KOMPAS.com - Olahraga

sumber :-

KOMPAS.com - Olahraga


Dulu Ulama Kita Hebat-hebat di Mekkah

Posted: 28 Mar 2012 12:48 PM PDT

KOMPAS.com- Saat duduk bersimpuh di Masjidil Haram, Mekkah, selain takjub dengan kebesaran Allah dan kemuliaan Rasulullah, saya selalu membayangkan orang-orang besar negeri kita yang mengharumkan nama Indonesia ( Nusantara). Hubungan Muslim Nusantara dan Timur Tengah terkoneksi sejak Islam berkembang di Nusantara.

Pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20, ulama kita malah makin hebat di Mekkah. Mereka tak sekadar menuntut ilmu, tapi justru sebagai pengajar dan imam di Masjidil Haram.

Berdasarkan studi Azyumardi Azra (Jaringan Ulama,1998), hubungan itu bersifat politis dan keilmuan. Hubungan politis terjalin antara sejumlah kerajaan di Nusantara dengan Dinasti Utsmani. Aceh, Banten, Mataram, telah mengirimkan utusan ke Haramain (Mekkah-Madinah) sejak abad ke-17.

Selain berhaji, mereka juga membawa gelar sultan dari Syarif Mekkah (penguasa Mekkah). Bisa jadi sebagai penguat wibawa atas kekuasaan mereka. Tetapi ada juga hubungan keilmuan.

Sejak Dinasti Utsmani mengamankan jalur perjalanan haji, kian banyak pula yang menuntut ilmu pada abad ke-14 hingga ke-15. Hal itulah yang mendorong munculnya komunitas Jawi. Orang Arab menyebutnya ashab Al Jawiyin (saudara kita orang Jawi).

Jawi beradal dari Jawa. Komunitas Jawi untuk menyebut orang-orang yang berasal dari Nusantara (bahkan Asia Tenggara).

Nama-nama ulama seperti Syekh Yusuf Al- Makassary (Makassar) dan Syekh Abdul Rauf Al-Sinkili (Singkel, Aceh), merupakan ulama yang malang melintang menuntut ilmu di Haramain pada abad ke-17.

Syekh Abdul Shomad Al-Palimbani (Palembang), Syekh Nafis Al-Banjari (Banjar, Kalsel), Syekh Arsyad Al-Banjari (Banjar, Kalsel) merupakan ulama tasawuf Tarekat Samaniyah yang berpengaruh pada abad ke-18.

Biografi Abdul Shomad bahkan masuk dalam kamus ulama-ulama Arab.

Kita juga mengenal nama-nama seperti Syekh Nurudin Al-Raniri (Aceh), Syekh Abdul Rahman Al Masry Al Batawi (Jakarta), Syekh Khatib Sambas (Kalimantan), dan lain-lainnya.

Pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20, ulama kita malah makin hebat-hebat di Mekkah. Karena tak sekadar menuntut ilmu, tapi justru menembus pusat ilmu di Mekkah, yaitu sebagai pengajar dan imam di Masjidil Haram.

Peneliti sufisme dari Universitas Utrecht, Belanda, Martin van Bruinessen (Kitab Kuning, 1995) menyebutkan ada tiga ulama yang menjadi guru di Masjidil Haram. Pengaruhnya pun sangat besar terhadap jemaah haji di Nusantara.

Ketiga ulama itu adalah Syekh Nawawi Al Bantani, Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, Syekh Mahfudh At-Tarmisi.

Syekh Nawawi berasal dari Tanara, Banten, adalah ulama yang rendah hati, sangat alim, dan penulis kitab produktif. Syekh Ahmad Khatib berasal dari Minangkabau, adalah mujaddid, yang mendorong pembaruan di Minangkabau. Ahmad Khatib bahkan menjadi imam di Masjidil Haram.

Syekh Mahfudh berasal dari Tremas, Pacitan, adalah ulama yang sangat dihormati para kiai Jawa. Murid kesayangannya, KH Hasyim Asyari, pendiri NU, membawa tradisi yang diajarkan Syekh Mahfudh ke Indonesia.

