Republika Online

sumber :-

Republika Online


Mau Main di MLS? Erick Thohir Buka Peluang ke Pemain Indonesia

Posted: 14 Jul 2012 12:45 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Erick Thohir saat ini mentasbihkan diri jadi pemilik klub sepak bola di negeri Paman Sam, DC United. Sebagai pengusaha Indonesia yang mengelola klub sepak bola di luar negeri, ia pun membuka peluang bagi pesepakbola di Tanah Air bisa bermain di Major League Soccer (MLS).

"Dibuka pintu selebar-lebarnya untuk pemain Indonesia bermain di MLS. Buka dua atau tiga peluang untuk pemain di bawah usia 18 tahun," kata Erick ketika ditemui di Jakarta, baru-baru ini.

Selama ini, Erick, mengatakan MLS enggan menarik pemain dari Indonesia lantaran rangking timnas Merah Putih yang jeblok. Tapi, kata dia, setelah dilakukan lobi, akhirnya pihak MLS memberikan kesempatan bagi pemain Indonesia untuk bermain di Amerika.

Sejauh ini, Erick menuturkan dirinya baru mengontak manajemen "Simamaung" Persib Bandung. Namun, pengusaha berusia 42 tahun ini membuka kesempatan bagi klub sepak bola lainnya di tanah air yang ingin coba menjajal pemainnya ikut seleksi bermain di DC United.

"Jadi ikut seleksi dulu untuk uji coba, selanjutnya dibawa ke sana. Uji coba akan memakan waktu selama dua bulan di Amerika. Kalau lolos bisa dikontrak sebagai pemain profesional," ujar Erick.

Adapun batas waktu untuk mengikuti seleksi sebagai pemain DC United, disampaikan Erick, yaitu tanggal 31 Agustus 2012. Jika batas waktu sudah terlewati, maka baru ada kesempatan lagi enam bulan berikutnya.

Salah satu alasan Erick membeli saham DC United adalah untuk mengharumkan nama Indonesia di tingkat dunia. Pria yang sebelumnya telah mencuri perhatian publik AS dengan membeli sebagian saham klub NBA dan Philadelphia 76ers, ini ingin pesepakbola Indonesia bisa belajar di Amerika. "Saya bercita-cita ada pemain Indonesia punya kesempatan merumput di MLS." lugas bos Mahaka Group ini.

Bangkrut, Klub Sepak Bola Raksasa Ini Terdegradasi

Posted: 13 Jul 2012 11:15 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, GLASGOW — Raksasa Liga Primer Skotlandia, Glasgow Rangers harus menerima nasib pahit terdepak dari kompetisi teratas di negaranya.

Mereka harus mengawali musim kompetisi musim depan dengan bermain di Divisi Tiga (Scottish Third Division) atau liga profesional terendah di sana. Selain hukuman di kancah domestik, Rangers juga dilarang tampil di kompetisi antarklub Eropa selama tiga tahun, dan kehilangan pemain-pemain terbaiknya.

Itu lantaran klub pengkoleksi 54 trofi liga tersebut kini di ambang kehancuran. Rangers dinyatakan pailit oleh Badan Liga Sepak Bola Skotlandia (SFL) setelah tidak mampu membayar utang yang mencapai 33 juta dolar AS alias Rp 312,34 miliar.

Kenyataan pahit itu tidak bisa dihindari setelag muncul keputusan dari Asosiasi Sepak Bola Skotlandia (SFA) yang melakukan voting, yang diikuti 12 klub peserta Liga Primer Skotlandia. Klub yang bermarkas di Stadion Ibrox itu membutuhkan delapan suara mayoritas supaya mereka tetap bisa berkiprah di kancah tertinggi sepak bola Skotlandia.

Namun, klub-klub peserta keberatan dengan proposal pengajuan yang membuat partisipasi Rangers musim depan kandas. Hal itu patut disayangkan sebab status kepemilikan Rangers baru berpindah tangan dan manajemen baru diharapkan membawa revolusi.

Ketua Eksekutif Liga Primer Skotlandia David Longmuir mengkonfirmasi bahwa sebanyak 25 dari 30 pemberi suara menolak Rangers untuk bergabung dengan kompetisi Divisi Satu Skotlandia. Beruntung, Rangers masih bisa berkiprah di kancah sepakbola Skotlandia saat 29 dari 30 klub di bawah naungan SFL setuju dengan bergabungnya Rangers. Seperti di Inggris, Liga Primer Skotlandia berada dalam organisasi terpisah dengan divisi lainnya.

Banyak yang telah berspekulasi bahwa Rangers dapat kembali bermain di Liga Primer Skotlandia musim depan, tapi dengan bermain di Divisi Satu merupakan pilihan yang betul-betul adil.

"Hari ini telah menjadi salah satu keputusan yang paling sulit untuk dilakukan oleh semua pihak," kata Longmuir kepada Soccerway. "Keputusan telah diambil untuk kepentingan keadilan di olahraga."

Ia merasa keputusan itu tidak dapat diubah sebab sudah mewakili aspirasi klub professional di Skotlandia.

"Saya merasa lega bahwa Liga Sepakbola Skotlandia telah membuat keputusan yang sangat menentukan," ujarnya. Longmuir melanjutkan, "Saya merasa nyaman SFL telah membuat keputusan yang tegas."

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 ulasan:

Catat Ulasan