MOORESVILLE - Secara mengejutkan mantan pembalap F1GP Jacques Villeneuve menyatakan bahwa kompetisi F1 sekarang ini tidak tertarik mengikuti F1 GP. Dirinya juga secara blak-blakan memberi kritikan kepada penyelenggara F1.
 
Putra dari pembalap Gilles Villeneuve ini ternyata kurang tertarik lagi untuk mengikuti perkembangan F1. Bahkan pria yang kini berusia 40 tahun ini menyatakan tidak mau diganggu dengan perkara di F1.
 
"Saya tidak melihat balapan lagi. Saya selesai untuk kali pertama. Saya hanya tidak ingin diganggu. Setengah perjalanan menuju balapan saya mengantuk dan itu sungguh sulit dan saya menjadi sedih. Ketika mlihat para pria ini bahkan tidak bisa bertahan, seperti Michael (Schumacher), dia harusnya berada di Podium di Montreal," ujar Villeneuve dilansir dari PlanetF1, Selasa (5/7/2011).
 
Walau mengaku tidak mengikuti F1, dirinya ternyata mengetahui perangkat baru Reduction System (DRS). Pembalap asal Kanada ini mengaku tidak terkesan dengan perangakat tersebut dan tidak perduli dengan hal itu.
 
Saya benar-benar tidak peduli melihat menyalip dengan DRS. Saya lebih suka melihat Lewis (Hamilton) seperti itu dan terkadang berakhir dengan air mata, namun paling tidak itu menyenangkan. Semua yang membalap dengan DRS, saya hanya jatuh tertidur, tidak berguna, membosankan, itu bahkan seperti bukan balapan," kritiknya.
 
"Saya tidak mengerti apa yang terjadi di F1 sekarang. Orang-orang kini berpikir 'Oh, dia akan menyalip saya. Mengapa mengganggu?' itu saja.Tidak ada kesenangan sama sekali," tandasnya.
 
Villenueve pun memberi contoh lewat kejadian tabrakan Lewis Hamilton, yang malah membuat sang pembalap banyak dikritik dengan mengatakan, "Lewis (Hamilton) membalap dengan agresif dan dia lupa menggunakan otaknya sesaat sehingga dia menabrak yang lain. Tetapi itu tidak harus dihentikan, itulah balapan. Itulah yang anda ingin saksikan, persaingan," pungkasnya.

(seb)

MILTON KEYNES – Kepala Desainer Red Bull Racing, Adrian Newey mengutarakan bahwa dirinya sangat menikmati tantangan bersama Red Bull Racing sepanjang musim ini. Arsitek yang paling dihormati eksistensinya di pentas F1 itu mengaku dirinya sempat dilanda kegalauan melihat intrik politik yang terjadi dalam F1.

Alasan yang membuatnya memilih hengkang dari McLaren. Kendati melihat banyak ketidakberesan, kecintaannya pada balapan jet darat ini akhirnya membawa Newey menangani Red Bull. Hasilnya pun sangat cemerlang, Newey berada di balik sukses Sebastian Vettel dan Mark Webber musim lalu.

"Ada periode sekitar tahun 2002 ketika nampaknya ada begitu banyak politik di F1, terutama Ferrari dan FIA mengenai regulasi yang mereka inginkan," kata Newey sebagimana dilansir The Sun, Selasa (5/7/2011). "Saya kecewa dengan olahraga secara keselurhan dan mulai melihat-lihat apa yang bisa saya lakukan," sambungnya.

Newey pun akhirnya menjatuhkan pada suatu pilihan dirinya membutuhkan tantangan baru. Menerima pinangan Red Bull terbukti ampuh untuk mengimplementasikan kecintaannya terhadap F1. "Saya membutuhkan tantangan baru dan saya mendapatkannya di Red Bull. Saya sangat menikmatinya saat ini," kata Insinyur jebolan Universitas Portsmouth tersebut.

Dia melanjutkan, memiliki perasaan yang  sangat spesial mengantarkan Red Bull merengkuh gelar juara dunia kalinya pertama "Memenangkan kejuaraan musim lalu sangat khusus setelah sebelumnya bersama Williams dan McLaren. Saya senang bekerja sama dengan Sebastian Vettel dan Mark Webber."

Ditanya mengenai kunci suksesnya meracik mobil yang kompetitif, Newey masih menjaga rapat rahasinya. Menurutnya, hanya dia dan pembalapnya yang tahu resepnya.

"Mobil ini selalu diawasi dengan sensor, yang memberitahu kami bagaimana kinerja mobil. Namun tidak memberitahau Anda mengapa mobil ini berbicara kepada pembalap yang mengetahuinya jauh lebih baik dari sekadar data," tuturnya.

(edo)