KOMPAS.com - Olahraga

sumber :-

KOMPAS.com - Olahraga


Daud Yordan Tak Memilih Lawan

Posted: 25 Jul 2012 04:04 PM PDT

SEMARANG, Kompas.com - Juara dunia kelas bulu IBO, Daud Yordan, menyatakan kesiapannya menghadapi siapa pun dalam rangka mempertahankan gelar untuk pertama kali.

"Saya memang belum diberitahu oleh manajemen soal lawan yang akan saya hadapi pada pertarungan mendatang. Tetapi pada dasarnya saya siap menghadapi siapapun," kata Daud ketika dihubungi dari Semarang, Rabu (25/7/2012).

Menurut petinju dengan rekor bertarung 29 kali menang (23 di antaranya dengan KO) dan dua kali kalah tersebut, dirinya diundang manajemen ke Jakarta pada 1 Agustus mendatang.

"Saya belum tahu apakah di Jakarta nanti ada pembicaraan soal pertarungan mendatang atau untuk berlatih. Saya akan beri informasi hasil saya di Jakarta nanti," kata petinju dari Sasana Kayong Utara tersebut.

Ketika ditanya kemungkinan bertemu melawan petinju Inggris pada pentas perebutan gelar yang pertama mendatang, dia mengatakan, siapapun yang menjadi lawan dirinya tentu akan siap.

"Saya siap bertarung melawan siapa pun termasuk petinju asal Inggris dan di manapun tempat pertarungannya," kata petinju yang merebut gelar juara dunia kelas bulu setelah menang KO pada ronde kedua atas Lorenzo Vilanueva (Filipina).

Ia menambahkan, dirinya terus menjalani latihan di Sasana Kayong Utara di bawah asuhan pelatih Damianus Yordan, yang merupakan kakaknya. "Usai menjalani pernikahan beberapa waktu lalu, saya terus latihan hingga kini," katanya.

Project Manager dari Mahkota Promotion, Wahju Prasetyo mengatakan, Daud kemungkinan bakal bertemu petinju Inggris pada pertarungan perebutan gelar pertama akhir September 2012.

"Kalau soal namanya jangan dulu disebutkan dulu karena masih bisa berubah tetapi kemungkinan besar adalah petinju Inggris," katanya menegaskan.

Soal tempat dan waktu pertarungan mendatang, dia mengatakan, masih tentatif tetapi kemungkinan besar kembali dimainkan di Singapura antara akhir September hingga awal Oktober mendatang.

"Kami berharap bisa dimainkan di Singapura kembali tetapi kami masih menunggu kepastiannya," katanya.

Editor :

Aloysius Gonsaga Angi Ebo

Suku Aborigin dan Momentum Era Milenium

Posted: 25 Jul 2012 03:46 PM PDT

Olimpiade 2000

Suku Aborigin dan Momentum Era Milenium

Rabu, 25 Juli 2012 | 22:46 WIB

AP Photo/Victoria Arocho

Cathy Freeman, atlet Olimpiade Australia berdarah Aborigin, menyalakan obor pada upacara pembukaan Olimpiade Sydney, 15 September 2000 di Stadion Olimpiade, Sydney.

KOMPAS.com - Tuan rumah Australia benar-benar membuat takjub dunia saat pembukaan Olimpiade Sydney 2000. Pesta digelar dengan megah menampilkan warna modernisasi yang menunjukkan era baru, era milenium. Di sisi lain, Australia juga tidak ingin melupakan sejarah dengan menonjolkan perwakilan suku asli Australia, Aborigin, sebagai atlet penyulut api obor di kaldron olimpiade.

Dialah Cathy Freeman, atlet lari andalan Australia berdarah Aborigin. Penampilannya sebagai penyulut api sangat mengejutkan. Api segera menjalar melingkari Freeman, seolah-olah mengungkungnya. Alunan musik Sydney Symphony Orchestra menambah dramatis suasana.

Sebelum orang berpikir bagaimana Freeman keluar dari lingkaran api itu, tiba-tiba lempengan lingkaran besi berapi bergerak ke atas, keluar dari air, dengan air yang masih mengguyur.

Lempengan dengan lubang lebar di tengahnya naik melewati pelari putri nomor 200 meter dan 400 meter Australia itu yang berada di pusat lingkaran.

Dalam dekapan malam gelap, pemandangan itu sungguh spektakuler. Freeman dengan obor teracung berdiri di bawah lempengan berapi, yang seolah-olah memahkotainya.

Aksi Freeman sangat mengejutkan sekitar 110.000 penonton di Stadion Olimpiade Sydney dan tiga miliar penonton televisi di seluruh dunia.

Hebatnya lagi, Freeman juga menunjukkan aksi brilian di lintasan. Dia membuat kemenangan yang mengharukan di nomor 400 meter. Kemenangannya disambut suka cita masyarakat Australia.

"Aussie, Aussie, Aussie.... Oi, oi, oi," begitu yel yang terdengar menyambut kemenangan Freeman. Aussie adalah sebutan akrab untuk Australia.

Freeman melintasi garis finis dengan catatan waktu 49,13 detik. Spontan dia merayakan suksesnya dengan lari berkeliling lapangan seraya membawa bendera Aborigin dan Australia. Padahal, bendera tidak resmi suatu bangsa hal yang terlarang di olimpiade.

Bendera Aborigin diakui sebagai bendera resmi di Australia. Akan tetapi, bukan sebagai bendera negara sehingga juga tidak diakui oleh Komite Olimpiade Internasional. Biarpun larangan itu ada, Freeman tidak peduli dengan semua itu saat dia sukacita merayakan kemenangannya yang menakjubkan. (OTW)

Editor :

Aloysius Gonsaga Angi Ebo

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 ulasan:

Catat Ulasan