Agen Forlan, Daniel Bolotnicoff bahkan membantah kabar yang menyebut kliennya tengah jadi buruan utama Inter. Bolotnicoff memberi sinyal Forlan akan tetap dipertahankan Atletico, yang tengah kekurangan stok striker usai ditinggalkan Sergio 'Kun' Aguero ke Manchester City.

"Sejak kembali (ke Madrid) dari liburan, Diego (Forlan) belum berbicara apapun ke media," ujar Bolotnicoff sebagaimana dikutip EatSleepSport, Kamis (18/8/2011).

"Untuk saat ini, kami juga belum menerima penawaran apapun dari Inter Milan atau membuka negosiasi dengan klub manapun," sambungnya membantah isu ke Inter ataupun klub Premier League yang juga diisukan meminati Forlan.

Sementara itu dari Naples, jawaban kurang mengenakkan juga diterima Inter dari Lavezzi. Melalui agennya, Alejandro Mazzoni, striker berkebangsaan Argentina ini mengaku masih betah bermain untuk Napoli.

"Saya konfirmasikan lagi, bahwa hingga kini Lavezzi masih bahagia di Naples, jadi, tak ada kabar terbaru yang bisa kami informasikan. Kami hanya akan merespon apabila ada tawaran yang datang. Jika memang ada tawaran, barulah kami akan berbicara dengan klub (Napoli)," tutur sang agen dikutip Football-Italia.

Meski demikian, Mazzoni mengatakan Inter masih tetap punya peluang mendapatkan jasa Lavezzi, asalkan mendapatkan izin dari presiden klub Aurelio De Laurentiis dan menyanggupi klausul pelepasan kontrak Lavezzi yang bernilai 31 juta euro.

"Apapun masih bisa terjadi terkait kontraknya (di Napoli). Klausul kontrak bisa saja dilepaskan, dan itu semua tergantung Napoli. Jika presiden klub ingin berbicara dengan pemain (Lavezzi), maka dia bisa saja melakukan apa yang diinginkannya," tutup Mazzoni. (acf)

Banyaknya klub yang secara bersama-sama mengajukan tawaran membuat pemain terlihat 'wait and see' untuk memilih yang terbaik. Persema Malang adalah salah satu klub yang merasakan hal tersebut dan belum mendapatkan pemain idaman.

CEO Persema Didied Poernawan mengungkapkan, sejak sebulan terakhir Persema sudah melakukan beberapa negosiasi dengan pemain bidikan. Tapi belum satu pun yang nyantol, karena pemain belum memberikan jawaban secara konkrit.

"Pelatih sudah memberikan list pemain yang diincar, kita sudah melakukan negosiasi, tapi belum ada hasil. Banyaknya klub yang memberikan tawaran nampaknya membuat pemain mempunyai lebih banyak pilihan," ungkap Didied.

Persema sendiri sebenarnya mematok target akhir Agustus sudah melengkapi komposisi tim. Namun hingga sekarang belum ada wajah baru, baik asing maupun lokal, yang menghiasi tim asuhan Timo Sheunemann.

Didied berharap situasi akan berubah setelah ada pengumuman tim yang lolos seleksi. "Paling tidak yang lolos seleksi itu tak sebanyak yang ikut verifikasi, sehingga jumlah klub yang berebut pemain juga berkurang," tandasnya.

Fakta yang sama dialami Persibo Bojonegoro yang juga belum menambah skuad, kecuali melalui proses seleksi. Berniat mencari pemain berpengalaman lewat transfer langsung, tim yang hanya merasakan Indonesia Super League (ISL) selama tiga bulan ini masih bertangan hampa.

Pelatih Persibo Sartono Anwar melihat para pemain lebih menunggu klub-klub lolos verifikasi, kecuali pemain yang diincar klub besar. "Kondisi ini menguntungkan klub besar karena mereka lebih mudah membeli pemain," tuturnya.

Pemain yang diincar klub besar lebih mudah bergabung karena jaminan finansial yang sehat dan prestasi. Sedangkan tim biasa yang jumlah semakin membludak setelah PSSI membuka verifikasi, bersusah payah mendapatkan pemain berkualitas.

