ANTARA - Olahraga

sumber :-

ANTARA - Olahraga


Tim 7 Summits rasakan dampak pemanasan global

Posted: 01 Jun 2012 12:12 PM PDT

ilustrasi Tim Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala Universitas Parahyangan (ISSEMU) 2009-2012 yang terdiri Sofyan Arief Fesa (28), Xaverius Frans (24), Broery Andrew (22), dan Janatan Ginting (22). (ANTARA/ Dokumentasi ISSEMU)

"Akibat dari pemanasan global ini memberikan efek yang tidak menguntungkan bagi manusia,

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Tim ekspedisi 7 Summits 2010-2012 merasakan langsung dampak pemanasan global dalam perjalanannya selama dua tahun mendaki puncak-puncak tinggi dunia.

"Akibat dari pemanasan global ini memberikan efek yang tidak menguntungkan bagi manusia. Hal itu lah yang ingin kami sampaikan kepada masyarakat bahwa telah terjadi pemanasan global yang mengakibatkan terjadinya perubahan cuaca. Dan perubahan cuaca menyebabkan perubahan iklim. Ini tidak menguntungkan bagi kita," kata Ketua Harian Tim 7 Summits Expedition 2010--2012 Yoppi Rikson Saragih dalam acara penyambutan ruang exhibition APL Tower lantai 46, Jakarta, Jumat malam.

Tim yang mengawali perjalannya dengan mendaki puncak tertinggi di Indonesia, Cartenz Pyramid, pada Maret 2010 tersebut merasakan langsung pengaruh pemanasan global yang mempunyai pengaruh signifikan dalam perjalanan mereka.

"Di Denali, es menjadi lebih lunak karena lebih tipis serta beberapa puncak yang tadinya ada es, sekarang tidak ada es di sana," kata Yoppi.

Penyusutan es juga mereka jumpai ketika mendaki Kilimanjaro (5.892 mdpl). Para pendaki dalam pendakian di puncak tertinggi di Benua Afrika tersebut dihadapkan dengan kondisi yang lebih panas dan lebih terik dari biasanya.

Sejumlah tempat yang mereka kunjungi juga mengalami anomali cuaca yang kemungkinan disebabkan oleh perubahan iklim.

Yoppi mengatakan selama beberapa tahun terakhir tidak pernah terjadi hujan es di Lukla, yang merupakan kota terakhir yang bisa didarati pesawat sebelum orang melakukan pendakian ke Everest

"Akibatnya terjadi perubahan cuaca sehingga orang yang seharusnya bisa menanam kentang, karena hujan es dan cuaca dingin, tanamannya tidak tumbuh," kata Yoppi.

Keluhan dari masyarakat lokal juga mereka jumpai dalam ekspedisi di Cartenz Pyramid, Papua, Indonesia.

"Di Cartenz orang sekitar mengeluh karena cuaca sudah tidak jelas dan es menyusut dengan sangat drastis. Itu mengganggu musim tanam dan musim berburu masyarakat di sana," kata Yoppie.

Selain itu, pemanasan global juga bisa membahayakan para pendaki karena menyebabkan tidak stabilnya tutupan es di puncak-puncak tinggi dunia, kata Yoppie.

Salah satu pendaki tim 7 Summit Expedition 2010-2012 Iwan Irawan juga menjadi saksi perubahan nyata akibat pemanasan global.

"Paling jelas terlihat dari perubahan suhu, yang ketika panas bisa menjadi sangat panas sekali dan perubahan cuaca di sana sangat drastis," kata Iwan yang mencapai puncak Everest melalui jalur utara (Tibet-China) tersebut.

Iwan juga mendapat kabar dari pendaki senior yang mendaki melalui jalur selatan (Nepal) bahwa runtuhan batu dan es yang jarang terjadi menimpa di jalur selatan karena Khumbu ice pool tidak stabil sehingga tidak jarang memakan korban.

"Kami ingin mengkampanyekan apa yang bisa kita lakukan untuk pemanasan global yang terjadi selama ini. Apa yang kami alami di puncak-puncak tersebut adalah sebagai bukti apa yang telah berubah di sana untuk disampaikan ke masyarakat," kata Iwan yang berhasil mendapatkan gelar 7 summiter setelah berhasil mendaki tujuh puncak tertinggi dunia tersebut.

Tim 7 Summits Expedition 2010-2012 berhasil mengibarkan bendera Merah Putih di puncak Everest pada 19 Mei 2012 pukul 07.49 waktu Tibet-China dan tiba di Tanah Air pada Jumat (1/6).

Pendakian tersebut dilakukan oleh empat pendaki yang dibagi menjadi dua tim yaitu Tim Utara dan Tim Selatan.

Tim Utara, beranggotakan Nur Huda dan Iwan Irawan, didampingi Camp Manager Galih Donikara, mendaki dari arah Tibet-China.

Sedangkan Tim Selatan, beranggotakan Ardhesir Yaftebi dan Fajri Al Luthfi, didampingi Camp Manager Hendricus Mutter, tidak berhasil mencapai puncak dari arah Nepal.

Sebelumnya, para pendaki dari Wanadri tersebut telah mendaki enam puncak gunung tertinggi dunia antara lain Puncak Ndugu-Ndugu atau Cartenz Pyramid (4.884 mdpl) di Papua, Indonesia, Puncak Kilimanjaro (5.895 mdpl) di Tanzania, Puncak Elbrus (5.624 mdpl) di Rusia, Puncak Aconcagua (6.692 mdpl) di Argentina, Puncak Denali (McKinley) (6.194 mdpl) di Amerika Utara dan Vinson Massif (4.897 mdpl) di Antartika.
(A059)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Scan Fabregas menunjukkan positif

Posted: 01 Jun 2012 11:42 AM PDT

Pemain Barcelona Cesc Fabregas. (FOTO REUTERS/Felix Ordonez)

Berita Terkait

Madrid (ANTARA News) - Sebuah scan yang dilakukan atas cedera otot lutut Cesc Fabregas menunjukkan hasil bagus, namun dia tetap akan absen dalam pertandingan pemanasan terakhir Euro 2012 bersama timnas Spanyol melawan China pada Minggu, demikian diumumkan federasi sepakbola Spanyol (RFEF), Jumat.

Fabregas mengalami cedera ketika bertanding di final Piala Raja dimana Barca menang 3-0 atas Athletic Bilbao pekan lalu,sebelum dia dinyatakan masuk skuad Spanyol untuk Euro 2012 di Polandia dan Ukraina bulan depa.

"Tes medis sukses, sangat senang melihat perkembangannya," kata Fabregas dalam twitter, demikia Reuters melaporkan.

Mantan kapten Arsenal itu akan berlatih sendiri ketika dia bertekat untuk sehat dan bisa membela Spanyol dalam pertandingan pembukaan Grup C Euro 2012 melawan Italia pada 10 Juni, kata RFEF dalam pernyataannya di laman (www.rfef.es).
(A020)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 ulasan:

Catat Ulasan