REPUBLIKA.CO.ID, Ketua bidang kompetisi PSSI Sihar Sitorus secara mengejutkan membantah telah mengeluarkan ultimatum hingga tanggal 26 Oktober kepada 14 klub yang menolak mengikuti kompetisi Indonesian Premiere League (IPL).

Dalam telewicara dengan tvOne, Sihar menyatakan bahwa dirinya tidak pernah mengeluarkan ultimatum kepada klub-klub yang membelot tersebut. Bahkan dia menuduh ada pihak-pihak yang dengan sengaja menggunakan namanya.

"Saya tidak pernah mengeluarkan ultimatum 25 atau 26 Oktober tersebut. Tidak tahu, mungkin ada yang menggunakan nama saya," ujar Sihar Sitorus.

"Sejauh ini tidak ada yang mengirimkan surat pengunduran diri, jadi saya masih beranggapan kompetisi tetap diikuti 24 klub. Selama belum ada keputusan, kami tetap menjalankan kompetisi dengan 24 klub," tandasnya.

Seperti yang diketahui, sebelumnya Sihar Sitorus telah mengeluarkan ultimatum kepada 14 klub yang memboikot Indonesian Premiere League (IPL). Sihar menyatakan dia memberi tenggat waktu hingga tanggal 26 Oktober kepada mereka.

Dalam keterangannya kepada wartawan beberapa waktu lalu itu, Sihar menyatakan, kompetisi IPL merupakan resmi di bawah naungan PSSI.

REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO - Legenda hidup sepak bola Brasil, Pele, mengunjungi sebuah sekolah dasar di Jepang yang terkena dampak tsunami. Pada kesempatan tersebut, Pele ingin memberi dorongan semangat pada masyarakat yang terkena tsunami untuk membangun kembali hidup mereka setelah tertimpa bencana.

"Saya datang untuk mengantarkan kata-kata pembangkit semangat sebagai perwakilan masyarakat Brazil," kata Pele di Sekolah Dasar Fujigaoka yang terletak di Natori, prefektur Miyagi, seperti dilaporkan kantor berita Kyodo.

Ia memberikan tanda tangan serta bola kepada anak-anak. Pele juga membawa bantuan seperti selimut yang diberikan oleh perusahaan Brazil untuk masyarakat di area tersebut.

Pele mendatangi Jepang sebagai bagian dari promosi Piala Dunia 2014 yang akan diselenggarakan di Brazil.
Daerah Timur Laut Jepang telah dihancurkan oleh gempa bumi dan tsunami pada 11 Maret silam. Bencana ini membuat sekitar 20.000 orang meninggal dunia atau hilang.

Bencana alam tersebut juga memicu kebocoran dan kerusakan instalasi nuklir di Fukushima Daiichi. Sekitar 90 Kilometer sebelah Selatan dari sekolah tersebut.