Persibo kini hanya mempunyai sejumlah pemain lokal yang kemampuan dan pengalamannya belum teruji di kompetisi level tertinggi. Sartono baru merekomendasikan pemain dari proses seleksi yang dilakukan sejak sebulan silam dengan hasil yang kurang memuaskan Boromania, supporter Persibo Bojonegoro.

Kondisi diperparah belum adanya kabar dari pelatih Luciano Leandro yang sejak dua bulan lalu pulang ke Brasil untuk mencari pemain. Kabarnya, manajemen Laskar Angling Dharma mulai gerah dengan sikap Luciano yang belum juga merekomendasikan pemain. (Kukuh Setiawan/Koran SI/acf)

Kehadiran utusan negara peserta SEA Games itu disambut Ketua Umum KONI Sumsel H Muddai Madang, dan Ketua DPRD Provinsi setempat Wasista Bambang Utoyo.

Penyambutan dengan dilaksanakan makan malam bersama di hotel Jayakarta Palembang, Rabu malam.

Selain itu, kehadiran utusan negara tetangga itu juga dimeriahkan tari kreasi yang diciptakan Denny Malik.

Dalam menyambut utusan tamu dari negara Asia Tenggara itu, juga hadir antara lain Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Musni Wijaya dan sekretaris panitia penyelenggara SEA Games Sumsel, Kol Mariama serta Wakil Ketua Umum KONI, Dhennie Zaenal.

Menurut Dhennie Zaenal, kehadiran utusan peserta pesta olahraga dua tahunan itu tidak lain untuk melihat kesiapan Sumsel sebagai tuan rumah penyelenggara.

Utusan peserta SEA Games itu akan melihat kesiapan akomodasi seperti penginapan, administrasi dan fasilitas pertandingan, ujarnya.

Sehubungan itu, utusan negara se-Asia Tenggara tersebut juga meninjau venues Jakabaring, Palembang.

Peninjauan dilaksanakan malam ini juga, dan mereka hanya mengelilingi lokasi fasilitas SEA Games di Jakabaring, Palembang itu.

Sebagaimana Sumsel bersama DKI Jakarta akan menjadi tuan rumah penyelenggara SEA Games, sehingga kesiapannya terus dievaluasi. (U005/C004/K004)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Pemain jangkung yang mencetak total 55 gol dalam 91 pertandingan bagi tim Republik Ceko itu terakhir bermain bagi klub AS Cannes di divisi ketiga Prancis.

Koller juga pernah bermain di klub Sparta Prague, klub Bundesliga Borussia Dortmund dan Nuremberg, klub Belgia Lokeren dan Anderlecht, Monaco, dan klub Rusia Samara.

Memiliki tinggi badan 2,02 meter, Koller bermain di tim Ceko yang menempati posisi ketiga di turnamen Euro 2004 di Portugal. Dia juga memenangi gelar liga bersama Sparta, Dortmund, dan Anderlecht, demikian AFP melaporkan. (I015/A023/K004)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Penyokong punya hal, KAFA sengsara

Oleh YATIMIN ABDULLAH
sukan@kosmo.com.my

GARA-GARA tindakan liar penyokong Kelantan, KAFA terpaksa menanggung bebannya.

DENDA lagi. Apalah dengan nasib Persatuan Bola Sepak Kelantan (KAFA) yang sekali lagi bakal berdepan hukuman denda.

Semuanya gara-gara sikap segelintir penyokongnya yang membaling botol dan mercun ke dalam padang pada perlawanan akhir Piala FA menentang Terengganu di Stadium Nasional Bukit Jalil pada 11 Jun lalu.

Perkara tersebut disahkan oleh Naib Presiden KAFA, Rosmadi Ismail ketika dihubungi Kosmo! di Kota Bharu, semalam.

"Dua hari lalu, KAFA telah menerima surat pertuduhan daripada Persatuan Bola Sepak Malaysia (FAM) atas dua kesalahan pada perlawanan tersebut.

"Kesalahan pertama ialah melontar mercun ke dalam padang sehingga menyebabkan perlawanan terpaksa dihentikan dan ini merupakan satu kesalahan yang serius.

"Kesalahan kedua ialah membaling mercun dan botol ketika Kelantan memperoleh jaringan menerusi Nurul Azuwan Roya pada minit ke-79. Ini juga merupakan satu kesalahan yang membolehkan KAFA didenda," katanya.

