Kuartet 4x400m cipta kejutan

PALEMBANG – Datang bersama kontroversi dan langsung tidak diletak harapan, kuartet 4x400 meter lelaki negara melakar kejutan terbesar pada penghujung cabaran hari ketiga Sukan SEA XXVI apabila menghadiahkan pingat emas paling tidak diduga di Stadium Olahraga Jakabaring.

Kombinasi Muhammad Yunus Lasaleh, Sehzuan Ahmad Rosely, P. Yuvaraaj dan S.Kannathasan pada awalnya tidak disenaraikan ke Sukan SEA dan hanya mendapat tempat dalam kontinjen pada saat akhir, mengetepikan segala ujian dengan menggondol emas menerusi catatan masa 10.47s.

Malaysia, yang kali terakhir memenangi emas 4x400m lelaki pada Sukan SEA Korat 2007, menumpaskan Filipina dan Thailand.

Malah, ia merupakan emas kedua yang hadir daripada lapangan olahraga semalam selepas Lee Hup Wei sebelum itu mengotakan janjinya untuk mempertahankan kejuaraan lompat tinggi lelaki menerusi lompatan sederhana, 2.15m, jauh daripada catatan terbaiknya, 2.27m.

Terjun pula terus menjadi sukan yang tidak menghampakan apabila menambah dua lagi emas menerusi kombinasi Yeoh Ken Nee-Bryan Nickson Lomas (3 meter papan anjal lelaki) dan Leong Mun Yee-Traisy Vivian dalam 10m platform wanita.

Selepas menokok empat emas, empat perak dan tujuh gangsa pada hari ketiga, Malaysia kini menghuni tangga kelima kedudukan pingat keseluruhan menerusi 12 emas, 14 perak dan 22 gangsa.

Indonesia terus unggul dengan 55 emas, diikuti Thailand 35, Vietnam 26 dan Singapura 18.

Biarpun diceriakan dengan empat emas, hari ketiga Sukan SEA XXVI dijejaskan dengan kegagalan bintang renang Khoo Cai Lin mempertahankan pingat emas dalam acara kegemarannya, 400m gaya bebas.

Turun sebagai sasaran, Cai Lin sekadar meraih perak dengan 4:16.54s, namun masa yang melayakkannya dia ke Sukan Olimpik dalam kategori B. Malah, perenang muda, Chan Kah Yan memberi sedikit keceriaan apabila mencipta rekod baru kebangsaan, 29.55ss dalam 50m kuak lentang wanita untuk meraih perak.

Hari ceria Malaysia turut dicemari beberapa keputusan kontroversi dalam acara karate dan taekwondo, yang menafikan hajat Malaysia untuk menambah sekurang-kurangnya dua lagi emas.

Dalam taekwondo kelas bawah 46kg wanita, Nurul Asfah Mohamed Johari kalah 5-8 kepada lawan dari Indonesia, Fransisca Valentin menerusi keputusan berat sebelah juri ketika.

Karate kumite berpasukan wanita turut menerima nasib serupa apabila kombinasi G. Yamini, Jamalliah Jamaludin dan A. Nisha kalah Indonesia 2-1.

Pungutan pingat emas negara dijangka kembali rancak hari ini, andai acara disasarkan tidak mengalami kejutan.

Olahraga mempunyai dua lagi emas untuk diburu menerusi dua bintangnya, Noraseela Mohd. Khalid (400m lari berpagar) dan Roslinda Samsu, lompat bergalah wanita.

Dalam renang, Siow Yi Ting menjadi harapan untuk menamatkan kemarau emas negara apabila turun mempertahankan kejuaraan 100m kuak dada wanita, manakala Cai Lin memperoleh peluang menebus dalam 800m gaya bebas wanita.

Boling yang mensasarkan tiga emas di Jakarta turut memulakan pemburuan dengan bermulanya acara perseorangan.

Tanpa Esther Cheah, kekuatan skuad wanita tidak tergugat, begitu juga dengan skuad lelaki yang diketuai juara berganda Sukan Asia 2010, Alex Liew.

