LONDON, KOMPAS.com - Apa yang membuat Sir Alex Ferguson sedemikian sukses melatih Manchester United? Tidak lain adalah temperamennya yang keras dan kata-katanya yang tajam kepada pemain.

Itulah hal yang paling diingat oleh David Beckham, mantan anak asuh Ferguson dan pernah sukses mengantar MU meraih tiga trofi pada 1999. Beckham mengakui bahwa sikap Ferguson yang seperti itulah yang membuat para pemain segan kepadanya.

Pada 2003, Beckham pernah menjadi korban kemarahan Ferguson. Setelah kalah dari Arsenal pada Februari, Beckham menjadi sasaran amarah Ferguson. Kekalahan itu membuat Ferguson berang hingga muncullah insiden "sepatu melayang" di ruang ganti. Sepatu itu mengenai pelipis kiri Beckham hingga ia terluka. Insiden itu kemudian disebut-sebut sebagai awal keretakan hubungan keduanya hingga Beckham pindah ke Real Madrid.

"Dia ingin membunuhku saat itu, aku yakin itu. Namun, dia figur seorang ayah bagiku dan dia juga orang yang memberiku kesempatan bermain untuk klub impianku," kata Beckham seraya menegaskan bahwa ia langsung melupakan kejadian delapan tahun silam itu.

Gelandang berusia 36 tahun itu mengaku sangat mengagumi sosok Ferguson. Dari dulu sampai sekarang. Ia justru menilai sifat temperamental Ferguson itulah yang membuat pelatih asal Skotlandia itu dapat mempertahankan prestasinya bersama "Setan Merah". Menurutnya, semua pemain MU takut "disemprot" oleh Ferguson sehingga para pemain pun berusaha tampil semaksimal mungkin.

"Ketakutan mendapat omelan (dari Ferguson) adalah alasan mengapa kami bermain begitu bagus. Tidak cukup hanya menjadi pemain hebat ketika Anda ingin bermain bersamanya. Dia memilih Anda karena dia percaya kepada Anda sebagai seorang pemain dan karena Anda punya karakter," tutur pemain yang ikut mengantar MU meraih treble winner pada 1999 itu.

"Begitulah dia dulu dan begitulah dia sekarang. Begitulah dia selama bertahun-tahun dan itu sebabnya dia begitu sukses," tambahnya.

Minggu (6/11/2011) lusa, Ferguson akan genap 25 tahun menjadi manajer di Old Trafford. Sebuah waktu lama untuk seorang pelatih dalam satu tim. Sampai kini tidak ada yang tahu kapan Ferguson akan pensiun dan kepada siapa ia akan menyerahkan tanggung jawab sebagai manajer MU.

MANCHESTER, KOMPAS.com - Gelandang Manchester City Yaya Toure yakin bahwa klubnya akan mampu menjadi seperti klub kelas dunia, Barcelona. Menurutnya, keyakinan ini beralasan jika melihat prestasi City dalam sejumlah laga Premier League dan Liga Champions belakangan ini.

Pemain asal Pantai Gading itu yakin cita-cita itu hanya dapat tercapai jika City sudah mengantongi banyak gelar baik di Inggris maupun di Eropa. Dia sendiri ingin membawa City menjadi mesin gol seperti klub terdahulunya itu.

"Tentu saja berbeda, Barcelona telah menjadi klub yang besar untuk waktu yang lama. Mereka adalah tim teratas di dunia. Jika City ingin seperti itu, maka kami harus memenangkan Premier League, juga mungkin Liga Champions," katanya seperti dilansir oleh The Sun.

Toure yang pernah memenangkan Liga Champions dengan Catalans di 2009 sangat membantu langkah City di laga akbar Eropa pekan ini. Kemenangan 3-0 atas Villareal menggenapkan tujuh kemenangan mereka berturut-turut di semua kompetisi.

Pemain berumur 28 tahun ini percaya City juga memiliki mentalitas yang sama dengan yang dimiliki Barcelona untuk menjadi raja di Eropa. Menurutnya, City sedang berada di jalan yang tepat.

"Ya, itu yang kami inginkan dan mentalitas yang kami punya sangat fantastis. Setiap orang perlu memiliki mentalitas untuk menang itu. JIka Anda ingin menang, Anda membutuhkannya. Anda harus bekerja, berkonsentrasi, dan harus segera segar kembali dalam dua hari. Setiap pertandingan yang kami jalani, kami harus mengingatkan diri kami untuk menjadi juara. Tapi di tim, kami sekarang kami memiliki orang-orang yang seperti itu dan setiap orang berkembang dengan baik," tambahnya.

City sudah tampak bersinar sejak awal musim dan gaya sepak bola mereka mulai dibanding-bandingkan dengan raksasa sepak bola Nou Camp.