detikcom |
Sayangkan Padamnya Lampu Stadion, Hughes Juga Puji Penonton Posted: 23 Jul 2012 10:25 AM PDT Surabaya - Manajer Queens Park Rangers Mark Hughes tampak terkesan dengan antusiasme penonton dalam laga timnya kontra Persebaya. Tetapi ia juga menyayangkan insiden padamnya lampu stadion. Setidaknya tiga kali lampu di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) tempat pertandingan Persebaya kontra QPR dilangsungkan, Senin (23/8/2012), sempat padam. Saat lampu padam untuk ketiga kalinya, pertandingan bahkan sedang berjalan. "Saya sangat menyayangkan insiden lampu itu," katanya kepada wartawan usai pertandingan. Hughes mengungkapkan, padamnya lampu stadion membuat pandangan para pemainnya sempat mengalami gangguan. Pasalnya saat lampu kembali menyala, sinarnya lebih redup dibandingkan sebelum padam. "Itu sangat mengganggu pandangan pemain saya usai padamnya lampu," imbuhnya. Namun demikian, Hughes tetap memaklumi insiden tersebut. Kekecewaannya itu boleh jadi terobati dengan sambutan hangat penonton di stadion. "Saya sangat memaklumi kejadian itu. Stadionnya sangat besar dan kerumunan suporter sangat fantastis," pungkas Hughes. ( krs / rin ) |
De Gea Soal Bahasa Inggris, Berat Badan, dan Lensa Kontak Posted: 23 Jul 2012 10:15 AM PDT London - David de Gea telah menjalani musim pertamanya di Liga Primer Inggris bersama Manchester United. Sejumlah kesan dan tantangan ia dapatkan. Apa? De Gea direkrut MU dari Atletico Madrid musim panas lalu. Talentanya di bawah mistar plus usianya yang baru 21 tahun membuatnya digadang-gadang akan jadi kiper masa depan Spanyol dan juga MU. Akan tetapi, musim pertamanya dilalui dengan beberapa kritik. Ia dinilai rentan bikin blunder. Hal ini dinilai tak lepas dari kekuranglancarannya berbahasa Inggris, sesuatu yang sudah berusaha ia atasi. "Bahasa Inggrisku sudah membaik. Aku mengerti kebanyakan maksudnya tapi aku masih kesulitan untuk berbicara," aku De Gea dalam wawancaranya dengan Guardian. Selain itu, De Gea juga mengakui kalau gaya sepakbola Inggris yang berbeda dengan di Spanyol menjadikan sebuah tantangan tersendiri untuknya. "Sepakbola Inggris berbeda, khususnya untuk kiper. Di sini lebih agresif, lebih fisik. Jauh lebih sulit. Bolanya lebih sering berada di udara dan Anda sering didorong. Dan wasit jarang meniup peluit!" bebernya. Dengan tinggi 1,93 meter dan berat badan 76 kg, De Gea memang terbilang "langsing". Guna mempercepat adaptasinya dengan sepakbola Inggris yang lebih agresif itulah De Gea ternyata diminta Manajer MU Sir Alex Ferguson untuk menambah berat badan agar tubuhnya lebih berisi. Caranya? "Makan," seringai De Gea. "Makan dengan baik dan banyak menghabiskan waktu di gym. Lagipula kita tidak bicara jumlah berat yang banyak; hanya empat atau lima kilo." Salah satu problem lain yang diduga ikut mempengaruhi performa De Gea di bawah mistar adalah matanya. Ia memang menderita rabun jauh dan sempat dikabarkan bakal menjalani operasi mata. "Aku cuma rabun jauh seperti kebanyakan orang. Aku sudah menggunakan lensa kontak, bahkan aku punya yang baru, dan aku bisa melihat tanpa masalah seperti orang lain. Aku tidak mengerti kenapa mesti ada ribut-ribut (soal ini). Aku mengenakan lensa dan... sempurna," lugas kiper yang sedang bersama timnas Spanyol untuk berkompetisi di Olimpiade 2012 itu. ( krs / rin ) |
You are subscribed to email updates from sport.detik To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 ulasan:
Catat Ulasan