Harapan emas juga diarah kepada menembak (Nur Suryani Mohamed Taibi dan Shahera Rahim Raja, 10m air rifle wanita) manakala badminton menjadi tumpuan peminat di Jakarta, apabila Malaysia menentang musuh tradisi, Indonesia di Stadium Istora Senayan untuk memburu emas berpasukan lelaki. – Utusan

'Bukan Singapura tentu nasib'

JAKARTA - Jurulatih Harimau Muda, Ong Kim Swee tidak mahu bergantung kepada keputusan perlawanan di antara Singapura dan Thailand Khamis ini dalam menentukan nasib untuk ke separuh akhir acara bola sepak Sukan SEA XXVI.

Saingan ke separuh akhir Kumpulan A kini menjadi rebutan antara Malaysia dan Singapura setelah Thailand tiada lagi harapan akibat kalah 1-3 kepada Indonesia, kelmarin.

Ini bermakna, jika Singapura, yang kini memiliki empat mata, kalah atau seri dengan Thailand Khamis ini, maka Malaysia akan mengiringi Indonesia, yang sudah layak ke separuh akhir.

Namun, jika Singapura menang, Malaysia yang kini mengumpul tujuh mata, perlu sekurang-kurangnya seri apabila berdepan Indonesia pada aksi terakhir Kumpulan A itu nanti.

Bagi Kim Swee, dia tidak mengendah atau memikirkan apa juga keputusan perlawanan di antara Singapura dan Thailand, sebaliknya fokus untuk mendapat mata apabila berdepan Indonesia.

"Nasib kita untuk ke separuh akhir ditentukan oleh pemain sendiri, bukan bergantung kepada keputusan perlawanan lain.

"Saya tidak mahu membuat perkiraan sedemikian (bergantung keputusan Singapura-Thailand). Sama ada Singapura menang atau kalah, itu tidak penting, yang penting kita kena mengutip mata pada pertembungan dengan Indonesia nanti," katanya.

Ditanya sama ada akan wujud 'pakatan' kemungkinan Thailand, yang sudah tersingkir daripada perebutan ke separuh akhir akan memberi kemenangan kepada Singapura, Kim Swee berkata, ia tidak mungkin berlaku.

"Walaupun sudah tiada peluang untuk ke separuh akhir saya percaya Thailand akan bermain bersungguh-sungguh demi maruah mereka," katanya.

Dalam pada itu, Kim Swee meminta pemain supaya berhati-hati dan mengawal perasaan ketika berdepan Indonesia nanti, bagi mengelak insiden buang padang seperti mana yang menimpa dua pasukan yang berdepan Indonesia sebelum ini, iaitu Singapura dan Thailand.

Pada perlawanan kedua pasukan tuan rumah, Singapura terpaksa beraksi dengan 10 pemain, setelah seorang pemain dikenakan kad merah.

Kelmarin, giliran Thailand pula dan lebih parah mereka beraksi dengan sembilan pemain kerana dua pemain mereka dibuang padang.

Mengulas kemungkinan pengadil memihak kepada tuan rumah, Kim Swee berkata, dia tidak mahu terlalu memikirkan soal mutu pengadilan.

"Saya cuma harap pemain supaya waspada dan tidak beraksi mengikut perasaan bagi mengelak insiden yang dialami Singapura dan Thailand, menimpa kita pula," katanya. - Utusan

Auzan Julikar Sutedjo - Okezone

Auzan Julikar Sutedjo - Okezone

Putri Raja Thailand, Princess Sirivannavari Nariratana (kanan) menghampiri pemain timnas sepak takraw beregu putri Thailand usai memenangkan permainan melawan Indonesia 3 - 0 di arena pertandingan sepak takraw, di Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (12/11). FOTO (ANTARA/Nila Fu'adI/11.)

Berita Terkait

Putri Raja Thailand itu baru saja tiba di Jakarta, setelah sebelumnya memberi dukungan untuk cabang olahraga yang dipertandingkan di Palembang, Sumatera Selatan.

Sebelumnya, ia menyaksikan langsung pertandingan tim sepak takraw putri beregu Thailand melawan tim Indonesia, di arena SEA Games XXVI, Jakabaring Sport City (JSC) pada Sabtu (12/11). Timnas sepak takraw negaranya itu berhasil mengalahkan Indonesia 3-0.

Putri HRH Princess Sirivannavari Nariratana, yang mendapat pengawalan ketat itu, meninggalkan arena Istora Senayan lebih dahulu saat pasangan Savitree Amitrapai/Saralee Thoungthongkam tengah bertarung ketat melawan Vita Marissa/Liliyana Natsir di partai keempat.

