KOMPAS.com - Olahraga |
Posted: 11 Apr 2012 04:12 PM PDT JAMBI, Kompas.com - Mazlan (15), siswa SMP 14 Tanjung Jabung Timur, Jambi, salah seorang pesertakompetisi bulutangkis antar SD dan SMP, MILO School Competition, di GOR Kotabaru, Jambi, yang berhasil lolos babak penyisihan kategori perorangan tunggal putra setelah melawan Indra W dari SMP 2 Tungkal dengan skor 21:5 dan 21:6 pada hari ketiga Rabu (11/4). Teknik permainannya menyita perhatian para pembina bulutangkis di Jambi. Anak yatim-piatu itu bertekad menjadi pemain bulutangkis dunia, walaupun tanpa dukungan orangtua. Ia bersemangat tinggi dan pantang menyerah untuk meraih kemenangan, dengan terinspirasi ketenaran Taufik Hidayat dan Tommy Sugiarto sebagai Duta MILO School Competition. ''Sejak kecil memang aku suka bermain bulutangkis. Kemudian aku diasuh sejak kecil oleh pembinaku, Pak Mahmudin, dan diarahkan untuk menekuni hobi bermain bulutangkis. Hasilnya, aku sekarang bisa mengetahui teknik bermain bulutangkis dan sudah sering mengikuti beberapa kali kompetisi bulutangkis", ujar Mazlan yang ditempa di Klub Mendahara, Tanjung Jabung Timur, dan pernah menempati urutan ke-3 kejuaraan bulutangkis se Sumatera di Jambi dan urutan ke-2 di Tanjung Jabung Timur. Menurut Mazlan dengan diselenggarakannya MILO School Competition di Jambi ini bisa menjadi salah satu peluang baginya untuk menjadi atlet nasional maupun dunia. Mazlan berusaha untuk bisa membagi waktu antara berlatih untuk mengikuti MILO School Competition dan belajar menjelang ujian nasional. "Usai belajar ya berlatih setiap hari 2 hingga 4 jam. Lawan main yang aku anggap tangguh adalah dari SMP di Kota Jambi, Maringin dan Tanjung Jabung Barat. Terpenting, aku mempunyai semangat dan percaya diri untuk bisa mengalahkan lawan-lawanku di kompetisi ini,'' ungkapnya. Mazlan harus menempuh perjalanan yang cukup jauh dari tempat tinggalnya di Tanjung Jabung Timur ke Jambi, tapi ini tidak menjadi kendala baginya untuk ikut kompetisi ini. Dalam pikirannya hanya ada bertanding, berusaha dan harus menang. Tapi apapun hasilnya, Mazlan akan menyerahkan sepenuhnya pada fakta di lapangan. Sementara itu, M. Mahmudin pembina Klub Mendahara berharap, dalam MILO School Competition Mazlan bisa lolos sampai babak final. Dari segi teknik permainan, Mazlan tidak kalah dengan peserta lainnya, gaya permainanannya cukup bagus serta daya tahan fisiknya cukup kuat. ''Hanya yang menjadi kendala yakni mental Mazlan. Kalau ada sesuatu yang tidak menyenangkan hatinya, itu bisa mempengaruhi mood bertanding. Mudah-mudahan sampai babak final, mentalnya stabil. Kondisi ini tidak lepas dari kehidupan Mazlan yang yatim piatu dan sudah saya asuh serta bina hingga 5 tahun ini,'' kata Mahmudin. Mahmudin membenarkan memang tidak mudah lolos jadi juara di MILO School Competition. Apalagi, Mazlan bukan pemain yang diunggulkan dalam kompetisi ini. Banyak peserta yang memiliki strategi bagus dan pengalaman bertanding jauh lebih banyak dibanding anak didiknya. Itu sebabnya, harap Mahmudin, Mazlan suatu saat bisa masuk klub besar sehingga kemampuan bertanding lebih terasah dan terarah sesuai dengan impiannya. ''Kalau selama ini hanya dinaungi klub kecil di Kabupaten Tanjung Jabung Timur saja. Sementara lawan tanding, rata-rata ditangani klub besar,'' ungkapnya. (/*) |
Lili/Tontowi Dapat Tambahan Bonus Rp 100 Juta Posted: 11 Apr 2012 03:19 PM PDT Penghargaan Lili/Tontowi Dapat Tambahan Bonus Rp 100 Juta Emilius Caesar Alexey | Agus Mulyadi | Rabu, 11 April 2012 | 22:19 WIB JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah mendapat bonus ratusan juta rupiah, pasangan ganda campuran Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad yang menjuarai All England, kembali mendapat bonus Rp 100 juta. Kali ini, bonus disediakan pengurus KONI. "Bonus ini untuk menambah semangat para atlet muda, agar terus berprestasi di tingkat dunia. Bangsa ini mengharapkan prestasi kalian dan dan akan memberi apresiasi terhadap atlet yang mencapai prestasi yang membanggakan," kata Tono Suratman, Ketua Umum KONI, Rabu (11/4/2012) di Jakarta. Menurut Tono, semua pemain bulu tangkis Indonesia didorong agar bersemangat, untuk mengembangkan diri dan meniru pencapaian para pendahulu mereka. Selain membuat bangga Bangsa Indonesia, pencapaian prestasi tertinggi dunia sangat berguna untuk masa depan para atlet itu sendiri. "Pada saat bertanding, milikilah semangat juara. Jangan mudah takut dan menjadi pecundang. Para senior kalian yang sudah berprestasi tetap dikenal sebagai pahlawan-pahlawan olah raga sampai saat ini. Bonus juga akan mudah didapat oleh atlet berprestasi," kata Tono. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Olahraga To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 ulasan:
Catat Ulasan