Sindikasi bola.okezone.com |
Posted: 15 Jul 2011 11:31 AM PDT SURABAYA - Setelah Djohar Arifin Husin terpilih sebagai Ketua Umum PSSI, Saleh Ismail Mukadar disebut-sebut bakal menduduki posisi penting. Namun nyatanya hingga kini Saleh belum mendapatkan kepercayaan untuk duduk dalam kepengurusan PSSI yang baru. Saleh sempat disebut-sebut menjadi kandidat kuat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI. Bos Persebaya 1927 tersebut juga telah mengatakan siap dan bersedia menanggalkan jabatannya sebagai anggota DPRD Jawa Timur. Tapi nyatanya posisi Sekjen PSSI tak diberikan kepadanya. "Bagi saya posisi di PSSI tidak penting. Kalau ada orang yang lebih mampu mengemban tugas, kenapa kita harus ngotot. Kalau saya diberi kepercayaan, ya saya lakukan sebaik-baiknya. Kalau tidak, berarti ada orang lain yang lebih mumpuni," kata Saleh kemarin. Baginya, yang terpenting adalah tetap bisa berjuang untuk kemajuan sepakbola Indonesia. Ia mengaku sudah sangat bersyukur karena pada akhirnya benar-benar terjadi perubahan di tubuh PSSI yang sekian lama tak pernah mengalami kemajuan. Jika tak mendapatkan kepercayaan di PSSI, maka Saleh bakal meneruskan karirnya sebagai wakil rakyat. Sekaligus, berkonsentrasi menangani tim Persebaya 1927 yang berlaga di Liga Primer Indonesia. Toh, baginya, tak menjadi pengurus PSSI bukan berarti tak bisa menyumbangkan pemikiran di sepakbola. Ia juga menilai menjadi pengurus PSSI bakal kurang etis dengan posisinya sebagai komisaris di Persebaya 1927. Dirinya tak mau posisinya dijadikan kambing hitam jika suatu saat klubnya meraih prestasi, seperti yang santer terdengar di masa kekuasaan Nurdin Halid. "Kasihan Bonek kalau diolok-olok supporter karena dianggap juara dengan campur tangan pengurus di PSSI. Kalau risikonya begitu, lebih baik saya tak menjadi apa-apa, baik executive committee (Exco), Sekjen, atau BLI," tambahnya. Saleh selama ini sebagat penentang sejati status quo era Nurdin Halid. Pria yang menjabar Komisaris Utama Persebaya 1927 ini selalu berseberangan dengan pengurus PSSI saat itu, yang klimaksnya membawa Persebaya 1927 ke kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI). Lantas, bagaimana kelanjutan LPI sendiri? Ia mengatakan putaran kedua LPI sejauh ini masih sesuai rencana dan bakal digulirkan selepas Hari Raya Idul Fitri nanti. Namun ia tak menampik PSSI masih menggodok kemungkinan menyatukan kompetisi ISL dan LPI. Jika digabungkan, ia menilai sejumlah klub lebih baik di-merger agar lebih efisien. Sebab di satu daerah ada lebih dari satu klub, misalnya Medan Chiefs dengan Bintang Medan atau persipura dengan Cenderawasih Papua. Namun merger tim harus proporsional dan butuh persiapan. Bagaimana dengan Persebaya 1927 dan Persebaya Divisi Utama? "Kalau itu tak mungkin di-merger karena hanya Perserbaya 1927 yang legal. Sedangkan persebaya yang satunya itu hanya mengada-ada. Yang di-merger hanya antara dua tim yang benar-benar legal," cetusnya. (Kukuh Setiawan/Koran SI/msy) Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Posted: 15 Jul 2011 10:46 AM PDT SURABAYA - Wisnu Wardhana (WW) tampaknya harus menghadapi persoalan hukum terkait gaji pemain Persebaya Divisi Utama (DU) yang belum terbayar. Sebab pemain menggambil langkah gugatan hukum kepada Ketua DPRD Kota Surabaya tersebut. Upaya ini dilakukan setelah berbagai upaya yang ditempuh pemain tak membuat Ketua Persebaya DU tersebut bertanggungjawab. Selain tak membayar gaji pemain selama semusim, tanggungan klub pun hingga kini masih menunggak. Pemain sekaligus pengurus Persebaya DU menyiapkan pengacara M Sholeh sebagai 'senjata' untuk menyerang WW. Kemarin, pemain sudah meminta bantuan Sholeh untuk menyelesaikan persoalan di klub yang baru dibentuk tahun lalu tersebut. "Permintaan pemain sudah saya terima dan saya pelajari dulu persoalannya. Yang pasti gugatan tak akan langsung dilakukan, melainkan terlebih dahulu melayangkan somasi," jelas Sholeh. Somasi itu akan berlaku selama tiga hari dan bakal disusul gugatan hukum jika WW tetap tak menggubris. Sholeh pun meminta pemain menunjukkan klausul kontrak sebagai bukti otentik ikatan dengan Persebaya. Bagaimana pun, menurutnya, klausul kontrak merupakan modal utama untuk melakukan gugatan yakni sebagai bukti keabsahan sebagai pemain Persebaya. Beberapa hari sebelumnya pemain sempat mendatangi kantor DPRD Kota Surabaya untuk menagih langsung pembayaran gaji. Sayang upaya tersebut tidak menemukan solusi karena WW sendiri terkesan menghindar dan tak mau menemui pemain. Pemain pun putus asa dan akhirnya berniat menggugat sebagai langkah terakhir. Hingga kemarin, WW juga tidak bisa dimintai komentar terkait rencana gugatan dari pemainnya. Saat berupaya menghubungi telepon selulernya, yang terdengar hanya nada sibuk. Dihubungi terpisah, Sekretaris Persebaya DU Wastomi Suheri mengatakan gugatan merupakan jalan terakhir yang terpaksa ditempuh pemain. Itu disebabkan tidak pernah adanya penyelesaian setelah sekian lama mencoba dengan segala cara. "Tentu saja kita semua tidak bisa bersabar lagi. Pemain selama semusim sudah menunggu tapi tak ada itikad baik dari Wisnu Wardhana. Kita berharap langkah gugatan bakal menjadi solusi sekaligus bisa memberikan hak pemain," kata Wastomi. Dirinya mengakui langkah gugatan seharusnya tak perlu terjadi karena akan banyak memakan waktu dan pikiran. Tapi diakuinya pemain sudah tak mempunyai jalan lain setelah berbagai upaya gagal, apalagi mereka sangat membutuhkan gaji tersebut. Pengurus Persebaya DU juga tidak bisa tenang dengan mangkirnya WW dari tanggungjawab. Pasalnya, sejumlah pengurus sempat menalangi dana operasional klub dengan uang pribadi. Pengurus, termasuk Wastomi, juga ingin uang tersebut dikembalikan. (Kukuh Setiawan/Koran SI/msy) Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
You are subscribed to email updates from Sindikasi bola.okezone.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 ulasan:
Catat Ulasan