SHINJUANG – Dunia bulutangkis Indonesia boleh menaruh harapan besar kepada sosok Tommy Sugiarto. Perlahan tapi pasti, Tommy bisa diandalkan untuk mengkoleksi prestasi di kejuaraan bulutangkis Internasional.
Tampil sebagai juara di ajang Taiwan Open Grand Prix Gold 2011, membuat Tommy kian percaya diri mengemas kemenangan di kejuaraan berikutnya. Tommy boleh bangga, karena dia hanya satu-satunya wakil Indonesia yang pulang dengan kemenangan di ajang tersebut. Di partai pamungkas tunggal putra, Tommy sukses menundukkan Tanongsak Saensomboonsuk, dengan tiga set 21-15, 15-21, 21-17
Setali tiga uang, berkat prestasi cemerlangnya di Taiwan, putra dari pebulutangkis legendaris Indonesia, Icuk Sugiarto ini, sukses menembus peringkat 20 besar pebulutangkis dunia. Dengan 7000 poin yang didapatnya usai menang di Taiwan Open, Tommy berhak menempati posisi 19 rangking dunia (sebelumnya 21), menempel ketat kompatriotnya Simon Santoso (18).
"Saya sangat senang dengan kemenangan ini, terutama karena saya mengalahkan beberapa pebulutangkis top di sini. Saya lebih percaya diri dan saya merasa, penampilan saya terus membaik tahun ini," kata Tommy selepas pertandingan dikutip situs resmi BWF, Senin (12/9/2011).
Lebih jauh, Tommy pun tidak memungkiri sempat keteteran menghadapi Tanongsak, terutama di game kedua saat dirinya harus mengakui keunggulan pebulutangkis andalan Thailand tersebut dengan kedudukan 15-21.
"Mulanya saya sempat tertinggal karena terkejut dengan permainan lawan, namun setelah saya menyesuailan diri, saya bisa mengatasinya. Tanongsak mengandalkan drive-drive keras dan saya harus berhati-hati, apalagi angin di lapangan cukup kencang," sambung Tommy sebagaimana dikutip situs resmi PBSI.
Tommy pun merinci jalannya di game kedua, di mana Tanongsak berusaha bermain bola-bola atas untuk meruntuhkan pertahanannya hingga akhirnya sang lawan bisa merebut set kedua.
"Di set kedua, Tanongsak mengajak saya agar mengangkat bola untuk membuka kesempatannya untuk menyerang. Saya pun tidak bisa mengantisipasi serangannya, dan saya terbawa dengan irama permainan dia," jelas Tommy.
Namun, beruntung Tommy tidak mengulangi performa minusnya di set penentuan untuk memastikan kemenangan atas Tanongsak yang membuat Indonesia Raya tetap berkumandang di seantero Shinjuang Stadium.
"Di set penentuan, saya berusaha berjuang dan pantang menyerah, mencoba kembali ke ritme permainan saya. Saya termotivasi agar bendera Indonesia tetap berkibar, karena sebelumnya dua wakil Indonesia belum berhasil di final," tutupnya mengomentari kegagalan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan ganda putri Greysia Polii/Meiliana Jauhari yang kalah di partai puncak.
(edo)
0 ulasan:
Catat Ulasan