ANTARA - Olahraga

sumber :-

ANTARA - Olahraga


PSS Sleman kalahkan Madiun Putra 2-0

Posted: 25 Nov 2011 08:55 AM PST

Madiun (ANTARA News) - Tim PSS Sleman berhasil mengalahkan Madiun Putra FC dengan 2-0, dalam laga persahabatan di hadapan pendukungnya sendiri di Stadion Wilis Kota Madiun, Jatim, Jumat malam.

Sejak awal pertandingan kesebelasan Madiun Putra sudah terlihat kelelahan. Hal itu terlihat dari langkah para pemain "Blue Force" yang berat dan kurang bersemangat mengejar bola yang sudah berhasil direbut lawan.

Meski demikian, hingga akhir babak pertama Madiun Putra FC masih bisa menjaga gawangnya dari serangan anak-anak PSS Sleman yang bermain dengan penuh semangat dan tak mengenal lelah.

Namun memasuki menit ke 47 gawang Susanto penjaga gawang Madiun Putra akhirnya bobol juga. Gol pertama PSS Sleman tersebut dicetak oleh Tri Handoko dengan memanfaatkan kesalahan yang dibuat oleh barisan pertahanan tim kebanggaan Kota Madiun ini.

Pada menit ke 87, Tri Handoko berhasil menggandakan skor dan mengubah kedudukan menjadi 2-0 untuk keunggulan PSS Sleman. Gol tersebut lagi-lagi tercipta karena kesalahan pemain belakang Madiun Putra dalam mengantisispasi umpan silang PSS Sleman.

Manajer PSS Sleman, Rumadi, mengaku senang dengan permainan anak asuhnya, meski timnya tidak bermain dalam kondisi 100 presen. Pasalnya ia baru tiba di Madiun siang tadi.

"Anak-anak bermain bagus dan cukup bersemangat. Meski mereka juga dalam kondisi tidak terlalu fit karena baru sampai disini. Tapi permainan malam ini cukup bagus untuk pemanasan sebelum kompetisi sebenarnya," ujarnya usai pertandingan.

Sementara, Pelatih Madiun Putra, Hanafi, mengaku bahwa kekalahan timnya lebih diakibatkan faktor kecapekan, karena pada Kamis (25/11) anak asuhnya baru saja bertanding melawan Persik Kediri, sehingga tidak bisa menampilkan permaian yang sebenarnya.

"Untuk bermain, paling tidak harus ada jeda satu hari, hal ini bertujuan guna pemulihan tenaga. Anak-anak sempat bertahan di babak pertama. Kemudian, kami juga sempat memberikan perlawan di babak ke dua meski akhirnya harus kebobolan juga," terang Hanafi.

Ia menambahkan, melalui laga persahabatan melawan Persik Kediri dan PSS Sleman, diharapkan bisa menguatkan mental anak asuhnya untuk lebih siap lagi dalam laga sebenarnya di liga Divisi Utama PSSI nanti.

"Masih ada waktu untuk membalas kekalahan ini. Anak-anak akan berlatih lagi dan lebih siap lagi dari segi fisik dan mental," kata dia.
(ANT-072/E011)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Ajax harus memilih Cruyff atau Van Gaal

Posted: 25 Nov 2011 08:16 AM PST

Louis van Gaal (FOTO REUTERS / Alex Domanski / File)

Berita Terkait

Rotterdam (ANTARA News) - Ajax Amsterdam harus memutuskan pada bulan depan, apakah Johan Cruyff atau Louis van Gaal, yang akan memimpin mereka ke puncak kejayaan di kompetisi Eropa.

Keputusan tersebut harus diambil menyusul perang politis internal yang telah terjadi selama sebulan, dan bahkan melibatkan dugaan rasisme terhadap Cruyff, yang telah disangkalnya.

Maestro Belanda ini, salah satu mantan pesepak bola terbaik, adalah seseorang yang memiliki pandangan kuat, yang tidak pernah akur dengan Van Gaal, dan telah teralienasi karena opini-opininya.

Kisruh tersebut menyulitkan proses restorasi Ajax ke masa lalu penuh kejayaan mereka, bahkan pada Minggu melibatkan dugaan kasus rasisme yang disiarkan Dutch TV.

Edgar Davids, mantan pemain Ajax yang pernah memperkuat klub tersebut selama dua periode, mengatakan dalam wawancara televisi kalau ia pernah menerima pelecehan rasial dari dewan klub.

Meskipun Davids, yang memiliki darah Suriname, tidak menyebutkan pihak yang telah melecehkannya, ketua dewan pengawas Ajax, Steven ten Have kemudian mengatakan pada Dutch TV kalau Cruyff pernah berkata pada Davids: Anda bisa menjadi anggota dewan, hanya karena anda (berkulit) hitam."

Cruyff telah secara tegas menepis dirinya melakukan pelecehan rasial. Ia menuliskan dalam kolom mingguannya di surat kabar De Telegraaf pada Selasa: "Ajax adalah klub multikultural, dan kami banyak menemukan pemain-pemain imigran yang berhenti (bermain) saat mereka mencapai masa puber."

"Maka kami ingin mengatasi persoalan ini dengan memasukkan seseorang dengan latar belakang yang sama, yang telah melaluinya. Dan (sosok) itu adalah Edgar Davids. Dalam salah satu perseteruan saya pernah menunjuk-nunjuk dirinya. Tapi itu bukan karena warna kulitnya."

Davids sendiri mencoba menurunkan tensi perseteruan, dengan menulis pada situs pribadinya, "Saya tidak pernah mengatakannya, dan saya ingin menekankan, kalau John Cruyff bukan seorang rasis, meskipun sangat disayangkan ia mengeluarkan pernyataan seperti itu. Saya ingin menjelaskan kalau saya memiliki rasa hormat teramat dalam bagi pesepak bola seperti Johan Cruyff."

(H-RF/I015)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 ulasan:

Catat Ulasan