ANTARA - Olahraga

sumber :-

ANTARA - Olahraga


PSSI sebaiknya kembali ke `treknya`

Posted: 14 Dec 2011 11:02 AM PST

Djohar Arifin Husin (FOTO ANTARA)

Berita Terkait

Video

Pekanbaru (ANTARA News) - Dua tokoh sepakbola dari latar berbeda, La Nyalla Mahmud Mattalitti dan Herry Inyo RM, sama-sama mengingatkan PSSI pimpinan Djohar Arifin agar kembali ke `treknya`, yakni sebagai pembina sepakbola, bukan jadi alat membela kepentingan kelompok.

"PSSI itu sejatinya adalah pembina sepkabola nasional. Tujuan utama pembinaan, adalah, sangat berkaitan dengan pemain, yang bermuara pada prestasi tim nasional, bukannya mencabik-cabik hak pemain karena latar klubnya," tandas Herry, kepada ANTARA Pekanbaru, Kamis.

Karena itu, menurut mantan wartawan sepakbola yang kini jadi Direktur `Public Relation` di sebuah perusahaan pertambangan emas nasional ini, PSSI harus independen, jangan punya `agenda terselubung`, apalagi hanya menjalankan kepentingan `tangan tak kelihatan`.

Nyaris senada dengan itu, anggota Komite Eksekutif (`Exco`) PSSI, La Nyalla Mahmud Mattalitti, berharap, segeralah PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin ini kembali kepada trek yang sebenar-benarnya sebagai pembina sepakbola utama.

Keduanya lalu menunjuk sikap kritis Forum Pengprof PSSI (FPP) yang kini terkesan menjurus pada Kongres Luar Biasa (KLB).

"Semua ini patut disayangkan, karena bisa mengacaukan proses pembentukan Tim Nasional (Timnas) yang benar-benar tangguh. Satu hal baru saja terjadi, yakni mundurnya Rachmad Dharmawan (RD) sebagai Pelatih Utama Timnas U-23. Jadi, PSSI jangan tambah-tambah soal-lah," tandas Herry Inyo RM.

Ia menambahkan, sangat tidak rasional, jika pemain yang menjadi korban akibat PSSI cenderung lebih memihak pada kompetisi bertajuk Liga Primer Indonesia (LPI), sementara Liga Super Indonesia (LSI) dianggap `asing`.

"Sekali lagi, ini jadi sangat tidak rasional, jika pemain (yang bermain di LSI) menjadi korban (dilarang atau tidak akan direkrut jadi anggota Timnas). Ini penerapan aturan yang salah kaprah," tegasnya lagi.

Karena itu, menurutnya, pantas saja jika RD mundur dari pelatih. "Pasalnya, RD tidak tega melihat Titus Bonaybo, Patrich Wanggai, Diego Miechels dkk menjadi korban, hanya karena sikap tidak kooperatif yang ditunjukkan Djohar Arifin," ujarnya.

Baik La Nyalla Mahmud Mattalitti maupun Herry Inyo RM berharap, agar kontroversi sikap pengurus teras PSSI, terutama Djohar Arifin, bisa dengan rendah hati dituntaskan, agar pemain serta Timnas tidak jadi korban. (ANT-326)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Bona-Ahsan kehilangan pertandingan pertama

Posted: 14 Dec 2011 08:16 AM PST

Ganda putera Indonesia Mohammad Ahsan/Bona Septano. (FOTO ANTARA/Yusran Uccang) ()

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Ganda putra Indonesia Bona Septano-Mohammad Ahsan kehilangan pertandingan pertama setelah dikalahkan pasangan Denmark Mathias Boe-Carsten Mogensen pada pertandingan Grup B Final Super Series.

Tampil sebagai partai penutup laga hari pertama babak grup di Liu Zhou, China, Rabu malam, Bona-Ahsan sudah unggul tipis 19-18 pada game ketiga saat pasangan Denmark mengejar dan memenangi pertandingan 21-16, 18-21, 21-19.

"Pada poin poin kritis kami kurang tenang," ujar Bona mengakui kelemahan mereka pada turnamen penutup musim kompetisi tersebut.

Hasil tersebut membuat rekor pertemuan kedua pasangan menjadi 1-5 bagi Bona-Ahsan dengan satu-satunya kemenangan yang mereka raih di Kejuaraan Dunia 2011.

Selanjutnya, pasangan peringkat enam dunia itu akan melawan ganda Korea Jung Jae Sung-Lee Yong Dae yang sudah mengumpulkan satu kemenangan atas pasangan Malaysia Koo Kien Keat-Tan Boon Heong 18-21, 21-15, 21-18.

Sementara pasangan Denmark Mathias Boe-Carsten Mogensen akan melawan Koo Kien Keat-Tan Boon Heong.

Nasib serupa dialami pemain tunggal Indonesia Taufik Hidayat yang mengalami kekalahan pada pertandingan pertama grup. Taufik yang berada di Grup B tunggal putra kalah oleh pemain Jepang Kenichi Tago 21-19, 19-21, 7-21 setelah sempat unggul lebih dulu.

Taufik hanya kurang dua poin untuk menang saat memimpin 21-19, 19-16 ketika Tago meraih lima poin beruntung untuk merebut game kedua 21-19 dan memaksakan game penentuan yang ia menangi 21-7.

Pada pertandingan kedua Grup B turnamen berhadiah total 500.000 dolar AS itu, juara Olimpiade Athena 2004 tersebut akan melawan juara Olimpiade Beijing 2008 Lin Dan dari China.

Sebelumnya, Simon Santoso juga kalah pada pertandingan pertamanya dalam Grup A dari pemain Denmark Peter Gade 13-21, 9-21.

Simon akan menjalani pertandingan keduanya melawan pemain nomor satu dunia Lee Chong Wei yang sudah meraih satu kemenangan atas pemain Jepang Sho Sasaki 21-11, 18-21, 21-12.

Editor: Desy Saputra

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 ulasan:

Catat Ulasan