AALST - Pengakuan mengejutkan diumbar oleh Casey Stoner. Pemenang MotoGP Amerika Serikat itu mengaku mengalami cedera pada bagian leher.
 
Seperti diketahui, dalam balapan yang berlangsung di Sirkuit Laguna Seca, Stoner berhasil memenangi lomba dengan mengalahkan rival Jorge Lorenzo. Menurut tim dokter, Stoner mengalami cedera itu pada awal Oktober, atau sebelum MotoGP Australia.
 
"Saya tidak bisa latihan fisik karena leher saya mengalami cedera. Saya hanya bisa berlatih dengan menggunakan sepeda," demikian pengakuan dari Stoner sendiri, setelah balapan di Laguna Seca, pekan kemarin.
 
"Dalam kecelakaan di Assen, saya terjatuh dengan keras dan mengenai bahu. Otot pada bagian bahu mengalami cedera yang sangat parah," cerita pembalap asal Australia itu sebagaimana dilansir news.theage.com.au, Selasa (26/7/2011).
 
Stoner langsung melakukan pemeriksaan dan dokter mengatakan cedera ini membutuhkan dua setengah bulan, sebelum cedera leher sembuh total. Pembalap andalan Repsol Honda itu melanjutkan, cedera yang dialamnya itu membutuhkan waktu untuk sembuh.
 
"Gara-gara cedera leher ini saya sempat mengalami kesulitan, untuk bernafas setelah sesi kualifikasi. Sebab, leher dan otot saya tidak bisa bergerak dengan bebas," tandas juara dunia MotoGP 2007 tersebut.

(hmr)

JAKARTA – Nate Robinson sempat minder lantaran tinggi badannya tak begitu ideal dibandingan pebasket lainnya di kancah NBA. Tapi, bukan berarti Nate mengubur mimpinya hanya karena lebih kecil dari pebasket lainnya.
 
Nate memang mengaku awalnya dia kurang dianggap di kalangan NBA. Maklum, dengan tinggi hanya 175 cm jelas bukan perkara mudah bagi Nate untuk menembus skuad inti di timnya.
 
Toh, Nate tidak langsung lempar handuk. Tokoh Peter Pan menjadi inspirator Nate untuk tetap membangun impi hingga akhirnya tiga kali menyabet juara Slam Dunk Constest (2006, 2009, 2010).
 
Dalam dongeng favoritnya, Peter Pan digambarkan sebagai sosok yang anak kecil yang mampu terbang ke mana pun saat dia bahagia. Kisah inilah yang menginspirasi Nate untuk tidak berhenti bermimpi.
 
"Sejak kecil saya senang menonton Peter Pan, dialah yang memberi semangat kepada saya. Dia kecil, tapi bisa terbang jika bahagia. Saya terinspirasi dari itu, aksi slam dunk sama seperti terbang bagi saya," beber Nate dalam sebuah acara konferensi pers di Pisa Cafe, Jakarta, Selasa (26/7/2011).
 
"Saya selalu bekerja keras dan berterima kasih kepada Tuhan. Ini (gelar Slam Dunk –red) adalah sejarah, bukan hanya bagi saya tapi juga keluarga," lanjut pemain 27 tahun.
 
"Sebelumnya saya hanya berharap satu kali juara Slam Dunk, tapi ternyata malah tiga kali juara," tutup pebasket yang kini membela Oklahoma City Thunder.

(wei)