sumber :-
Sindikasi sport.okezone.com |
"Pirelli Harusnya Dipuji Bukan Disalahkan" Posted: 01 May 2012 03:07 AM PDT MILAN – Formula 1 tidak pernah seketat ini di mana empat pembalap dari tim yang berbeda-beda memenangi empat seri perdana. Kredit pantas diberikan kepada ban Pirelli. Terakhir kali empat pembalap dari tim berbeda memenangi empat seri perdana adalah pada 1983 silam. Artinya, sudah 29 tahun peristiwa semacam ini tidak pernah terjadi. Jenson Button (McLaren), Fernando Alonso (Ferrari), Nico Rosberg (Mercedes), Sebastian Vettel (Red Bull) secara berturut-turut mampu menjadi kampiun di GP Australia, GP Malaysia, GP China, dan GP Bahrain. Dalam pandangan Vitantonio Liuzzi, fenomena semacam ini terjadi karena para pembalap tersebut mampu mengatur penggunaan ban sesuai karakter sirkuit. Pembalap Italia yang kini berkiprah di ajang Supersport tersebut tidak sependapat dengan juara dunia tujuh kali Michael Schumacher yang menyalahkan Pirelli atas sulitnya mengontrol performa ban. Pirelli harusnya dipuji bukan disalahkan "Selalu menantang baik bagi pembalap maupun mekanik untuk mensetting mobil secara maksimal dan mengeluarkan yang terbaik darinya," kata Liuzzi seperti dikutip dari Crash, Selasa (1/5/2012). "Ban tidak bermasalah. Dia tidak melepuh. Namun, ini memang situasi yang sulit. Kita harus memberi jempol kepada Pirelli untuk proyek yang mereka kerjakan," tegas Liuzzi. (auz) |
Posted: 01 May 2012 02:33 AM PDT PARIS – Republik Dominika dilaporkan bersiap membangun sirkuit berkelas Formula 1. Hal ini dilakukan demi mengerek jumlah wisatawan ke negeri Karibia tersebut. Seperti dilansir GP Week, Selasa (1/5/2012), salah satu kandidat presiden Rep. Dominika, Danilo Medina berjanji akan menggunakan uang pemerintah untuk membayarkan fee kepada penyelenggara F1 yang besarnya berkisar antara 25-30 juta euro atau Rp305-365 miliar. Rep. Dominika merupakan negara terbesar kedua di kawasan Karibia setelah Kuba. Namun, untuk urusan tujuan wisatawan, Rep. Dominika merupakan destinasi utama. Biaya pembangunan sirkuit internasional berkelas F1 nantinya akan dibebankan kepada pihak swasta atau konsorsium. Sekedar contoh, biaya pembangunan Sirkuit Sakhir di Bahrain menelan biaya hingga USD 150 juta atau sekitar Rp1,4 triliun. Bila rencana ini terlaksana, maka negara berkembang berpopulasi 9 juta jiwa ini dipastikan akan mampu menarik lebih banyak pelancong. Turisme memang merupakan penggerak utama pertumbuhan ekonomi di negara berbahasa Spanyol ini. Masalahnya adalah, saat ini kalendar F1 sudah menyentuh 20 seri yang berarti batas maksimal balapan dalam satu musim. Belum lagi Rep. Dominika harus bersaing dengan Prancis yang lebih mapan dari segi fasilitas dan juga berambisi kembali menjadi tuan rumah F1. (auz) |
You are subscribed to email updates from Sindikasi sport.okezone.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 ulasan:
Catat Ulasan