Sindikasi bola.okezone.com |
Posted: 19 Aug 2011 11:46 AM PDT MALANG - Ketika PSSI membatasi pengeluaran klub dengan budgeting cap, nafsu belanja Arema Indonesia tak terpengaruh. Dari sejumlah nama yang telah dan akan didatangkan di Stadion Kanjuruhan, jelas bukan properti yang murah. Empat pemain anyar yang sudah teken kontrak, Arif Suyono, Saktiawan Sinaga, Hendro Siswanto dan kiper Dian Agus Prasetyo diperkirakan sudah hampir mencapai Rp1,5 miliar. Belum lagi pemain tim nasional yang diincar seperti Hamka Hamzah dan M Roby. Nama terakhir malah dikabarkan sudah tandatangan pra kontrak dengan klub berjuluk Singo Edan. Padahal Arema masih membutuhkan empat pemain asing untuk melengkapi skuad lokal yang banyak dihuni pemain timnas. Tercatat sekarang ini ada delapan pemain timnas di skuad Arema. Untuk membeli pemain anyar, diperkirakan klub berlogo singa gondrong membutuhkan paling tidak Rp5 miliar. Itu dengan asumsi pemain lokal yang akan gabung berkelas timnas, sekaligus tambahan empat pemain asing yang kini masih buram. Belum lagi kontrak pelatih Robert Rene Albert yang diprediksi mencapai Rp1 miliar. Dengan pengeluaran sedemikian besar, Arema bakal berhadapan dengan budgeting cap yang ditetapkan PSSI sebesar Rp15 miliar untuk klub di kompetisi level teratas. Apalagi Singo Edan juga bakal bertarung di level Asia setelah menempati posisi runner up Indonesia Super League (ISL) 2010-2011. Namun hingga kini belum diketahui apakah pengeluaran di kompetisi antar klub Asia juga dimasukkan dalam kalkulasi budgeting cap. "Belum ada perincian apakah budgeting cap juga berlaku untuk pengeluaran kompetisi antar klub Asia. Yang jelas kami sangat memperhatian budget musim ini. Berdasar budget planning yang sudah kita susun jauh hari, sampai saat ini masih aman dan malah lebih baik dibanding tahun kemarin," papar Sudarmaji, Media Officer Arema. Pembelian pemain berlabel timnas, menurut pandangan manajemen Arema, bukan hanya memperbesar pengeluaran dengan harga yang relatif tinggi. Namun ke depannya juga untuk memancing pendapatan lain, seperti minat supporter ke stadion, merchandise, serta daya tawar ke sponsor. Pembina Arema FCRendra Kresna meminta publik tidak memandang Arema dengan sudut sempit. Artinya, belanja pemain berlabel timnas maupun pelatih yang punya history menarik, merupakan sebuah investasi agar bisa meningkatkan pendapatan klub. "Seiring dengan meningkatnya gengsi klub, maka daya jual otomatis semakin tinggi pula. Itu yang ingin kami terapkan di Arema, tanpa memandang aturan seperti budgeting cap. Target kita Arema musim ini sudah bersih dari krisis finansial," tutur Rendra. Musim lalu, Arema menghabiskan dana di kisaran Rp25 miliar karena bertarung di dua kompetisi sekaligus, yakni ISL dan Liga Champion Asia (LCA). Dengan kompetisi yang nyaris sama, kemungkinan kebutuhan Singo Edan tetap di nominal tersebut. (Kukuh Setiawan/Koran SI/edo) Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search. |
Posted: 19 Aug 2011 11:20 AM PDT MALANG - Musim depan mungkin bukan mimpi indah lagi bagi Pelatih Persema Malang Timo Scheunemann. Setelah membawa timnya bercokol di posisi runner up putaran pertama Liga Primer Indonesia (LPI), tugas Timo dipastikan lebih berat musim depan. Bukan saja soal persaingan di kompetisi yang diprediksi bakal lebih keras, namun juga keterbatasan dana yang dimiliki klub berjulukan Laskar Ken Arok. Informasi yang diperoleh, Timo hanya memperoleh alokasi dana sangat terbatas untuk musim depan. Padahal ia sudah terlanjur membuang hampir sebagian pemain yang dianggap tidak potensial selepas putaran pertama LPI silam. "Tak perlu saya sebutkan, tapi dana Persema sangat terbatas sehingga tak mungkin membeli pemain dengan harga mahal," ucap sumber di internal Persema. Sumber tersebut juga menambahkan, putusnya kontrak dengan Konsorsium LPI membuat Persema harus super irit. Timo sendiri menurutnya sudah memahami situasi keuangan klub dan rencananya bakal memakai lebih banyak pemain muda di tim utama. Dengan kondisi itu pula, sejumlah pemain incaran Persema terpaksa gagal didatangkan ke Stadion Gajayana. "Situasinya sudah berubah setelah LPI tak lagi meneruskan kontraknya. Sekarang Persema harus benar-benar irit supaya klub tidak bangkrut," tandasnya. Manajemen menyadari keterbatasan belanja akan berimplikasi pada prestasi klub di kompetisi musim depan. Namun klub yang dulu milik Pemkot Malang tersebut tak mempunyai pilihan lain kecuali membatasi pengeluaran, termasuk gaji dan transfer pemain. Sementara, Timo Scheunemann sendiri tak menampik dirinya bakal memakai banyak pemain muda yang dianggap potensial. Setidaknya ada 12 pemain yang bisa dikategorikan muda atau belum berstatus pemain senior. Sedangkan sisanya adalah pemain lawas yang masih terikat kontrak. Sayang ia tak bersedia berkomentar soal kondisi finansial klub. Dikatakannya, "Persema mempunyai banyak pemain muda dan bisa dioptimalkan. Saya akan lebih banyak memberikan kesempatan kepada pemain-pemain muda. Soal pemain baru, saya belum bisa berkomentar." Manajemen Laskar Ken Arok sendiri tengah memperbarui kontrak dengan pemain setelah kontrak dengan LPI diputus. Jika musim sebelumnya perjanjian kontrak memunculkan pihak pemain dan Konsorsium LPI, maka di kontrak baru nanti dipegang klub. CEO Persema Didied Poernawan mengakui saat asistensi klub di Surabaya silam, salah satu arahan adalah merombak klausul kontrak pemain. "Kontrak dengan konsorsium sudah tak berlaku. Kita sudah proses melakukan pembicaraan kontrak baru," ungkap Didied. Termasuk perombakan nilai kontrak? Didied enggan menyebut. Alasannya itu adalah ranah pemain dan klub dan tak harus dipublikasikan. "Yang pasti sejauh ini tak ada masalah dengan kontgrak baru. Pemain bisa memahami kondisinya," tandasnya. (Kukuh Setiawan/Koran SI/edo) Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search. |
You are subscribed to email updates from Sindikasi bola.okezone.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 ulasan:
Catat Ulasan