KOMPAS.com - Olahraga |
Lorenzo Mulai Pesimistis Bisa Pertahankan Gelar Posted: 19 Sep 2011 03:46 PM PDT ARAGON, Kompas.com - Jorge Lorenzo mulai pesimistis dengan peluangnya untuk mempertahankan gelar juara dunia MotoGP. Pebalap Yamaha tersebut mengakui, sulit baginya untuk membendung pebalap Repsol Honda, Casey Stoner, untuk merebut mahkota juara musim ini. Saya pikir, kejutannya adalah hanya tertinggal 44 poin di belakang Casey, karena dia sudah mendominasi kompetisi ini, dan dia telah memenangi banyak balapan -- Jorge Lorenzo Hasil di GP Aragon, Minggu (18/9/11), yang membuat pebalap Spanyol ini mulai berpikir realistis. Ketika dia finis di urutan tiga, Stoner begitu dominan dan tak bisa diimbangi oleh siapa pun, untuk naik podium nomor satu. Alhasil, kemenangan tersebut membuat Stoner kian kokoh di puncak klasemen dan untuk sementara unggul 44 poin. Secara matematis, Lorenzo masih punya peluang untuk mengejar mantan juara dunia 2007 tersebut. Dengan empat seri tersisa, masih ada total 100 poin yang diperebutkan. Akan tetapi, fakta yang menunjukkan bahwa pebalap Australia tersebut selalu tampil konsisten, membuat Lorenzo mulai ragu dengan peluangnya. "Saya pikir, kejutannya adalah hanya tertinggal 44 poin di belakang Casey, karena dia sudah mendominasi kompetisi ini, dan dia telah memenangi banyak balapan. "Jadi, berada dekat dengannya tidak terlalu buruk. Harapan kami sekarang hanyalah semoga ada sesuatu yang terjadi. Semoga bukan hal buruk terhadap Casey, tetapi tanpa ini, hampir tak mungkin." Lorenzo, yang tertinggal 14 detik dari Stoner pada balapan di Motorland Aragon, mengatakan bahwa salah satu faktor utama dalam perebutan gelar juara 2011 ini adalah perkembangan yang signifikan dari performa mesin Honda RC212V. Bayangkan, motor itu sudah meraih 10 kemenangan dari total 14 seri yang sudah dilakoni, hanya kurang satu dari kemenangan HRC pada empat tahun sebelumnya. Lorenzo mengatakan: "Pada bagian akhir tahun lalu, Honda melakukan sebuah langkah maju, dan mereka sangat cepat dan kompetitif. Tahun ini, mereka mengalami kemajuan pesat sejak awal musim. "Kami di Yamaha memenangi tiga gelar juara dunia secara beruntun, dan tiga mahkota juara, sehingga kami agak sedikit tenang, dan tidak mengambil begitu banyak risiko. Honda tidak pernah menang lagi, dan mereka sudah melakukan sebuah pekerjaan hebat." |
Alasan Rossi tentang Keterpurukannya di Aragon Posted: 19 Sep 2011 09:59 AM PDT ARAGON, Kompas.com - Valentino Rossi yakin, ban aus menjadi persoalan utama yang membuatnya terpuruk di GP Aragon, Minggu (18/9/11). Meskipun demikian, "The Doctor" mengakui bahwa tanpa masalah karet ban itu pun, dia sulit meraih pencapaian yang lebih lagi dalam balapan tersebut, di mana dia finis di urutan 10. Tetapi itu persoalan ban hal lain. Saya tidak mengatakan bahwa dengan ban yang baik aku bisa menyelesaikan balapan di podium -- Valentino Rossi Pada seri ke-14 di Sirkuit Motorland Aragon ini, Rossi start dari pitlane, menyusul penalti 10 detik akibat penggunaan mesin ketujuh karena beralih ke sasis aluminium untuk Desmosedici GP11.1--dalam satu musim, pebalap hanya diperbolehkan menggunakan maksimal enam mesin. Tetapi di awal lap, juara dunia tujuh kali MotoGP ini memberikan sinyal bakal kompetitif, karena dia mampu melewati beberapa pebalap. Pada lap ketujuh, Rossi secara perlahan merangsek ke depan dan berada di urutan sembilan. Pebalap Italia ini pun tampaknya masih bisa bersaing untuk memperebutkan posisi enam. Alih-alih berada di posisi yang lebih bagus lagi, Rossi justru melambat sehingga dia bisa dikalahkan pebalap Yamaha Tech 3, Cal Crutchlow. Juara dunia sembilan kali grand prix ini akhirnya finis di posisi 10, sama dengan apa yang diraihnya di GP Indianapolis (merupakan hasil terburuk di musim tersulitnya). "Ini adalah balapan yang sangat sulit - kami berharap bisa memiliki kecepatan sedikit lebih baik," ujar Rossi. "Saya kehilangan banyak kecepatan di delapan lap terakhir, karena saya memiliki banyak masalah dengan ban belakang. "Mungkin ada sesuatu yang salah dengan ban, dan ban benar-benar hancur pada akhirnya. Saya harus melambat karena getarannya sangat kencang, dan itu sangat sulit untuk menunggang motor. Dengan getaran ban seperti ini, anda tidak bisa cepat seperti yang diharapkan atau yang diinginkan." Rossi merasa, pengenalan sasis aluminium ini sudah menjadi sebuah perbaikan kecil untuk perilaku Ducati, meskipun ini ditutupi isu ban. Hanya saja, hal tersebut masih jauh dari harapan adanya sebuah keajaiban. "Ini tidak terlalu buruk," ujarnya tentang kinerja motor. "Tetapi, grip belakang menjadi persoalan utama pada akhir pekan. "Itu menjadi besar dengan ban balapan. Sejak lap kedua, saya sudah mengalaminya (ban bergeser), meskipun persoalan ini tidak pernah terjadi selama latihan. Jadi, mungkin bannya yang tidak fantastis. Selain itu, pada akhir lomba, ban benar-benar hancur - Saya belum pernah melihat hal seperti ini. "Tetapi itu hal lain. Saya tidak mengatakan bahwa dengan ban yang baik aku bisa menyelesaikan balapan di podium." Sejak awal musim, Rossi mengalami kesulitan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi Ducati. Setelah melakukan terobosan dengan menggunakan Desmosedici GP11.1, kini mantan pebalap Honda dan Yamaha itu memutuskan untuk beralis ke sasis aluminium. Prestasi terbaik Rossi adalah finis di posisi tiga di Le Mans, Perancis. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Olahraga To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 ulasan:
Catat Ulasan