Republika Online |
Mourinho Sukses Karena Berpakain Rapih dan Tidak Gendut Loh Posted: 27 Feb 2011 01:10 AM PST REPUBLIKA.CO.ID,LONDON – Selain taktik jitu, apa yang membuat Jose Mourinho sukses sebagai pelatih sepak bola? Para peneliti menyebutkan salah satu faktor kesuksesan pelatih Real Madrid itu karena Mourinho selalu berpakaian rapih dan tidak gendut. Loh kok bisa? Sebuah penelitian menunjukkan pemain mendapat kepercayaan diri saat berlaga di lapangan ketika melatih pelatih mereka berpakaian rapih di pinggir lapangan. Pemain sebaliknya kehilangan rasa percaya diri ketika melihat pelatih mereka hanya mengenakan jaket olahraga dan celana training saat mendampingi timnya berlaga. Mourinho, yang musim lalu sukses membawa Inter Milan meraih treble winner, selalu berpakaian rapih dan mengenakan jas ketika menemani timnya bertanding. Pelatih Portugal yang juga sukses bersama Chelsea itu sebaliknya mengenakan kaos dan celana training ketika latihan. Hal itu, menurut hasil penelitian, bermanfaat untuk meyakinkan pemain mereka dalam mengembangkan kemampuan mereka saat latihan. ''Tim memiliki kepercayaan pada taktik pelatih mereka jika mereka melihat pelatih mereka tidak mengenakan jaket dan celana training di pinggir lapangan,'' kata Dr Richard Thelwell, psikolog olahraga dari Universitas Portsmouth yang memimpin penelitian. "Aku akan menyarankan manajer bahwa strategi dan memotivasi kinerja adalah hal penting pada saat pertandinga. Anda mungkin mendapatkan respon motivasi yang lebih baik dalam setelan jas." Hasil penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Sport Psychology ini tidak hanya menyebut jas pelatih sebagai faktor penentu motivasi pemain. Studi ini juga menemukan bahwa tubuh langsing sang manajer - seperti Mourinho atau bos Arsenal Arsene Wenger - mungkin akan lebih mudah untuk memotivasi pemain mereka. Pemain lebih sulit termotivasi ketika melihat tubuh pelatihnya terlalu gendut seperti pelatih Sam Allardyce . |
Cedera Pemain HantuI Timnas Pra Olimpiade 2012 Posted: 26 Feb 2011 06:07 AM PST REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Timnas sepak bola Indonesia yang akan turun pada pertandingan kedua Pra-Olimpiade 2012 melawan tuan rumah Turkmenistan, 9 Maret nanti dihantui cedera pemain. Cedera yang dialami pemain itu diperoleh saat pertandingan pertama di Stadion Jakabaring Palembang, Rabu (23/2), yang pada pertandingan itu Yongky Ariwibowo harus menyerah dari tim tamu Turmenistan dengan skor 1-3. "Ada empat pemain yang saat ini cedera. Tapi kami melihat perkembangan mereka cukup baik dan bisa secepatnya bergabung dengan pemain yang lain," kata pelatih timnas Alfred Riedl usai latihan di Lapangan PSSI Senayan Jakarta, Sabtu. Pemain yang mengalami cedera merupakan pemain inti yang turun pada pertandingan lalu yaitu Oktovianus Maniani dan Titus Bonai yang mengalami cedera lutut, Dendi Santoso cedera engkel, dan Hendro Siswanto yang mengalami cedera otot. Pada latihan di Lapangan PSSI, keempat pemain itu tidak bergabung dengan pemain lain. Mereka menjalani latihan tersendiri dibawah pengawasan tim medis. Rencananya, Minggu (27/2) pemain yang cedera akan hanya melakukan latihan fitnes. Pelatih asal Austria itu meminta kepada seluruh pemain untuk tetap konsentrasi untuk menghadapi Turkmenistan meski beban yang akan dipikul cukup berat. Selain karena kalah pada pertandingan pertama, mereka juga akan bertanding dengan cuaca yang sangat berbeda dengan di Indonesia. "Saya terus berbicara mengenai komitmen serta pencapaian target yang telah dibebankan. Yang jelas kami ingin mengubah pemain muda ini menjadi pemain yang profesional,"kata mantan pelatih timnas Laos dan Vietnam itu. Guna menyiapkan tim dengan baik, jajaran pelatih terus memberikan program yang latihan yang telah ditetapkan. Celah-celah yang ada saat pertandingan pertama diantaranya masalah individualisme pemain terus ditekan. Pelatih berusaha menekan hal itu dengan meningkatkan latihan koordinasi antar pemain. Selain itu, Timnas Muda Merah Putih itu akan berangkat lebih awal kguna melakukan adaptasi karena perbedaan suhu dan cuaca antara Indonesia dengan Turkmenistan berbeda jauh. Bahkan suhu di Turkmenistan bisa mencapai 0 derajat celsius. "Rencananya memang berangkat lebih awal. Sekitar empat atau lima hari sebelum pertandingan. Namun, sampai sekarang kami masih menunggu tiket penerbangan," kata asisten pelatih timnas, Wolfgang Pikal saat dikonfirmasi. |
You are subscribed to email updates from Republika Online To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 ulasan:
Catat Ulasan