MILAN – Alexandre Pato mengapungkan niatnya untuk secepatnya kembali berlaga. Lawan Cagliari yang sedianya dihelat (6/1/2011) mendatang, Pato mengutarakan nafsunya kembali merumput pasca cedera yang dialaminya sejak awal November lalu saat menumbangkan Palermo 3-1.Berita baik ini, patut disyukuri pendukung Milan di seantero Bumi.
 
Kembalinya Pato ke arena pertandingan, jelas memberikan gairah baru bagi Milan untuk mempertahankan eksistensinya sebagai pemuncak klasemen Serie A. "Saya tengah berjuang keras dalam setiap latihan agar bisa bermain lawan Cagliari," kata Pato singkat di Datasport, Rabu (29/12/2010) mengenai kemajuan pemulihan cedera lututnya.
 
Keputusan Leonardo yang memilih Inter Milan sebagai ladang barunya pun tidak lepas dari perhatian Pato. Apa opini Pato mengenai langkah drastis mantan mentornya itu?
 
"Dia memilih semuanya sendiri, sebagai seorang pelatih ia tahu tugasnya dengan baik. Hanya saja, kami berharap pekerjaannya nanti di Inter tidak berjalan mulus. Sebab, kami ingin meraih scudetto." Demikian pernyataan pemain berpaspor Brasil ini.
(fmh)

BIRMINGHAM – Ben Foster ternyata tidak pernah menyesali sedikit pun kepergiannya dari Manchester United pada bursa transfer musim panas lalu ke Birmingham City. Alasannya sederhana, Foster selalu kehilangan tempat utama di bawah mistar United. Maka, tidak ada opsi lain baginya selain pergi meninggalkan United melihat ekspektasi besar Birmingham City terhadap dirinya.

Makanya, Foster sama sekali tidak pernah menyesal meninggalkan Old Trafford. "Saya tidak pernah mengikuti perkembangan United," aku Foster di Guardian, Rabu (29/12/2010). Ia pun mengklaim, tidak pernah terbesit rasa penyesalan di dalam diri angkat kaki dari tim sekaliber United.

"Saya selalu komitmen dengan keputusan yang telah saya ambil. Kembali dari Watford usai dipinjamkan merupakan momen terbaik yang pernah saya punya di United. Saya selalu menikmati permainan tiap pekannya," bilang pemain 27 tahun tersebut yang meyakini, tekanan besar di United untuk meraup angka penuh di tiap pertandingan menimbulkan beban tersendiri.

"Sebuah klub besar seperti United, selalu meminta kemenangan sebagai bentuk kompensasi atas biaya yang mereka keluarkan. Sedangkan di Birmingham, anda hanya dituntut memberikan perlawanan selama 90 menit dan mereka selalu memberikan 'napas' kedua bagi semua pemain jika kami menelan kekalahan," tutur Foster mengomparasi filosofi permainan United dan Birmingham.

Dia menambahkan. "Di United, mereka selalu mengharapkan anda menjadi salah satu pemain terbaik di dunia. Tapi menurut saya, bermain baik merupakan kredit lebih buat para pemain. Prinsip ini sangat simpel."
(fmh)