Surabaya (ANTARA News) - Petenis unggulan teratas Cinthya Melita gagal melanjutkan pertandingan dan terhenti langkahnya di babak semifinal Turnamen Piala Gubernur Jatim 2010, Sabtu.

Cinthya Melita mengalami cidera setelah menyelesaikan set pertama, ketika berhadapan dengan Voni Darlina di Lapangan Tenis Kodam V Brawijaya Surabaya.

Petenis asal Jawa Tengah itu sempat mendapatkan perawatan medis, sebelum akhirnya menyerah 2-6 pada set pertama dan tidak mampu melanjutkan pertandingan.

Pada pertandingan final yang dimainkan Minggu (26/12), Voni Darlina akan menantang Bella Destriana yang sukses mengatasi perlawanan Vita Taher dengan skor telak 6-0, 6-3.

"Kondisi saya memang tidak fit setelah kemarin (Jumat, 24/12) bermain dua kali hingga larut malam. Hari ini kondisi fisik saya terkuras," kata Cinthya usai pertandingan.

Ia mengatakan kendati Piala Gubernur Jatim bukan turnamen besar, tetapi pertandingan yang menggunakan sistem "round robin" cukup menguras stamina.

Sementara itu, Voni Darlina mengaku senang bisa melaju ke babak final dan optimistis bisa mengalahkan Bella Destriana untuk merebut gelar juara.

"Mundurnya Cinthya sedikit menguntungkan saya karena masih bisa menyimpan stamina untuk final nanti," kata petenis asal DKI Jakarta itu.

Pertandingan semifinal di kelompok putra terpaksa harus ditunda hingga Minggu (26/12), karena hujan deras mengguyur Kota Surabaya.

Babak semifinal mempertemukan empat petenis papan atas nasional, yakni Christopher Rungkat menghadapi Nesa Artha dan Elbert Sie bertemu Sunu Wahyu Trijati.

Hingga laga ditunda, Christopher Rungkat sementara unggul 1-0 pada set kedua, setelah memenangi set pertama dengan skor 6-3.

Sedangkan laga Elbert Sie melawan Sunu Wahyu Trijati baru memainkan "game pertama" di set pertama dengan kedudukan sementara 1-0.

(D010/A020/S026)

Kuala Lumpur (ANTARA News) - Warga Malaysia menilai kekuatan tim nasional Indonesia dengan Malaysia seimbang, namun pada pertandingan leg pertama final Piala AFF Suzuki 2010 Minggu (25/12) Malaysia lebih unggul karena sebagai tuan rumah.

M Isa, warga Malaysia yang tengah dalam perjalanan menggunakan LRT (kereta api) menuju Bukit Jalil, Sabtu, melihat bahwa kedua tim sama-sama kuat untuk laga final pertama ini.

"Hasilnya akan berimbanglah," kata Isa yang mempunyai istri seorang warga Indonesia yang berasal dari Jawa Timur. Isa sudah memiliki tiket seharga 30 ringgit dan akan hadir di stadion usai kerja di kawasan Bukit Jalil.

Sementara Fazrin lebih mengunggulkan Malaysia untuk merebut kemenangan karena bermain di kandang di Stadion Bukit Jalil.

"Malaysia pernah kalah di penyisihan grup. Tapi kini tentu berbeda lah," katanya.

Hal senada juga disampaikan Mustafa yang mengunggulkan Malaysia karena sebagai warga negara Malaysia.

Sementara Toto, warga Indonesia yang bekerja di Malaysia sudah 10 tahun mengaku bangga Timnas dapat tampil hingga final dan bermain di Kuala Lumpur.

"Ini kebanggaan bagi kita dengan tampilnya Timnas," katanya yang sudah membeli tiga lembar tiket seharga 30 ringgit per lembarnya. Ia akan menonton bersama teman-temannya yang tinggal tak jauh dari Bukit Jalil.

Sementara Sukirno juga merasa senang timnas tampil di final. "Ini pertandingan yang menarik. Saya juga sering melihat aksi Bambang Pamungkas di Klub Selangor FC beberapa waktu lalu. Namun saya tak dapat ikut hadir ke lapangan," katanya.

Ia akan menyaksikan pertandingan dari layar kaca yang disiarkan televisi RTM.

"Ya, karena tak dapat hadir ke lapangan menyaksikan langsung karena ada kerjaan. Tapi saya akan nonton dari televisi," katanya pemuda asal Jatim itu.

(T009/A020/S026)