KOMPAS.com - Olahraga

sumber :-

KOMPAS.com - Olahraga


Fantastis! Djokovic Juara Wimbledon

Posted: 03 Jul 2011 03:46 PM PDT

Fantastis! Djokovic Juara Wimbledon

A. Tjahjo Sasongko | Minggu, 3 Juli 2011 | 22:46 WIB

LONDON, KOMPAS.com — Petenis Serbia, Novak Djokovic, mencatat sensasi menjuarai Wimbledon dengan mengalahkan petenis Spanyol, Rafael Nadal, Minggu (3/7/2011).

Djokovic yang akan menggeser Nadal dari peringkat satu dunia tersebut mengalahkan petenis asal Spanyol itu dengan empat set, 6-4, 6-1, 1-6, 6-3.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Selly dan Kristanto Raih Kemenangan

Posted: 03 Jul 2011 01:50 PM PDT

JAKARTA, Kompas.com - Dua petinju Indonesia, Selly Wanimbo (Tim Garuda/48 kg) dan Kristanto (Tim Rajawali/81 kg), membukukan kemenangan pertama atas lawan masing-masing pada hari pertama turnamen tinju amatir Piala Presiden XXI di Stadion Tenis Indoor Senayan, Jakarta, Minggu (3/7/11). Selly menang angka 9-5 atas rekan senegaranya dari Tim Rajawali, Rumiris Simarmata, sementara Kristanto menang atas Beh Tien Siang dari Singapura.

Wasit yang memimpin pertandingan menghentikan pertandingan atau refree stop contest (RSC) pada ronde kedua karena petinju Singapura itu kewalahan menghadapi Kristanto. Sayangnya, kemenangan dua petinju Indonesia itu gagal diikuti empat petinju Indonesia lainnya, yakni Beatrice Sugoro, Musa Cahyadi, Bogi Andriano, dan Willis Riripoy. Beatrice (Tim Rajawali/51 kg) kalah angka 10-17 melawan petinju Filipina, Analisa Cruz. Musa (Tim Elang/49 kg) kalah angka 10-13 melawan Alexander Samoylov (Rusia). Bogi juga kalah angka 8-14 atas Bidhuri Gaurav (India). Sementara Willis kalah RSC ronde pertama melawan Basul Yuldashev (Turkmenistan).

Menurut mantan petinju nasional era 1970-an Frans VB, penampilan petinju Indonesia secara umum masih banyak kekurangan. Satu di antara kekurangan yang menonjol yaitu akumulasi pukulan mereka.

"Saya lihat petinju kita akumulasi pukulan mereka masih sangat kurang. Mereka paling banyak memukul satu dan dua setelah itu berhenti lagi. Sementara petinju-petinju asing, misalnya Rusia, dapat memukul beruntun tiga hingga empat kali," tutur Frans.

Bahkan ketika pukulannya mengena telak, petinju-petinju Indonesia tidak langsung memberondong lawannya dengan pukulan kombinasi. Padahal menurut Frans, kalau pukulan mereka masuk telak harusnya segera disusul dengan kombinasi pukulan tiga hingga empat kali untuk meraih poin sekaligus menekan lawan.

Selain itu Frans juga melihat "ledakan" pukulan petinju Indonesia juga belum nampak. Sementara petinju-petinju asing memukul dengan "ledakan" sehingga menghasilkan angka.

Hal lain yang menurut Frans perlu dibenahi adalah taktik bertanding.

"Sebagian petinju kita masih belum mengerti betul bagaimana seharusnya meredam lawan secara efektif. Di kelas 49 kilogram misalnya, Musa Cahyadi kalah tinggi postur tubuhnya dari petinju Rusia. Saya lihat Musa terus masuk menyerang sehingga gampang di-counter. Mestinya dia menjaga jarak dan memancing lawan menyerang dulu baru dibalas dengan pukulan kombinasi yang cepat," ujar Frans.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 ulasan:

Catat Ulasan