REPUBLIKA.CO.ID,LONDON--Pertandingan melawan Everton Ahad (22/5) malam lalu ternyata menjadi pertandingan terakhir Chelsea di bawah kepemimpinan manajer Carlo Ancelotti. Pria berusia 51 tahun tersebut resmi dipecat pemilik klub, Roman Abramovich.

"Chelsea mengonfirmasi bahwa klub telah memutuskan kerjasama dengan Carlo Ancelotti. Pemilik dan direksi klub mengucapkan terima kasih kepada Carlo atas kontribusnya sejak menangani klub sejak Juli 2009, termasuk prestasinya meraih double untuk pertama kalinya sepanjang sejarah klub," ujar pernyataan resmi Chelsea dalam laman resmi klub.

Pemecatan tersebut cukup kontroversial mengingat musim lalu Ancelotti berhasil membawa The Blues meraih gelar Liga Primer dan Piala FA. Musim ini, mantan pelatih AC Milan tersebut gagal membawa Chelsea memboyong piala apapun, namun menempatkan Chelsea di peringkat kedua klasemen akhir Liga Primer.

"Prestasi musim ini berada di luar ekspektasi dan klub merasa bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan perubahan demi persiapan musim depan. Carlo akan selalu diterima di Stamford Bridge karena atas prestasinya dalam sejarah kami ia pantas diberikan respek," tambah pernyataan tersebut.

Akibat prestasi Chelsea musim ini, posisinya Ancelotti sebagai manajer selalu menjadi bahan spekulasi media massa di Inggris. Menang lima kali beruntun dengan skor telak pada lima laga pertama, prestasi Chelsea anjlok di pertengahan musim.

Namun Ancelotti membawa Chelsea kembali ke jalur juara setelah klub mendatangkan dua pemain anyar, Fernando Torres dan David Luiz. Sayang, kekalahan atas Manchester United (MU) pada pekan ke-36 membuat The Blues harus merelakan gelar kembali direbut Setan Merah.

Chelsea belum mengumumkan siapa yang akan menggantikan Ancelotti. Rumor yang berkembang Abramovich mengincar salah satu di antara Marco van Basten dan pelatih muda Porto, Andre Villas-Boas. "Tujuan dan ambisi Chelsea (menjadi klub terbaik dunia) tak berubah dan kini kami kami akan berkonsentrasi mencari seorang manajer baru," kata pernyataan tersebut mengakhiri.

Chelsea datang dari Milan pada musim panas 2009. Musim pertamanya di London ia lalui dengan sukses setelah mengantarkan Chelsea merebut gelar Liga Primer pertama dalam empat tahun terakhir usai tiga tahun sebelumnya gelar selalu jatuh ke tangan MU. Ia juga membawa Chelsea menyabet Piala FA usai mengalahkan Portsmouth 1-0 di final.

Pekerjaan berat baru ia rasakan di musim keduanya setelah Chelsea ditinggal sejumlah bintangnya seperti Michael Ballack, Joe Cole, dan Deco. Sejumlah pemain pilar seperti Michael Essien, Yossi Benayoun, dan John Terry juga harus terpaksa absen di pertengahan musim gara-gara cedera.

Banyak yang menyayangkan pemecatan Ancelotti karena pria asal Italia tersebut berhasil meraih tiga gelar hanya dalam dua musim bersama Chelsea. Ancelotti menjadi korban keempat Abramovich setelah sebelumnya milyuner asal Rusia itu juga memecat Jose Mourinho, Avram Grant, dan Luis Scolari.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Ketua DPP Partai Hanura, Yuddy Chrisnandi, mengatakan bahwa DPR tidak boleh tinggal diam dalam kasus kekisruhan Kongres Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan membiarkan PSSI berantakan.

"Bila pemerintah lepas tangan terhadap konflik PSSI, DPR tidak boleh tinggal diam dan membiarkan PSSI berantakan karena ulah para pengelolanya," kata Yudi melalui siaran pers yang dikirim kepada ANTARA, Jakarta, Senin (23/5).

Komisi I DPR, katanya, harus segera memanggil Panglima TNI untuk menjelaskan alasan apa mengizinkan kepada Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI George Toisutta, sebagai perwira aktif maju menjadi calon Ketua Umum PSSI. George disebut-sebut menjadi salah satu penyebab buntunya Kongres PSSI.

TNI, kata dia, seharusnya menjadi perekat persatuan bangsa dan bukan menjadi sumber masalah perpecahan.
"Demi kepentingan yang lebih luas, Komisi I DPR dapat meminta Panglima TNI mencabut izin pencalonan Kasad dari PSSI. Masih banyak pekerjaan lain dalam TNI AD yang lebih penting diperhatikan Kasad," kata mantan anggota Komisi I DPR RI 2004-2009 ini.

Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa DPR RI, Marwan Ja'far, mendesak pemerintah menyelamatkan PSSI dan kelangsungan persepakbolaan nasional. "Pemerintah harus menyelamatkan muka PSSI dan persepakbolaan nasional. Jangan sampai masalah martabat bangsa ini dipasung, dihambat dan dihancurkan oleh oknum-oknum tertentu," katanya.