JAKARTA, Kompas.com - Di dunia bulu tangkis, nama Chrsitian Hadinata diangghap sebagai seseorang yang mumpuni dalam hal pembinaan pemain bulu tangkis.

Di tangan mantan pemian pelatnas 1971-1986 ini,  pernah lahir pemian-pemain ganda ynag kemduian menjaga nama besar Indoensia seperti yang oefrdnah dijaga CVhristian pada masa jayanya sebagai pemian. Sebut saja nama-nama seperrti Ricky Subagja/Rexy mainaky, Candra Wijaya/Sigit Budiarto hingga pemain-pemian saat ini seperti Bona Septano/Mohammad Ahsan.

Minggu (5/6), "suhu" Chrsitian menurunkan ilmunya kepada 37 murid putera dan puteri yang menjuarai kompetisi bulutangkis beregu antar SD dan SMP MILO School Competition 2011 di lima kota Februari hingga April lalu.

Para calon pemain  ini  mendapat pelatihan fisik serta penyuluhan teknis dan gemblengan mental dari Christian Hadinata (62 tahun) di Stadion Rawa Badak. Mereka adalah bibit-bibit pemain bulutangkis Indonesia yang terpilih dari 3.621 peserta MILO School Competition 2011, yang berlangsung di Jakarta, Batam, Samarinda, Gresik dan Pontianak.

Para pemenang  ini berhak melaju ke babak Grand Final di Pelatnas PBSI (Pemusatan Latihan Nasional Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) di Cipayung, Jakarta pada 8 Juni.

"Saya sangat senang bisa melaju ke Grand Final di Jakarta. Menang atau kalah bukan masalah bagi saya, karena ini adalah pengalaman baru bisa berlatih dengan legenda bulutangkis, selain itu saya jadi punya banyak teman dan bisa berbagi pengalaman bertanding," ujar Selly Yunita yang berasal dari Kabupaten Sintang, Kalbar, juara MILO School Competition di Pontianak

MILO School Competition merupakan kompetisi bulutangkis antar SD dan SMP berskala nasional di Indonesia, yang telah diselenggarakan selama satu dekade,

Kompetisi yang turut mendukung pemasalan dan regenerasi atlet bulutangkis di Indonesia itu, selama satu dekade ini telah diselenggarakan di 24 kota di Indonesia dan diikuti lebih dari 25.600 murid SD dan SMP sebagai peserta.