Saat Putri Raja Bhumibol Adulyadej tersebut meninggalkan arena, para pendukung Thailand sempat berdiri untuk memberikan penghormatan kepadanya.

Pasangan pebulu tangkis Thailand itu akhirnya berhasil menutup permainan dalam tiga game yang berakhir dengan skor 21-19, 16-21, 22-24 dan memastikan Thailand memperoleh medali emas.

Tim "Negeri Gajah Putih" sebelumnya sudah memimpin 2-1 lewat kemenangan dua pebulu tangkis tunggalnya, yakni Prontip Buranaprasertsuk dan Ratchanok Intanon.

Porntip menghentikan tunggal pertama Indonesia Linda Weni Fanetri dengan skor 17-21, 21-11, 21-16, kemudian juara dunia junior Ratchanok Intanon membekuk Adriyanti Firdasari juga dalam tiga game 21-12, 19-21, 21-19.

Satu angka bagi tuan rumah diraih melalui pasangan Nitya Krishinda Maheswari/Anneke Feinya Agustine yang menumbangkan ganda peringkat 11 dunia, Duanganong Aroonkesorn/Kunchala Voravichitchaikul, dengan dua game langsung 22-20, 21-9.

(SDP-06 )

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Olahraga golf - ilustrasi (ANTARANEWS/Ardika)

Untuk cabang olahraga golf, Thailand merupakan tim yang paling diperhitungkan

Berita Terkait

Video

"Prestasi tim golf Indonesia pada beberapa SEA Games kurang menggembirakan. Pada SEA Games XXV di Laos, kita hanya meraih medali perunggu," kata Dian Mariyun, panitia pertandingan Persatuan Golf Indonesia (PGI) yang juga Panpel Golf SEA Games 2011 di Bogor, Senin.

Menurut Dian Mariyun, golf Indonesia menghadapi persaingan ketat dari negara-negara peserta SEA Games lainnya. Pasalnya peta kekuatan berimbang.

Dari 11 negara peserta SEA Games 2011, sembilan negara mengirimkan atlet-atletnya pada cabang golf, yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Laos, Vietnam, Kamboja, dan Filipina. Dua negara lainnya, yaitu Brunei, dan Timor Leste, tidak mengirimkan utusannya.

Masing-masing negara menyertakan dua tim, yaitu putra dan putri. Tim putra beranggotakan empat orang, sedangkan putri tiga orang.

Dian mengemukakan, dari sembilan negara yang mengikuti pertandingan golf, Thailand merupakan tim yang paling diperhitungkan dan patut diwaspadai.

"Untuk cabang olahraga golf, Thailand merupakan tim yang paling diperhitungkan. Pada SEA Games XXV, mereka mendominasi peraihan medali golf," paparnya.

Namun Dian optimistis Indonesia bakal mampu meningkatkan prestasinya di SEA Games kali ini. Persiapan khusus yang dilakukan tim golf Indonesia melalui pelatnas yang digelar selama delapan bulan, yaitu mulai Maret hingga Oktober 2011, diyakini akan berdampak positif bagi perkembangan atlet-atlet yang diterjunkan di SEA Games.

"Kami berupaya meningkatkan prestasi. Kalau pada SEA Games lalu Indonesia hanya mampu meraih medali perunggu, kali ini diharapkan meraih emas," terangnya.

Lokasi pertandingan Cabang Olahraga Golf SEA Game XXVI dipusatkan di New Course Score Card, Jagorawi Golf and Country Club, Jalan Kranggan, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Indonesia menerjunkan dua tim, yakni  Tim putra berkekuatan empat orang, terdiri dari Ian Andrew, George G, Rinaldi, dan Suprapto. Sedangkan tim putri beranggotakan tiga orang, yaitu Tatian W, Juriah, dan Ika Woro.

Pertandingan golf dimulai sejak Senin dari pukul 07.00 hingga pukul 12.00 WIB, dan akan berlangsung hingga Kamis mendatang.

Cabang Golf memperebutkan empat medali emas, yakni putra individu, putra beregu, putri individu, dan putri beregu.

