ANTARA - Olahraga |
Indonesia sulit saingi dominasi Thailand di ASG Posted: 02 Jul 2012 12:13 PM PDT Petenis meja Indonesia, M. Bima Abdi berpasangan dengan Lucky melakukan servis ke arah pasangan Singapura, Hao Liwei dan Liu Hang pada penyisihan nomor ganda putra tenis meja Asean School Games (ASG) IV di GOR HCYIS, Surabaya, Jatim, Senin (2/7). Ganda putra Indonesia berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 3-0 atas ganda putra Singapura dan melaju ke semifinal. (FOTO ANTARA/M Risyal Hidayat)
Berita Terkait Data yang dihimpun ANTARA dari media center ASG hingga pelaksanaan pertandingan hari ketiga, Senin, mencatat kontingen Merah Putih masih berada di peringkat ketiga dengan mengumpulkan 16 medali emas, 19 perak, dan 16 perunggu. Sementara itu, Thailand tetap kokoh di posisi puncak dengan perolehan 26 medali emas, 18 perak, dan 27 perunggu. Peringkat kedua diraih Malaysia yang mengoleksi 20 medali emas, 21 perak, dan 16 perunggu. Bahkan, 14 emas Malaysia diraih dari cabang atletik. Posisi Indonesia masih belum aman dan bisa digusur Vietnam yang saat ini juga memiliki koleksi 16 medali emas, 15 perak, dan 15 perunggu. "Kalau untuk mengejar juara umum, hampir pasti tidak bisa. Akan tetapi, peluang untuk memperbaiki peringkat menjadi `runner up` (peringkat kedua) atau posisi ketiga masih terbuka," kata Komandan Kontingen ASG Indonesia, Tunas Dwidharto. Pada pertandingan hari ini, atlet-atlet pelajar Indonesia menambah perbendaharaan medali emas melalui cabang olahraga pencak silat nomor seni yang menyumbangkan tiga keping, bulu tangkis, dan renang masing-masing satu emas. Tiga medali emas pencak silat disumbangkan Ni Kadek Astini di nomor tunggal putri, kemudian pasangan I Made Satriana-I Gede Bandem Dananjaya (ganda putra), serta nomor regu melalui Sang Ayu Widyawati, Ni Kadek Ratna Dewi, dan Ni Wayan Oky Raniasi. Kemudian, tambahan emas renang dihasilkan dari nomor 400 meter gaya ganti estafet putra melalui perenang I Gede Siman Sudartawan, Alexis Wijaya Omar, Christopher Tedjobuwono, dan Putra M. Randa. Bulu tangkis merebut medali emas dari nomor beregu putra setelah pada laga final mengalahkan Malaysia dengan skor 3-1. "Kami masih memiliki peluang menambah perolehan medali dari cabang tenis lapangan, pencak silat, dan bulu tangkis nomor perorangan," kata Tunas Dwidharto. Ia mengakui Thailand masih menjadi yang terkuat di pesta olahraga pelajar Asia Tenggara dua tahunan ini, selain juga Malaysia dan Vietnam yang terus menunjukkan peningkatan. "Terus terang, persiapan kami memang sangat pendek karena ada kendala nonteknis dalam menyiapkan atlet. Sejauh ini, beberapa cabang olahraga sudah meraih hasil sesuai dengan harapan," tambahnya. Tunas mencontohkan atletik yang mampu memenuhi target enam medali emas, kemudian renang meraih lima keping emas dan pencak silat yang masih berpeluang menambah koleksi medali dari tiga emas yang sudah didapat. (D010/D007) Editor: Tasrief Tarmizi COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
Pemerintah segera petakan potensi olahraga daerah Posted: 02 Jul 2012 11:25 AM PDT
Berita Terkait "Setelah Pekan Olahraga Nasional kita petakan olahraga unggulan daerah sehingga daerah tersebut menekuni cabang unggulannya," kata Menpora Andi Mallarangeng saat Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Nasional Pembangunan Bidang Kepemudaan dan Olahraga di Manado, Senin malam. Selain itu, kata Menpora, jenis-jenis olahraga yang ditangani oleh Pusat Pelatihan dan Pendidikan Pelajar (PPLP) di daerah juga perlu dievaluasi kembali. "Sudah lama tidak disesuaikan," kata mantan juru bicara presiden itu. Menurut Andi, banyak PPLP yang menangani olahraga yang sebenarnya tidak berkembang dan tidak berprestasi di daerah tersebut. "Cabang olahraga yang tidak berkembang di PPLP lebih baik ditutup saja. Cari cabang olahraga yang memberikan prestasi," kata Menpora pada acara yang dihadiri pejabat Dinas Pemuda dan Olahraga seluruh Indonesia. Menpora juga mewacanakan menjadikan PPLP sebagai sekolah olahraga. "Dulu kita ada Sekolah Guru Olahraga dan Sekolah Menengah Olahraga Atas," katanya. Andi mengatakan bahwa ia telah membicarakan sekolah olahraga itu dengan Mendikbud. Menpora mengatakan saat ini sudah ada beberapa daerah yang fokus pada cabang-cabang tertentu dan berhasil hingga tingkat internasional. Contohnya Bojonegoro yang mengembangkan panahan, Lampung serius menangani angkat besi, sebuah kabupaten di Sumut mengembangkan karate dan sebuah kabupaten di Kalimantan Barat. Namun, kata Menpora, saat ini hampir semua daerah berupaya untuk membesarkan olahraga sepak bola bahkan dengan membuat stadion yang mahal. "Pernah suatu daerah minta dibangunkan stadion sepak bola. Setelah saya tanya ternyata daerah tersebut mempunyai potensi dayung. Namun fasilitas dayung masih minim. Ini harus dibenahi," kata Menpora. (U002/Z002) Editor: Tasrief Tarmizi COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Olahraga To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |