SMAN 11 (Smanses) Makassar, Kurniawan Hasairin sangat tegang pada awal laga final Honda DBL 2011 antara tim asuhannya dengan SMAN 4 (Smapat) Makassar, Sabtu, 14 Mei. Andi Husna dkk membuat sejumlah poin, namun kerap terjadi kesalahan elementer.

Kurniawan membaca hal itu. Pemainnya gugup. Sesi time out pun dimanfaatkan untuk memompa semangat skuadnya. Hasilnya, Smanses mampu memperlebar gap melebihi sepuluh poin sejak kuarter kedua. "Awalnya memang kurang meyakinkan, namun perlahan normal kembali," ujar Kurniawan.

Masalah mental memang menjadi faktor penting di final party. Smanses menang di sisi itu, selain memang memiliki pemain dengan skill di atas rata-rata. Andi Husna dan Sinta S Imansari menjadi bintang Smanses. Mereka bergantian mencetak poin saat motivasi anak-anak Smapat makin down.

Penampilan Smapat di babak final antiklimaks dengan performa mereka di semifinal sehari sebelumnya. Sebelum mencapai final, Lusi Rahmayanti dkk memperlihatkan mentalitasnya dengan balik unggul atas SMAN 1 Makassar. Padahal, mereka sempat tertinggal hingga 12 poin.

Di final, Smapat kembali tertinggal dengan selisih di atas 10 poin. Bedanya, kali ini tim asuhan Karmila Rahma tak memiliki semangat juang seperti di semifinal. Lusi Rahmayanti terlalu sering kehilangan bola. Shooting-shooting juga tak kebanyakan hanya menemui bibir ring.

Pemain Smapat, Sinta S. Imansari mengaku bersyukur karena dia dan rekan-rekannya tak terpengaruh tekanan penonton. Sebaliknya, mereka sangat termotivasi, terutama dengan dukungan suporter mereka yang memenuhi tribun bagian barat. "Itu kunci kemenangan kami," ucapnya.

Di kategori cowok, faktor mental kembali bicara. SMA Katolik Rajawali (Kara) bermain sangat percaya diri. Sebaliknya, SMAN 3 (Smaga) Makassar seperti lesu darah. Pelatih Kara, Jamin Mattotoran memuji mental anak asuhannya yang langsung menggebrak sejak menit pertama.

Sebaliknya, pelatih Smaga, Abu Hanifah mengakui anak asuhannya kalah mental. Atmosfer final memengaruhi penampilan Rukmana Syahrial dkk. Akibatnya, tak sekalipun mereka mampu unggul di empat kuarter. Mereka malah tertinggal dengan selisih poin yang cukup jauh.

"Entah faktor mental atau keberuntungan. Lebih banyak tembakan yang tidak masuk," tutur Abu Hanifah. Yang jelas, sisi psikis memang sangat berpengaruh di laga penting. Kara di cowok dan Smanses di cewek beruntung mempunyai kepercayaan diri. Sedangkan Smaga dan Smapat sedang tak memiliki itu. (zul)

GOR Andi Mattalatta Makassar
7 - 14 Mei 2011

SCORES & SCHEDULES