KOMPASbola |
Soal Ancaman Rasial, Prandelli Dukung Balotelli Posted: 31 May 2012 05:23 PM PDT ROMA, KOMPAS.com - Pelatih tim nasional Italia, Cesare Prandelli, menyatakan tidak akan toleran terhadap segala bentuk pelecehan rasial. Ia bahkan mengatakan tak akan segan-segan memerintahkan anak didiknya berhenti bermain di tengah laga, jika ada yang menjadi korban pelecehan rasial, di Piala Eropa 2012. Isu rasial mencul dari sebuah tayangan dokumenter menampilkan sejarah rasisme dan kekerasan di Polandia dan Ukraina. Digambarkan, sekumpulan orang mengejek pemain kulit hitam dengan suara monyet, melakukan salam Nazi, menyanyikan ejekan anti-Semit, dan menyerang pelajar-pelajar Asia di Metalist Stadium, Karkiv. Khawatir menjadi korban rasisme, keluarga dari pemain Inggris, Theo Walcott dan Alex Oxlade-Chamberlain, memutuskan tidak pergi ke Polandia dan Ukraina. Baru-baru ini, Mario Balotelli mengancam akan meninggalkan lapangan dan pulang ke rumah jika menjadi korban pelecehan rasial. Maklum, penyerang Manchester City itu beberapa kali menjadi korban pelecehan rasial. Ketika masih berkostum Inter Milan, Balotelli menjadi korban pelecehan rasial pada laga melawan Juventus, yang berakhir 1-1, 2009 lalu. Juventus kemudian dihukum menjalani pertandingan tanpa suporter. "Dalam hal ini, Balotelli adalah target dari pelecahan rasial. Kami akan keluar dari lapangan. Kami akan melakukan sesuatu untuk Mario jika kasus itu muncul," tegas Prandelli. (F411) |
Posted: 31 May 2012 05:01 PM PDT JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah semestinya fasilitas olahraga terawat dengan baik. Apalagi sarana tersebut digunakan untuk kompetisi resmi. Karena jika terjadi kerusakan, nyawa orang banyak menjadi taruhannya. Namun, tidak demikian dengan kondisi Stadion Tugu yang terletak di Jalan Logistik, Kelurahan Tugu Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Selain menjadi markas Persitara, stadion seluas 3,5 hektar itu digunakan untuk latihan SSB dan perhelatan acara tertentu. Meski dimanfaatkan untuk banyak hal, stadion ini tak tampak mendapat timbal balik yang layak. Kondisi lapangan terlihat kurang layak untuk gelaran kompetisi. Rumput hanya tampak di beberapa titik, selebihnya tanah merah. Di tribun timur terlihat banyak keramik yang pecah. Kondisi di ruang ganti pemain pun tak lebih baik. Dinding kusam. Toilet kotor. Di tribun barat, ada pagar pembatas tribun dan lapangan yang hilang. Atap seng tidak melekat dengan baik sehingga menimbulkan bunyi ketika terkena angin. Tribun kotor, banyak sampah yang berceceran. Tak ada lampu utama. Dinding sebelah dalam kotor karena coretan cat semprot. Berdasarkan data Pengelola Stadion Tugu, sejumlah perlengkapan stadion yang mengalami kerusakan di antaranya mesin potong rumput dan sound system. Peralatan untuk atletik, misalnya cakram, lembing, juga rusak. "Penonton kalau sedang ada pertandingan suka merusak pagar dengan menggoyang-goyangkan pagar dan mencorat-coret dinding stadion. Saat ini ada enam petugas perawatan stadion, tetapi saya rasa masih kurang, karena untuk tribun yang sebelah timur petugas yang merasa tidak sanggup untuk membersihkan," ujar Ketua Pengelola Stadion Tugu, Sumarno, saat ditemui di Stadion Tugu, Kamis (31/5/2012). "Air yang digunakan air tanah, tetapi asin, sehingga rumput tidak bisa tumbuh. Seharusnya menggunakan air PAM. Selain itu lapangan juga perlu ditambah tanah lagi," paparnya. Sumarno mengatakan, saat ini anggaran untuk pemeliharaan stadion hanya Rp 1 juta per bulan. Dana tersebut untuk pemeliharaan kebersihan, dan perawatan lapangan. Ia berharap agar anggaran pemeliharaan dinaikkan. "Rencananya akan dinaikkan Rp 2 juta per bulan sejak tiga bulan lalu, tetapi sampai saat ini belum naik juga," tandasnya. Ketika dihubungi melalui telepon, Kepala Dinas Olahraga (Disorda) DKI Jakarta, Ratiyono mengatakan, "Kami sudah sampaikan kepada pengelola agar dilakukan perbaikan secepatnya sesuai dengan kerusakan-kerusakan yang ada. Saat ini kami sedang melakukan renovasi sarana olahraga yang lain, nantinya Stadion Tugu juga akan direnovasi, tapi menunggu giliran" |
You are subscribed to email updates from KOMPASbola To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 ulasan:
Catat Ulasan