Tambahnya, setiap kesalahan boleh dikenakan denda maksimum sebanyak RM10,000 dan kedua-dua kesalahan yang dilakukan oleh segelintir penyokong Kelantan yang nakal itu menyebabkan pasukan bakal didenda RM20,000.

Pada perlawanan akhir itu, Terengganu berjaya bangkit untuk menumbangkan Kelantan 2-1

menerusi jaringan sendiri pertahanan Kelantan, Daudsu Jamaluddin yang tertanduk bola ke gawang sendiri pada minit-minit terakhir perlawanan serta Ahmad Nordin Alias pada minit ke-109 masa tambahan.

Rosmadi memberitahu, walaupun jumlah denda itu dilihat agak kecil, namun bagi KAFA ia merupakan satu nilai yang besar.

Katanya, dengan jumlah tersebut KAFA mungkin dapat menggunakan wang tersebut untuk tujuan pembangunan di peringkat akar umbi mahupun memantapkan lagi pasukan.

"Sehubungan dengan itu, saya merayu kepada semua penyokong supaya tidak mengulangi kesilapan

ini dalam saingan Piala Malaysia yang akan bermula 6 September ini. Kerja membakar mercun dalam stadium bukanlah perkara yang baik kerana ia akan membahayakan orang lain yang berada di dalamnya.

"Saya harap pemain dapat mengambil iktibar dengan apa yang telah berlaku kepada pasukan Kelantan sebelum ini dan janganlah kita membiarkan perkara tersebut berulang kembali dengan kata lain adakah kita mahu pisang berbuah dua kali," ujarnya.

Untuk rekod, sepanjang 2009-2010, Kelantan telah membayar denda kepada FAM hampir RM300,000 di atas kenakalan segelintir penyokongnya.

Wuhan, China hos Piala Thomas/Uber 2012

PUSINGAN akhir kejohanan badminton berprestij, Piala Thomas dan Piala Uber edisi 2012 akan diadakan di Wuhan, China pada 20 hingga 27 Mei tahun depan.

Setiausaha kehormat Persatuan Badminton Malaysia (BAM) Ng Chin Chai, memberitahu semalam bahawa Malaysia akan menyertai pusingan kelayakan bagi benua Asia di Macau pada 14 hingga 19 Februari.

Juara bertahan Piala Thomas dan Piala Uber sekarang ialah China.

Pada edisi tahun lepas, Malaysia gagal memanfaatkan kelebihan yang ada sebagai tuan rumah apabila tewas kepada pasukan China 3-0 pada peringkat separuh akhir saingan Piala Thomas.

Kali terakhir Malaysia merangkul Piala Thomas adalah pada edisi 1992 dengan menewaskan Indonesia 3-2 di Stadium Negara, Kuala Lumpur.

Piala Thomas ialah kejohanan badminton utama peringkat antarabangsa bagi berpasukan lelaki manakala Piala Uber pula ialah acara berpasukan wanita.

Kejohanan ini berlangsung setiap dua tahun. - Bernama

Aksi menebus maruah

SHENZHEN - Skuad bola sepak negara masih berpeluang untuk menebus kekecewaan, sekali gus memperbaiki ranking pada Sukan Universiti Dunia (Universiade) 2011.

Begitupun, skuad bimbingan Aminuddin Hussin itu perlu menewaskan Thailand pada aksi penentuan tempat kesembilan hingga ke-16 di Stadium Sekolah Sukan Shenzhen petang ini.

Sekiranya menang, Malaysia pasti akan menduduki tempat yang lebih baik berbanding di kedudukan ke-12 pada temasya di Thailand, Bangkok empat tahun lalu.

Kelmarin, impian skuad negara untuk menempah slot ke suku akhir lebur selepas tewas 0-2 kepada Rusia pada aksi terakhir Kumpulan B.

Kekalahan itu adalah yang ketiga berturut-turut selepas tewas 1-2 masing-masing kepada Ukraine dan Brazil.

Bagaimanapun, Aminuddin tetap berpuas hati dengan persembahan para pemain dan menganggap ketiga-tiga perlawanan di peringkat kumpulan itu sebagai pengalaman yang cukup berguna buat pemain.

"Seperti yang dijangka, kita akan menghadapi pasukan yang terkuat dalam pasukan. Rusia adalah pasukan terkuat dalam kumpulan ini," kata Aminuddin ketika ditemui selepas perlawanan tersebut.

"Tetapi kalau mengikut perkiraan, kita masih lagi bukan pasukan belasahan. Kita masih mampu mempertahankan kedudukan 0-2 itu sehingga ke akhir permainan. Pemain telah membuat yang terbaik.

"Jadi, saya menganggap ketiga-kita perlawanan ini sebagai persiapan terbaik untuk menghadapi aksi yang penting selepas ini iaitu penentuan ranking kesembilan hingga ke-16."

Aminuddin berkata, sepanjang tiga perlawanan di peringkat kumpulan menentang Ukraine, Brazil dan Rusia, dia telah membuat banyak pertukaran pemain dalam usaha mengenal pasti pemain yang benar-benar berwibawa.

Katanya, para pemain tersebut akan diturunkan bagi menghadapi perlawanan penting menentang Thailand ini.

"Sasaran awal kita pada Universiade 2011 adalah untuk memperbaiki ranking. Jadi, kalau kita memenangi perlawanan ini, saya rasa ia dapat membantu kita mencapai sasaran itu.

Menurut Aminuddin, pada aksi menentang Rusia kelmarin, dia telah menurunkan beberapa pemain baharu seperti penyerang, Muhammad Afham Zulkipeli yang berjaya memberi impak pada pertemuan berdepan Brazil lalu.

"Kita ada dua penyerang yang digantung iaitu Muhamad Nursalam Zainal Abidin dan Khairul Naim Mahyuddin. Jadi, kita terpaksa gunakan pemain yang lain untuk menampung kekosongan itu.

"Namun, Amirizwan Taj Tajudin bakal diturunkan semula selepas pemain pertahanan itu tamat tempoh penggantungan."

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertamina tengah membahas dan menyiapkan dana bagi pebalap GP3 Indonesia, Rio Haryanto, untuk naik kelas pada musim 2012 dan 2013 mendatang.

Menurut Mochamad Harun, VP Corporate Communication Pertamina, Pertamina bersama manajemen Rio Haryanto sudah membahas dan menyiapkan langkah-langkah yang harus dilakukan ke depan. Khususnya untuk masalah pendanaan, dua tiga tahun ke depan.

Hal tersebut disampaikan Harun, ketika mengikuti acara buka puasa Rio Haryanto dengan wartawan olahraga, di Jakarta, Selasa (16/8/2011). Hadir pada acara tersebut antara lain Adhyaksa Dault mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Irawan Sucahyono, Ketua Bidang Olahraga Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia (PP IMI), serta ayah-ibu Rio, Sinyo Haryanto dan Indah Pennywati.

Menurut Harun, sebagai perusahaan milik negara Pertamina tentu tetap berkomitmen agar Rio Haryanto tetap didukung oleh perusahaan nasional. "Dan memang, kami juga sudah membicarakan perencanaan dua tahun ke depan. Karena dua tahun ke depan, yakni 2012 dan 2013, Rio sudah akan naik ke GP2. Bahkan kami juga sudah membicarakan kalau kelak Rio mengikuti Formula 1," tuturnya.

Hanya, tambahnya, tentu Pertamina juga tidak bisa menjadi sponsor tunggal. "Itu sebabnya, saat ini saja juga ada Garuda Indonesia, Telkomsel dan lainnya. Tetapi itu pun masih terlalu kecil kalau Rio suduah harus tampil ke GP2 yang seri-nya pun jauh lebih banyak dari GP3 sekarang."

Untuk itu lah, menurut Harun, pihak Pertamina akan mengajak beberapa perusahaan nasional lainnya, agar ikut serta mendukung Rio Haryanto ke GP2 dan Formula 1.

"Mungkin awal-awalnya, dari industri perbankan lebih dulu. Atau kalau ada dari industri lainnya yang tertarik, tentu akan kami ikut-sertakan juga."

Dalam musim GP3 2011 ini, Rio Haryanto sudah mampu naik podium utama dua kali. Yakni ketika bertarung di Jerman dan Hungaria.

