meski berpasangan dengan pemain senior dan kelas dunia, dirinya mengaku tidak canggung dan bisa bekerja sama. Kondisi itu akan diteruskan hingga pertadingan-pertandingan berikutnya. "Saya sering kepikiran jika berpasangan dengan pemain kelas dunia," kata Nadya saat dikonfirmasi.

Vita Marissa/Nadya Melati pada semifinal Indonesia Open 2011 akan menghadapi pasangan asal Jepang Mizuki Fujii/Reika Kakiiwa yang di perempat final mengalahkan rekan senegaranya Shizuka Matsuo/Mami Naito, 15-21, 21-21, dan 21-15.