(ANTARA-053/T004/Z002) 

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

ROMA, KOMPAS.com - Kiper Juventus, Gianluigi Buffon, akan memiliki hari istimewa saat timnya melawan Uruguay dalam pertandingan persahabatan, Selasa (15/11/2011). Jika dimainkan oleh Pelatih Cesare Prandelli, maka dia akan mencatat tampil 112 kali untuk timnas, menyamai rekor kiper legendaris Dino ZOff.

Buffon mengawali debut bersama timnas pada 1997. Sampai sekarang, dia sudah 111 kali membela "Gli Azzurri". Sementara Zoff yang juga pernah menjadi kiper Juventus, membukukan 112 penampilan sepanjang kariernya bersama timnas.

"Hanya dua atau tiga tahun lalu aku mulai menyadari bahwa aku bisa menyamai, bahkan mengalahkan rekornya (Zoff). Tapi, ketika aku menjalani debut bersama timnas Italia pada 1997, pencapaian ini masih sebuah mimpi," kata Buffon kepada uefa.com.

"Bagiku, terlalu banyak air yang dibutuhkan untuk melewati jembatan demi mencapai saat bersejarah. Zoff adalah legenda sejati. AKu sangat bangga bisa menyamai rekornya," tambahnya.

Pada pertandingan persahabatan lawan Polandia, Jumat (11/11/2011), Buffon juga tampil gemilang. Dia menjaga gawangnya tetap perawan. Salah satunya dengan menggagalkan tendangan penalti Polandia.

"Aku sudah menggagalkan beberapa tendangan penalti lawan. Aku melakukannya pada Piala Dunia 2002 dan Piala Eropa 2008. Aku tak melakukannya di Piala Dunia 2006. Tapi, aku berharap melakukan beberapa penyelamtan penting buat Italia. Mungkin pada Piala Eropa 2012 nanti," ujarnya.

LONDON, KOMPAS.com - Pelatih Inggris, Fabio Capello, menyatakan, John Terry akan kembali menjadi kapten "The Three Lions" dalam laga persahabatan melawan Swedia, Selasa (15/11/2011).

Bek Chelsea itu sedang dilanda kasus atas tuduhan rasis terhadap pemain Queens Park Rangers, Anton Ferdinand. Namun, Capello tidak ingin masuk dalam pusaran masalah tersebut. Pelatih asal Italia itu tetap memberikan kepercayaan kepada Terry  untuk memimpin rekan-rekannya pada pertandingan nanti.

"Dia bersama kami dan dia akan menjadi kapten kami," kata Capello.

Capello juga menyatakan akan memberi kesempatan kepada delapan pemain baru untuk tampil pada pertandingan itu. Meski begitu, ia tidak  merinci kedelapan pemain yang akan tampil.

"Akan ada delapan pemain baru. Beberapa gelandang dan kiper yang bermain pada Sabtu lalu (melawan Spanyol) akan tetap dipertahankan. Sangat penting untuk memberikan kesempatan pemain muda bermain di Wembley. Beberapa pemain muda kesulitan bermain melawan Spanyol dan Swedia," beber Capello.

"Namun, pengalaman sangat penting untuk mereka agar lebih berkembang untuk laga selanjutnya melawan Belanda dan Piala Eropa. Kami tampil sangat baik dan kami memiliki beberapa pemain muda. Saya pikir kami akan menjadi tim yang bagus pada musim panas nanti," sambungnya. (SKY) 

Kejutan kuartet 4x400m 'bidan terjun'

ATLET 4x400 meter lelaki (dari kiri) S. Kannathasan, Mohd. Yunus, Yuvaraaj dan Schzuan mengibarkan Jalur Gemilang selepas berjaya meraih emas di Palembang semalam.

PALEMBANG - Skuad olahraga negara mencipta kejutan terbesar apabila kuartet 'bidan terjun' yang tidak langsung diletakkan harapan berjaya meraih emas dalam acara 4x400 meter lelaki semalam.

Penyertaan di saat-saat akhir itu tidak menghalang gandingan S. Kannathasan, P. Yuvaraaj, Schzuan Ahmad Rosely dan Mohd. Yunus Lasaleh untuk menyinar, sekali gus mengejutkan banyak pihak termasuk yang menghalang kedatangan mereka ke sini sebelum ini.