Dan dari delapan seri GP3 2011, Rio yang tergabung dalam Marussia Manor Racing tinggal menyelesaikan dua seri terakhir. Masing-masing di Belgia dan Italia.

Chong Wei Kalah, Malaysia Khawatir

Padahal petenis Australia ini mengawali turnamen dengan tampil meyakinkan, setelah di putaran pertama dia megalahkan Polona Hercog dengan mudah 6-0 6-0. Namun saat bertemu Sharapova, dia tidak diberi kesempatan sama sekali untuk menyusul poin.

"Saya rasa Maria (Sharapova) bermain bagus dan Solid. Itu sulit bagi saya untuk memulai dengan baik. Dia bermain sangat cepat," sanjung Rodionova seperti dikutip Cincinnati.com, Rabu (17/8/2011).

Rodionova menantang di set berikutnya, memanfaatkan kesalahan Sharapova. Namun, dia gagal melakukannya. Sharapova terlanjur bangkit, hingga pada akhirnya Rodionova harus mengakui ketangguhan lawannya itu.

Meski begitu Rodionova mengaku bermain baik dan merasa menikmati permainannya saat itu. "Penampilan saya sempat naik turun di set kedua, tapi saya bisa selesaikan dengan baik. Saya merasa pada kondisi yang cocok malam itu," tutupnya.
(fit)

A. Firdaus - Okezone

Sukan

PENGURUS Arsenal, Arsene Wenger akur Barcelona dapat menambat Cesc Fabregas dengan harga perpindahan yang murah kerana bekas anak didiknya itu tidak mahu menyertai kelab lain.

Barcelona dapat murah: Wenger

LONDON: Pengurus Arsenal, Arsene Wenger mengakui Barcelona mendapatkan Cesc Fabregas dengan harga yang murah kerana pemain tengah Sepanyol itu tidak mahu menyertai kelab lain.
Barca membayar 29 juta euro (RM124.4 juta) dan berkemungkinan boleh meningkat kepada 35 juta euro (RM 150.1 juta) bergantung kepada kejayaan Fabregas di Sepanyol, namun Wenger tahu dia boleh meminta harga lebih tinggi jika kelab lain mahu cuba bersaing mendapatkannya.

Real Madrid, Chelsea dan Manchester City semuanya dijangka membayar sehingga 50 juta euro (RM214.4 juta) untuk menandatangani pemain 24 tahun itu yang memulakan kariernya di akademi remaja Barca sebelum menyertai Arsenal pada 2003.

"Kami menjual Cesc dengan bayaran yang dikurangkan. Jika dia diletakkan di pasaran bagi mana-mana kelab lain, kami akan dapat lebih duit," kata Wenger.

"Jika Cesc untuk dijual dan anda boleh lelong antara Real Madrid, Chelsea dan Man City, anda sudah tentu dapat lebih duit tetapi dia hanya mahu kembali ke Barcelona.

"Pasti kelakar jika orang mengatakan pemain berjuta pound itu 'murah'. Tetapi kami mendapatkan bayaran yang sesuai." – AFP

KETIKA Kejohanan Badminton Dunia sudah melabuhkan tirai Ahad lalu, masih ada cakap- kurang senang menyalahkan jaguh badminton negara, Datuk Lee Chong Wei kerana kegagalannya menggenggam gelaran juara dunia selepas tumbang kepada Lin Dan pada aksi final.

Mengkritik memang mudah, namun bagi individu yang sentiasa bersama dengan pemain nombor satu dunia itu iaitu jurulatihnya, Tey Seu Bock, tidak seharusnya anak buahnya itu menerima kritikan sebegitu.

"Kita tak boleh salahkan siapa-siapa termasuk Chong Wei sendiri atas kegagalan ini kerana dia sudah berusaha semampu yang boleh.

"Tinggal lagi seperti saya katakan sebelum ini, tuah tidak memihak kepadanya, mungkin satu dua peratus ia (tuah) lebih memihak kepada Lin Dan.

"Mata penamat adalah saat-saat paling penting dan Lin Dan berani mengambil risiko ketika situasi genting itu berbanding Chong Wei," katanya merujuk kepada kegagalan Chong Wei menamatkan permainan di set penentuan meskipun mempunyai dua peluang terhidang.

