Republika Online

sumber :-

Republika Online


M Rachman Persembahkan Juara Dunia di Usia Senja

Posted: 20 Apr 2011 05:17 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--"Kita tidak hanya ingin punya satu juara dunia tinju, tapi dua." Pernyataan itu dilontarkan Menteri Pemuda dan Olah raga, Andi Mallarangeng, setelah Chris John sukses mempertahankan sabuk juara Super Champion kelas bulu versi WBA untuk ke-13 kalinya dengan menaklukan petinju asal Argentina, Fernando Saucedo.

Ketika itu, orang yang diharapkan Andi menjadi juara dunia adalah Daud "Cino" Yordan yang baru berusia 23 tahun dan dengan karier gemilang di depan mata. Kini, harapan Andi terwujud. Indonesia punya dua juara dunia. Tapi, bukan Cino yang mempersembahkannya melainkan Muhammad Rachman. Petinju kelahiran Papua itu memukul jatuh Kwanthai Sithmorseng untuk meraih sabuk gelar juara dunia kelas terbang mini versi WBA, di Universitas Bangkokthonburi, Bangkok, Thailand, Selasa (19/4) malam .

Seperti dilansir bangkok post, ketika naik di atas ring, tidak ada keraguan dalam diri Rachman untuk mengalahkan Kwanthai yang sepuluh tahun lebih muda dan tidak pernah menelan kekalahan. Kwanthai yang mendapat dukungan penuh penonton sempat membuat Rachman terjatuh di ronde kedua. Namun, petinju bergaya Orthodox ini berbalik mendominasi duel tersebut.

Pada ronde sembilan, Rachman mengarahkan pukulan kombinasi bertubi-tubi untuk memaksa Kwanthai mencium kanvas. Petinju berusia 29 tahun tersebut sempat berusaha bangkit pada hitungan ke delapan, namun akhirnya terpaksa menyerah. "Ini sangat pahit karena saya mengendalikan permainan di awal. Tapi, saya melakukan kesalahan," kata Kwanthai.

Keberhasilan petinju berjuluk the Rock Breaker ini memenangi sabuk juara dunia mengejutkan. Rachman memang pernah meraih sabuk juara dunia kelas terbang mini versi IBF setelah mengalahkan Daniel Reyes dari Kolombia pada 2004 silam. Dia mengikuti jejak Ellyas Pical, juara dunia tiga kali kelas bantam junior IBF pada 1985-1989; Nico Thomas yang merengkuh gelar kelas terbang mini IBF pada 1989 dan Chris John.

Namun, namanya tidak lagi terdengar setelah kehilangan sabuk juara dunia kelas terbang mini versi IBF pada 7 Juli 2007. Kala itu, Rachman kalah angka mutlak dari petinju asal Filipina, Florante Condes. Rachman mendominasi empat dari 12 ronde, namun Condes sempat menjatuhkan Rachman dua kali. Selain itu, usia yang menginjak 39 membuatnya juga tidak lagi diperhitungkan.

Namun, usia yang sudah tidak muda lagi memotivasi Rachman untuk kembali merebut juara dunia. Dia ingin membuktikan bila usia yang mulai menua bukan halangan untuk meraih prestasi terbaik. "Ini mewujudkan mimpi saya. Saya memang ingin kembali menjadi juara dunia kelas terbang mini," kata dia. Kemenangan ini menaikan catatan kemenangan Rachman menjadi 64 kali. Rachman sudah 79 kali naik ring dengan menelan 10 kekalahan dan lima imbang.

Sebelum naik ring, Rachman sempat menyatakan, ingin pensiun bila menelan kekalahan dari Kwanthai. Namun, kemenangan ini kemungkinan akan mengubah rencana masa depannya. Setelah Rachman dan Chris John mempersembahkan sabuk juara dunia, Indonesia pun berharap Cino juga akan segera meraihnya.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 ulasan:

Catat Ulasan