Kuartet itu mencatat masa 3 minit 10.47s untuk menewaskan juara bertahan, Thailand di tempat kedua dan Indonesia (ketiga). Catatan itu bagaimanapun jauh daripada rekod Sukan SEA, 3:05.47s.

"Kami berjaya menutup mulut mereka yang menghalang kedatangan kami ke sini. Kami berjaya buktikan dengan membawa pulang emas," kata Kannathasan.

Kejayaan kuartet 4x400 ini yang hanya baru tiba dua hari lalu akibat pelbagai halangan dan dengki khianat pihak tertentu bakal memberi satu tamparan hebat kepada Kesatuan Olahraga Malaysia (KOM).

Ini kerana dalam menyenaraikan mereka ke Sukan SEA ini, berlaku tarik tali di mana pada peringkat awal mereka disenaraikan, kemudian digugurkan sebelum disenaraikan semula di saat akhir.

"Kami berjaya buktikan, walaupun datang di bawah kategori B dan di saat akhir, kami berjaya membawa pulang emas," kata Kannathasan.

Sebagai rekod, kali terakhir kuartet 4x400 meter lelaki negara memenangi pingat emas pada temasya dwitahunan itu ialah edisi 2007 di Thailand menerusi rangkaian pelari Mohd. Zuslaini Mohd. Zafril, Zainal Abidin Muhammad Zaiful, Subramaniam Thipan dan Krishnan Amran Raj.

Sebelum ini, penyertaan kuartet emas negara itu berdepan pelbagai halangan ekoran beberapa kontroversi yang timbul membabitkan Kesatuan Olahraga Malaysia (KOM).

Emas hatrik Hup Wei

KEGHAIRAHAN Lee Hup Wei untuk bangkit daripada kecederaan buku lali kiri membantunya mencipta hatrik dengan meraih pingat emas acara lompat tinggi lelaki pada Sukan SEA Ke-26 di Palembang, semalam.

Pada aksi final tersebut, Hup Wei, 24, berjaya melepasi ketinggian 2.15 meter untuk mengatasi pencabar terdekat dari Thailand, Sudjunta Torlarp yang sekadar melepasi 2.12 meter. Gangsa menjadi milik atlet Vietnam, Nguyen Dung Bang (2.08m).

Selain didorong untuk beraksi di Sukan Olimpik tahun depan dan melepasi ketingggian 2.20 meter, Hup Wei berkata, ini bukan emas terakhirnya daripada temasya dwitahunan ini.

Sebaliknya dia terus menanam azam untuk memburu emas keempat berturut-turut pada temasya di Myanmar dua tahun lagi.

"Saya rasa masih boleh pergi lebih jauh untuk kembali berada pada prestasi terbaik ketika mencipta rekod Sukan SEA iaitu 2.27 meter pada 2008 lalu.

"Di Palembang ini, saya tidak peduli pencabar lain sebaliknya hanya fokus mahu melepasi sasaran 2.20m yang saya letak sendiri untuk dicapai tahun ini sebelum ke Olimpik.

"Namun saya gagal capai sasaran tetapi masih berjaya juga meraih emas ketiga di Sukan SEA. Saya kena banyak berlatih lagi selepas ini," katanya selepas pertandingan.

Sebelum ini, atlet kelahiran Dengkil, Selangor itu turut meraih emas pada temasya di Korat, Thailand (2007) dan Laos (2009).

"Pencapaian terbaik saya di Sukan SEA ialah pada 2007 dengan mencatat 2.19 meter. Saya rasa masih boleh lagi untuk beraksi dua tahun lagi," tegasnya.

Terjunan emas di Palembang

PALEMBANG - Atlet terjun Malaysia mempamerkan penguasaan mereka di Pusat Akuatik Jakabaring selepas memenangi pingat emas ketiga semalam.

Dalam acara 10m platform berirama wanita, Leong Mun Yee dan Traisy Vivien Tukiet mempamerkan aksi yang memberangsangkan untuk memenangi pingat emas selepas mengumpul 306.66 mata selepas lima terjunan.

