Republika Online |
Suporter Sepak Bola Demo PSSI Sumsel Tolak Nurdin Posted: 26 Feb 2011 12:11 AM PST REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG - Suporter sepak bola mendatangi kantor Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Sumatera Selatan untuk menyampaikan aspirasi terkait pemilihan ketua umum organisasi tersebut. Aksi unjuk rasa yang dilaksanakan puluhan pendukung sepak bola di depan kantor PSSI Sumsel di Palembang, Sabtu (26/2), tersebut berlangsung tertib dan disambut Ketuanya, HM Baryadi. Dedi Pranata, koordinator aksi demo itu mengatakan pihaknya menginginkan agar reformasi dilakukan di tubuh PSSI. Hal ini penting mengingat kemajuan sepak bola belum begitu menunjukan kemajuan, ujar dia. Selain itu pihaknya menolak calon Ketua Umum PSSI Nurdin Halid karena tidak sesuai dengan peraturan dalam organisasi sepak bola dunia, kata dia. Ketua PSSI Sumsel mengatakan, pihaknya tidak menginginkan sepak bola dimanipulasi karena perkembangannya harus semakin maju. Mengenai calon yang diajukan, ia mengatakan, pihaknya mengusulkan perlu dipilih ulang dan nantinya harus dipilih calon yang terbaik. Memang, sebelumnya, pihaknya mendukung calon yang sekarang ini dipermasalahkan karena belum ada yang mendampingi. Oleh karena itu perlu ada pencalonan ulang supaya nantinya bisa dipilih mana yang terbaik, kata dia. Masih ada waktu dan perlu pencalonan ulang supaya perkembangan sepak bola semakin maju, tambah dia. |
Pemerintah Gandeng ITB Bangun Laboratorium Doping Posted: 25 Feb 2011 11:22 PM PST REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Pemerintah menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk pembangunan laboratorium doping untuk menguji dan mengetahui hasil tes doping para atlet Indonesia. "Ini merupakan lab doping pertama di Indonesia," kata Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Malaranggeng usai memberikan Kuliah Umum di Aula Barat ITB, Sabtu (26/2). Menpora mengatakan, ITB merupakan salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki infrastruktur dan tenaga ahli untuk membangun sebuah laboratorium doping. "Ini sedang dibicarakan, hari ini saya bertemu dengan tim dari ITB. Kenapa harus di ITB karena ITB memiliki infrastruktur dan tenaga ahlinya," ujar Andi. Ia mengatakan, selama ini untuk melakukan tes doping harus dilakukan dilakukan di luar negeri sepeti di Malaysia. "Saya kurang tahu berapa atlet kita yang lena doping, tapi saya tidak tahu berapa?. Pokoknya Ada saja atlet Indonesia yang kena doping. Untuk melakukan tesnya harus di luar negeri dan itu biayanya mahal, " ujarnya. Dikatakannya, pembangunan laboratorium doping tersebut juga bisa menjadi sarana pengetahuan bagi para atlet agar bisa menghindari makanan atau minuman yang dikategorikan sebagai doping. "Selama ini doping terus berkembang dan banyak yang tidak terdeteksi. Mudah-mudahan laboratorium ini bisa mengajarkan atlet kita tentang doping," kata Menpora. Ketika disinggung tentang berapa jumlah biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk membangun laboratorium doping, Menpora enggan menjawabnya. "Kita baru akan bertemu dengan timnya," katanya. Sementara itu, Rektor Institut Teknologi Bandung Akhmaloka, mengatakan, pembangunan laboratorium doping tersebut akan dibangun tahun ini dan lokasi berada di wilayah Kampus Unwin Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. "Realisasinya, Insya Allah tahun ini dan lokasinya di Jatinangor," kata Akhmaloka. |
You are subscribed to email updates from Republika Online To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 ulasan:
Catat Ulasan