KOMPAS.com - Olahraga |
Tim Pendaki Gunung Vinson Massif Tiba di Indonesia Posted: 19 Jan 2012 02:04 PM PST Tim Pendaki Gunung Vinson Massif Tiba di Indonesia Wisnu Aji Dewabrata | Robert Adhi Ksp | Kamis, 19 Januari 2012 | 22:04 WIB JAKARTA, KOMPAS.com — Tim pendakian Seven Summits yang baru menaklukkan puncak Gunung Vinson Massif (4.987 meter di atas permukaan laut) yang terletak di Antartika telah tiba di Indonesia dengan selamat dan mengadakan jumpa pers, Kamis (19/1/2012). Seperti diberitakan, tim pendaki yang terdiri dari lima anggota organisasi pecinta alam Wanadri mencapai puncak Vinson Massif pada Sabtu (7/1/2012) dini hari WIB. Tim tersebut telah menaklukkan enam puncak gunung, yaitu Carstensz Pyramid atau Ndugu-Ndugu di Papua, Kilimanjaro di Tanzania, Elbrus di Rusia, Denali atau McKinley di Amerika, dan Aconcagua di Argentina. Pendaki yang telah tiba di Indonesia adalah Ardhesir Yaftebbi, Nurhuda, dan Iwan Irawan. Mereka tiba pada Rabu (18/1/2012). Dua pendaki lainnya, yaitu Fajri Al Luthfi dan Rimbawan, serta manajer tim, Galih Donikara, menyusul tiba di Indonesia pada Kamis. Ketua tim ekspedisi Seven Summits, Endriartono Sutarto menuturkan, keberhasilan menaklukkan enam puncak gunung menjadi penyemangat untuk menyelesaikan puncak gunung terakhir, yaitu Gunung Everest (gunung tertinggi di dunia dengan ketinggian 8.850 meter di atas permukaan laut) . Ardhesir Yaftebbi menuturkan, kesulitan menaklukkan Gunung Vinson Massif adalah letaknya yang sangat jauh. Cuaca yang dihadapi juga sangat ekstrem dengan suhu terendah mencapai minus 80 derajat celsius. Dalam jumpa pers diputar film dokumentasi pendakian ke Vinson Massif yang menunjukkan ganasnya medan di Antartika. Para pendaki tampak membawa ransel seberat 15 kilogram dan masing-masing menarik kereta luncur berisi perlengkapan yang beratnya 20 kilogram. |
Marion Bartoli "Dilarang" ke Olimpiade Posted: 19 Jan 2012 02:04 PM PST Marion Bartoli "Dilarang" ke Olimpiade A. Tjahjo Sasongko | A. Tjahjo Sasongko | Kamis, 19 Januari 2012 | 22:04 WIB KOMPAS/AGUS SUSANTO Petenis Perancis, Marion Bartoli MELBOURNE, Kompas.com - Petenis Perancis, Marion Bartoli mengaku sangat sedih karena tidak bisa membela negaranya dalam pertandingan tenis Olimpiade musim panas di London, Juli mendatang. Bartoli merupakan petenis utama Perancis dan saat ini menempati peringkat 9 dunia. Namun untuk bermain di Olimpiade ia harus memenuhi syarat dari federasi tenis internasional (ITF) yaitu memiliki hubungan baik dengan federasi tenis negaranyal dan pernah memperkuat tim Piala Fed setidaknya dua kali dalam empat tahun terakhir. Kedua hal ini tidak bisa dipenuhi Bartoli. Ia memiliki sejarah konflik dengan federasi tenis negaranya berkaitan dengan keinginannya untuk tetap dilatih ayahnya meski bergabung dengan tim Piala Fed. Tahun lalu, kapten tim Piala Fed Perancis, Nicolas Escude terpaksa mencoret nama Bartoli karena tidak cocok dengan gaya Bartoli dengan pelatihnya. Bartoli sendiri berharap ada pengecualian dari pihak ITF. Namun ia mengakui sangat pesimistis dengan hal ini namun tidak ingin repot-repot membawa masalah ini ke pengadilan arbitrase olah raga. "Saya sangat kecewa," kata Bartoli usai menyisihkan Jelena Dokic di babak kedua Australia Terbuka, Kamis (19/1). "Jujur saja saya merasa memiliki peluang besar meraih medali di Olimpiade. Terutama karena bermain di lapangan Wimbledon, ajang di mana saya cukup berhasil pada masa lalu," kata Bartoli. Bartoli lolos ke final Wimbledon 2007 sebelum dikalahkan Venus Williams di final. "Sebenarnya saya malas berbicara mengenai hal ini, karena hanya membuat saya merasa tidak senang." |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Olahraga To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 ulasan:
Catat Ulasan