Begitupun, Seu Bock menegaskan, Chong Wei kini berjaya mengetepikan rasa rendah diri ketika bertemu jaguh China itu berbanding beberapa tahun lalu.

Ditanya adakah kekurangan Chong Wei kerana tidak mempunyai rakan sepelatih yang bagus sehingga menjejaskan persiapannya menjelang satu-satu kejohanan utama, Seu Bock tidak menafikan perkara itu.

"Serba sedikit mungkin ada, tapi apa yang saya nampak tanpa sparring (rakan sepelatih) pun dia masih boleh mengekalkan prestasinya. Dalam erti kata lain ia bukan satu masalah besar kepadanya," katanya.

Meskipun Chong Wei sedang diulit kekecewaan ketika ini, Seu Bock menjangkakan anak buahnya itu tidak akan terbawa-bawa untuk tempoh yang panjang.

"Kami akan memberi cuti selama seminggu kepadanya sebelum kembali meneruskan latihan," katanya.

PERIT kekalahan di final Kejohanan Badminton Dunia ketika sudah berada di ambang kejuaraan wajar dijadikan iktibar kepada jaguh perseorangan negara, Datuk Lee Chong Wei.

Ketika Chong Wei masih boleh mencuba nasib pada kejohanan dunia 2013 untuk mengakhiri kemarau gelaran itu, pemain nombor satu dunia itu harus menyedari betapa dia tidak boleh mengulangi kesilapan sama apabila menggalas misi lebih penting di Sukan Olimpik London tahun depan.

Dengan usianya bakal menjangkau 29 tahun Oktober ini, pemain kelahiran Pulau Pinang itu kini dihambat waktu untuk menggenggam pingat emas pertama Olimpik kerana mustahil baginya untuk terus bertahan empat tahun lagi.

Menurut Setiausaha Kehormat Majlis Olimpik Malaysia (MOM), Datuk Sieh Kok Chi yakin kekalahan Chong Wei kepada musuh tradisi dari China, Lin Dan di final kejohanan dunia tempoh hari tidak sama sekali menghancurkan semangat jaguh negara itu.

"Semua sudah berakhir. Chong Wei dan BAM (Persatuan Badminton Malaysia) perlu memandang ke depan. Bagi saya biarlah kita kalah tahun ini asalkan kita menang tahun depan (Sukan Olimpik London).

"Mungkin kita boleh cakap nasib tidak menyebelahi Chong Wei tapi kekalahan itu perlu dikaji dengan teliti kerana kita tidak mahu ia berulang di Sukan Olimpik dengan Chong Wei menjadi sandaran utama negara untuk menyumbang emas.

"Kejohanan dunia diadakan tiap-tiap tahun dan Chong Wei boleh cuba lagi selepas ini tapi Sukan Olimpik hanya empat tahun sekali, nak tunggu Sukan Olimpik 2016 pula amat sukarlah, tambahan pula ketika ini tidak ada pemain muda yang boleh diharapkan selepas Chong Wei," katanya.

Penantian Malaysia selama 34 tahun untuk melihat pemain Malaysia bergelar juara dunia buat kali pertama tidak kesampaian apabila Raja Siri Super, Chong Wei tersungkur di peringkat akhir di tangan Lin Dan, 22-20, 14-21 dan 21-23 yang merangkul gelaran keempat selepas 2006, 2007 dan 2009.

Berdasarkan prestasi semasa ketika ini, Chong Wei adalah harapan realistik negara untuk membawa pulang emas pertama Sukan Olimpik biarpun mempunyai beberapa atlet lain berkemampuan seperti atlet terjun, Pandalela Rinong dan Mohd Azizulhasni Awang, lumba basikal.

Malah Chong Wei juga adalah pemenang perak Olimpik Beijing 2008 apabila kalah di final kepada Lin Dan.

Bagi Kok Chi, jaguh utama negara itu mempunyai sebab tersendiri untuk menebus kekecewaan selepas ini.

"Jurang antara Chong Wei dan Lin Dan sudah tidak banyak beza dan saya yakin semangat Chong Wei pasti lebih hebat berbanding Lin Dan untuk menang di Olimpik London nanti. Malah sekelip mata Chong Wei boleh bergelar jutawan kerana bakal menerima RM1 juta jika menang pingat emas Olimpik," kata Kok Chi.