Pasangan Indonesia, Sari Ambarwati dan Dinasari Harimurti memenangi pingat perak (268.62 mata) manakala gangsa pula diraih gandingan Myanmar, Sandar Nyut Soe dan Mar Hnin Hay (155.73 mata)

"Sungguhpun tiada cabaran sengit buat kami di sini namun kami memberi persembahan 100 peratus. Kami tidak memandang rendah kepada pesaing lain tetapi kami masih memperbaiki skil kami," kata Mun Yee.

Mun Yee berkata, dia dan Traisy Vivien melakukan tahap kesukaran yang lebih tinggi dalam acara hari ini.

Pingat emas itu adalah yang kedua buat Mun Yee selepas memenangi 3m papan anjal seirama wanita kelmarin, berpasangan dengan Ng Yan Yee.

Traisy Vivien pula menyifatkan pingat emas itu sebagai satu pencapaian buat dirinya lebih-lebih lagi ini merupakan kemunculan kedua beliau dalam Sukan SEA.

"Dalam Sukan SEA sebelum ini di Laos, saya hanya menang pingat gangsa dalam acara 10m platform individu. Saya ingin mendedikasikan pingat emas ini kepada ibu bapa saya yang banyak memberi sokongan kepada saya selama ini.

"Ibu bapa saya tidak membenarkan saya berhenti daripada acara ini dan mahu saya berjaya seperti Bryan (Nickson Lomas)," kata Traisy.

Traisy akan menumpukan perhatian kepada acara individu yang dijadual pada Rabu.

Sementara itu, berbekalkan reputasi sebagai penerjun berkelas Olimpik, Bryan Nickson Lomas dan Yeoh Ken Nee jelas tiada masalah besar untuk mengetepikan saingan daripada penerjun Filipina (kedua) dan Indonesia (ketiga).

Mereka mengumpul keseluruhan 392.31 mata mengungguli acara 3m papan anjal seirama lelaki.

"Saingan tidak begitu kuat daripada pencabar lain. Jadi kami agak relaks hari ini (semalam) dan akan mencuba untuk meraih lebih banyak emas selepas ini," kata Bryan.

F1

Vettel Harus Bertahan di Red Bull

World Rally Championships

Ogier Gembira Loeb Perpanjang Kontrak

Sukan

KONTINJEN negara ceria menikmati titisan 'hujan emas', semalam apabila atlit daripada acara karate, olahraga, lawan pedang dan terjun tampil gah meraih tujuh pingat emas pada hari ketiga temasya.

Karate menjadi penyumbang terbesar dengan empat buat mencari penawar duka dengan tuaian emas bermula hasil keringat Shaharudin Jamaludin dalam acara Kumite 75 kilogram sebelum R Loganesha (Kumite 55kg), G Yamini (Kumite 61kg) dan K Teagarajan (Kumite 84kg) mencipta detik gemilang di Jakarta.

Skuad badminton lelaki layak ke final menentang tuan rumah Indonesia, esok selepas menewaskan Singapura 3-0 dalam separuh akhir untuk mengubati duka skuad wanita yang tewas kepada tuan rumah 1-3 dalam peringkat sama. Acara menembak yang menang emas pertama kontinjen, kelmarin menerusi Nur Suryani Taibi gagal menambah koleksi dengan hanya dua perak menerusi Hasli Izwan Amir Hasan dan Muhammad Shahril Sahak di Palembang.

TIKET ke separuh akhir kejohanan bola sepak sudah hampir pasti milik Ong Kim Swee dan anak didiknya selepas menumbangkan Kemboja 4-1 dalam saingan Kumpulan A Sukan SEA di Jakarta, semalam.

Apapun, kemenangan itu tidak menyusul mudah - bukan kerana cabaran lawan tetapi ejekan dan provokasi penyokong Indonesia di Stadium Gelora Bung Karno yang tampak mahu menghalang skuad bawah 23 negara mengutip tiga mata.

"Empat gol pada perlawanan malam ini (semalam) dan corak permainan kemas pemain, adalah satu tanda positif menjelang pertemuan penentuan Indonesia, Khamis ini," kata Kim Swee.

Gol pasukan negara disumbang Izzaq Faris Ramlan, minit ke-7, Baddrol Bakhtiar (m-35, 39) dan Wan Zaharul Nizam (m-90).

Laluan skuad Harimau Muda ke separuh akhir turut 'mendapat bantuan' tuan rumah yang menewaskan juara 13 kali, Thailand 3-1 dalam saingan kumpulan sama.