Republika Online

sumber :-

Republika Online


Pemain Perseba Super Bakar Boneka Djohar Arifin

Posted: 28 Dec 2011 12:52 AM PST

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKALAN - Sejumlah pemain Persatuan Sepak Bola Bangkalan (Perseba) Super, Rabu, menggelar unjuk rasa di lapangan stadion setempat. Mereka menuntut penonaktifan La Nyalla Mataliti sebagai Ketua Pengprov PSSI Jawa Timur segera dicabut.

Sebelum menggelar unjuk rasa, para pemain Perseba Super melakukan latihan rutin. Namun setelah latihan, mereka langsung berunjuk rasa menentang keputusan PSSI terkait pemecatan La Nyalla Mattaliti. Dalam aksinya, para pemain Perseba Super membakar boneka bertuliskan nama ketua umum PSSI Djohar Arifin.

Hal itu sebagai bentuk kekecewaan terhadap Djohar Arifin dalam memimpin PSSI selama ini. Para pengunjuk rasa juga sempat membentangkan sejumlah poster berisikan kecaman dan kritikan. Salah satu diantaranya bertuliskan 'Djohar Arifin Penakut, Djohar Arifin Melanggar Statuta FIFA dan Kembalikan Jabatan La Nyalla Mattaliti'.

Koordinator lapangan (korlap) aksi, Hasan Iroqi, dalam orasinya mengatakan unjuk rasa digelar karena tidak puas terhadap keputusan PSSI yang telah memecat La Nyalla Mataliti dari jabatannya sebagai Ketua Pengprov PSSI Jatim. "Kami menolak atas keputusan PSSI yang menonaktifkan La Nyalla dari jabatannya," terang Hasan.

Hasan menjelaskan, pemecatan tersebut tidak prosedural. Seharusnya sebelum dinonaktifkan, La Nyalla dipanggil dan ditanya terlebih dahulu. Tapi, SK pemecatan turun secara tiba-tiba. Alasan PSSI memecat La Nyalla Mataliti pun tidak masuk akal.

"PSSI menuding La Nyalla sebagai perongrong. Padahal, itu tidak demikian. Beliau ingin mengembalikan PSSI sebagai organisasi yang benar," ujarnya.

Pihaknya meminta PSSI agar mengembalikan posisi La Nyalla Mataliti sebagai Ketua Pengprov PSSI Jatim dalam waktu 2 X 24 jam atau dua hari. Jika tidak, ia mengancam akan menggelar aksi besar-besaran.

"Kalau PSSI tetap bersikukuh memecat beliau, Perseba Super menolak bermain pada kompetisi divisi satu. Kami menilai PSSI sangat arogan pada orang yang tak sejalan, meski benar,'' papar asisten manajer Perseba super ini.

Unjuk rasa para pemain dan pengurus Perseba Super Bangkalan dilakukan sepontan. Sehingga, tidak satupun petugas dari kepolisian Polres Bangkalan berada di lokasi mengamankan aksi ini.

Full content generated by Get Full RSS.

Imbas Kisruh PSSI, Sekretariat PSSI Jabar Digembok

Posted: 28 Dec 2011 12:31 AM PST

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Sekretariat Pengda PSSI Jawa Barat di Jalan Lodaya, Kota Bandung, tertutup alias digembok pada Rabu. Tidak ada aktivitas kesekretariatan seperti hari-hari biasanya.

Penutupan sekretariat Pengda PSSI terkait dengan pencopotan Ketua Pengda PSSI Jabar, H Tonny Aprilani, sebagai anggota Executive Commite (exco) PSSI beberapa hari lalu. Hingga siang hari, kantor berlantai tiga itu sepi. Dua bagian pintunya dikunci. Tidak terlihat staf Pengda PSSI Jabar yang setiap hari biasanya hadir di sana.

Penutupan pintu bangunan yang dibangun pada tahun 1990-an itu merupakan bentuk kekecewaan Pengda PSSI Jabar atas pemecatan Tonny dari posisi Exco. Selain dipecat, Tonny yang anggota DPR-RI itu juga dihukum seumur hidup tidak boleh beraktivitas dalam kepengurusan sepak bola. Posisinya sebagai Ketua Pengda PSSI Jabar digantikan oleh Farid Rahman.

Sekretariat Pengda PSSI sebelumnya juga menjadi ajang aksi unjuk rasa sejumlah pendukung Persib Bandung. Mereka mengecam PSSI atas hukuman atau sangsinya yang terbilang berat kepada Persib Bandung. Sangsi PSSI ini dijatuh karena keputusan Persib berlaga di Liga Super Indonesia.

Aksi yang digelar sekitar dua pekan lalu itu menjadi awal pengumpulan koin untuk menyumbang Persib guna membayar denda Rp 1 miliar kepada PSSI. Tonny dipecat dari Exco PSSI bersama tiga anggota lainnya yakni La NYalla Matalilli, Roberto Rouw dan Erwin D Budiawan.

Full content generated by Get Full RSS.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 ulasan:

Catat Ulasan