SUNDERLAND, KOMPAS.com - Klub Sunderland melalui situs resminya mengumumkan keberhasilan mereka mendapatkan bek Wes Brown dari Manchester United. Pemain 31 tahun itu dikontrak "The Black Cats" sampai 2015 mendatang.

"Kami sangat senang untuk menyambut pemain dengan kemampuan, pengalaman, dan karakter seperti yang dimiliki Wes," kata manajer Sunderland, Steve Bruce.

"Ia telah menjadi pemain profesional yang hebat bagi Manchester United selama bertahun-tahun. Tidak hanya ia akan memperkuat pertahanan kami, ia juga akan membawa mentalitas kemenangan dan tingkat kematangan yang positif bagi pemain di sekitarnya," lanjut Bruce.

Situs resmi Sunderland tak mengungkapkan secara pasti berapa dana yang mereka keluarkan untuk menuntaskan transfer ini. Brown menjadi pembelian ketujuh Sunderland di bursa transfer ini. Sebelumnya mereka mendapatkan Keiren Westwood, Sebastian Larsson, Ji Dong-Won, Craig Gardner, Connor Wickham dan Ahmed Elmohamady.

Menurut pemberitaan di Inggris, rekan Brown di MU, John O'Shea, akan segera menyusul ke Sunderland. Pemain asal Britania itu diberitakan melakukan tes medis pada Kamis (7/7/2011). (SUN/SKY)

SOLO, KOMPAS.com — Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar, mengungkapkan bahwa masih ada beberapa Pengurus Provinsi PSSI yang statusnya masih dipermasalahkan sehingga kemungkinan akan kehilangan suara. Beberapa Pengurus Provinsi PSSI tersebut antara lain Pengurus Provinsi Sumatera Utara dan Sulawesi Utara.

Agum berharap, dualisme kepemimpinan menjadi masalah yang bisa segera diselesaikan oleh para pengurus provinsi (pengprov) tersebut.

"Kami sudah meminta mereka menyelesaikan masalah ini lewat musyawarah pengprov luar biasa. Namun, kami pesimistis itu bisa dilaksanakan. Jadi, kami meminta mereka untuk melakukan rapat pengurus harian yang harus dihadiri oleh mayoritas pengurus untuk menentukan siapa yang akan jadi wakil mereka," kata Agum kepada wartawan dalam konferensi pers di Sunan Hotel, Solo, Kamis (7/7/2011).

Selain pengprov, beberapa klub ternyata juga punya masalah yang sama. Bahkan, Arema Indonesia sudah diputuskan tak akan punya hak suara karena dualisme kepemimpinan.

"Sebenarnya ada 10 klub yang punya masalah dualisme kepemimpinan. Mereka berasal dari Liga Super dan divisi di bawahnya. Namun, saat ini lima klub sudah menyelesaikan masalahnya," kata anggota Komite Normalisasi (KN), FX Hadi Rudiyatmo. "Ya, Arema sudah kehilangan hak suara mereka," sambungnya.