KOMPAS.com - Olahraga |
Dokic Ingin Jegal Kim Jadi Nomor Satu Posted: 11 Feb 2011 02:41 PM PST Paris Terbuka Dokic Ingin Jegal Kim Jadi Nomor Satu Editor: Aloysius Gonsaga Angi Ebo Jumat, 11 Februari 2011 | 22:41 WIB PARIS, Kompas.com - Jelena Dokic melangkah ke perempat final Paris Terbuka, usai mengalahkan unggulan kelima Nadia Petrova dengan straight set 6-4, 7-6, Kamis (10/2/11). Dokic pun mencanangkan tekad untuk menjadi penjegal upaya Kim Clijsters menjadi petenis peringkat satu dunia. Dokic akan bertemu Clijsters di babak delapan besar. Bagi Clijsters, keberhasilan menuju perempat final membuat langkahnya semakin dekat dengan tangga nomor satu peringkat WTA, dan petenis Belgia ini pun berpeluang besar jadi juara setelah lawan terberatnya, Maria Sharapova, mundur dari turnamen karena terserang virus. Jika nanti Clijsters berhasil mengatasi perlawanan Dokic dalam pertandingan perempat final Jumat atau Sabtu (12/2/11) waktu Indonesia, maka dapat dipastikan akan naik menjadi petenis peringkat satu dunia. Clijsters bakal menggusur petenis Denmark Caroline Wozniacki. Tetapi upaya Clijsters nanti tidak akan mudah. Pasalnya, Dokic, petenis Australia mantan peringkat empat dunia pada 2002, terlihat bermain hebat di sepanjang pertandingannya melawan Petrova, juara Paris Terbuka 2007. "Saya merasa sangat senang, sekarang merupakan saat yang tepat untuk bangkit lagi, saya rasakan permainan saya semakin lama semakin baik," kata Dokic yang pada putaran pertama juga berhasil menaklukkan Lucie Safarova, runner-up turnamen ini tahun lalu. "Saya dalam kondisi puncak sekarang dan siap menghadapi Kim. Ia peringkat dua sekarang dan hampir menjadi peringkat satu dunia, tapi itu tidak akan mudah sebab saya turun ke lapangan nanti dengan tanpa beban dan akan menikmati setiap ritme pertandingan melawannya. Jadi, mari kita lihat hasilnya di lapangan nanti," kata Dokic sewaktu diwawancarai setelah pertandingan. Kirim Komentar Anda |
"Honda-Ducati Punya Perbedaan Ekstrim" Posted: 11 Feb 2011 02:24 PM PST KOMPAS.com - Casey Stoner menegaskan, tidak mungkin bagi dirinya untuk membuat perbandingan antara Ducati yang terakhir dibelanya pada musim lalu, dan Honda RC212V yang akan menjadi tunggangannya pada musim 2011. Menurut juara dunia 2007 tersebut, ada perbedaan yang sangat ekstrim. Stoner memutuskan pindah ke Honda pada akhir musim lalu dan telah mengikat kontrak berdurasi dua tahun dengan pabrik Jepang itu. Sebelumnya, pebalap Australia ini membela Ducati selama empat musim, di mana dia mencatatkan diri sebagai pebalap tersukses bagi tim Italia tersebut karena mampu mengembangkan mesin Desmosedici dan menyabet gelar juara dunia. Selain itu, Stoner juga berhasil memenangi banyak seri dibandingkan dengan para pebalap lain pada era 800cc dengan 23 kemenangan. Dia mengungguli bekas rekan-rekan setimnya, mulai dari Loris Capirossi, Marco Melandri dan Nicky Hayden. Dalam debutnya bersama Honda, Stoner langsung menunjukkan performa yang impresif. Pada tes pra-musim, dia tampil sangat konsisten sehingga sempat mencatatkan diri sebagai pebalap tercepat dalam satu dari tiga hari ujicoba di Sepang, Malaysia. Hanya saja, ketika diminta memberikan komentar tentang Ducati, yang akan menjadi saingan Honda, seperti yang dikatakan Valentino Rossi bahwa GP11 terasa seperti prototipe murni yang dikembangkan hanya untuk MotoGP, Stoner tak bisa menjawab. Yang pasti, pebalap berusia 24 tahun ini merasa ada perbedaan besar antara Ducati dan Honda. Ketika ditanya mengapa dia mau pindah dari Ducati dan bergabung dengan tim rivalnya dari Jepang itu, Stoner mengatakan: "Saya memiliki sebuah rasa yang kuat ketika meninggalkan Honda pada 2006 dan pindah ke Ducati. "Kemudian, 'apa yang sudah saya lakukan?' Saya benar-benar tidak tahu keputusan yang sudah saya ambil ketika pertama kali menunggang Ducati. Saya tidak yakin dengan rasa terhadap motor itu. Anda merasakan getaran dan pergantian giginya agresif, tetapi motornya juga bekerja. "Itu menjadi perasaan yang sangat aneh, tetapi setelah empat tahun anda merasa sangat nyaman dengan motor dan menjadi normal. "Karena itu, ketika saya kembali ke Honda, semuanya terasa begitu halus dan benar-benar terasa jauh berbeda. Sulit untuk membandingkan dua motor ini, karena perbedaannya begitu ekstrim." |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Olahraga To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 ulasan:
Catat Ulasan