Pada pertengahan abad ke-20, terdapat Syekh Muhsin Al-Musawwa (keluarganya berasal dari Palembang) yang merupakan Rektor Darul Ulum. Juga ada Syekh Ali Banjar. Jejak ulama kita yang paling terdekat adalah Syekh Yasin Padani (nenek moyangnya asal Padang).

Banyak ulama Indonesia yang belajar pada Rektor Darul Ulum ini. Bahkan para pemimpin negeri ini juga sowan ke Syekh Yasin. Syekh Yasin (1916-1990) yang pernah berkunjung ke Indonesia dikenal sangat sederhana. Walaupun ulama besar tetapi tak malu ke pasar, bahkan memanggul sendiri barang-barang.

Membayangkan ulama-ulama besar itu, saya merasa ikut bahagia karena di masa lampau nama Indonesia telah harum, bahkan di Masjidil Haram yang merupakan pusat ilmu Islam. Kini, Indonesia yang mempunyai umat Islam terbesar, apakah hal itu terpelihara? (Subhan SD, dari Mekkah)

Anggota GMJ asal Indonesia Ditolak Masuk Yordania

Posted: 28 Mar 2012 12:22 PM PDT

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com- Salah satu anggota Global March to Jerusalem (GMJ) asal Indonesia, Munarman, ditolak masuk oleh pihak Imigrasi dan Intelijen di Yordania, Selasa (27/3/2012) waktu setempat. Munarman yang tiba di Bandara Amman bersama delapan Anggota GMJ lainnya hari itu juga dipaksa dideportasi ke Indonesia.

Tim GMJ sudah berusaha meminta bantuan kepada KBRI di Amman. Kenyataannya saudara Munarman SH tetap tidak bisa masuk ke Yordania.

Informasi ini disampaikan Joserizal Jurnalis, Presidium MER-C, yang juga turut berangkat dan memimpin Tim GMJ seperti disampaikan dalam siaran persnya, Rabu (28/3/2012) ini.

Joserizal mengatakan, tim GMJ sudah berusaha meminta bantuan kepada KBRI di Amman untuk membantu bernegosiasi dengan pihak imigrasi Yordania. Duta Besar RI untuk Yordania, Zainul Bahar Nur, sempat datang ke bandara untuk bernegosiasi dengan pihak imigrasi Yordania.

"Namun, negosiasi tersebut tidak membuahkan hasil karena kenyataannya saudara Munarman SH, tetap tidak bisa masuk ke Yordania. Alasan yang disampaikan oleh pihak Imigrasi Yordania bahwa penolakan Munarman adalah atas permintaan pihak Intelijen RI.

"It's not from our side," ujar Yoserizal menirukan pernyataan pihak imigrasi Yordania.

Pihaknya sangat menyesalkan peristiwa ini. "Ketika Cat Steven (Yusuf Islam) berkunjung ke Amerika tetapi ditolak oleh pihak imigrasi Amerika, Pemerintah Inggris menyampaikan nota protes dan kecaman kepada Pemerintah Amerika. Tetapi apa yang dialami oleh rakyat Indonesia ini sungguh berbeda," ungkap Joserizal kemudian.

Sementara itu, hingga saat ini total jumlah delegasi Indonesia di bawah koordinasi MER-C yang akan mengikuti GMJ berjumlah sekitar 79 orang, 28 di antaranya mengikuti GMJ melalui konvoi darat (rute 1) yang telah bertolak ke Karachi, Pakistan, pada 9 Maret 2012 lalu. Sementara, sisanya yaitu sebanyak 51 orang mengikuti GMJ melalui rute 2, yaitu dari Jakarta langsung ke Amman, Yordania, yang dibagi menjadi beberapa gelombang keberangkatan.

Delegasi Indonesia bersama jutaan rakyat sipil dari berbagai penjuru dunia akan berkumpul dan melakukan kampanye damai di perbatasan Israel-Yordania pada 30 Maret 2012 mendatang.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 ulasan:

Catat Ulasan