MONACO – Pembalap Mclaren Mercedes Jenson Button belakangan ini dianggap tampil buruk, karena hanya mampu meraup dua poin dari tiga balapan terakhir di ajang Formula One musim ini.
 
Meski sempat menjuarai Grand Prix Australia Maret lalu, prestasi Button kian menurun. Bahkan, pembalap asal Inggris ini sekarang hanya menempati peringkat ketujuh klasemen juara dunia.
 
Namun, Button yang sempat merasa khawatir akan peluang juaranya musim ini setelah sulit untuk kembali naik podium, mengaku tidak panik dengan capaian yang diraih tim maupun dirinya. Bagi mantan driver Williams ini, panik tak akan membantunya memperbaiki posisi.
 
"Kami jelas harus kembali ke jalur dan mulai bersaing dengan pembalap yang berada di depan. Tapi pembalap-pembalap seperti Grosjean atau Perez mendapat hasil bagus, bahkan lebih bagus dari Kobayashi atau Massa. Semuanya tak bisa diprediksi," kata Button seperti dilansir ESPN, Selasa (29/5/2012).
 
"Tiga pertama balapan baik bagi saya dan kemudian tiba-tiba dalam tiga terakhir, saya tidak tahu di mana posisi saya," ungkapnya.
 
"Kecepatan dan perasaan yang saya dapatkan dari mobil tidak saya miliki seperti sebelumnya. Ini sulit, tetapi kita tidak dapat memilih, itu hanya masalah apakah kami bisa melakukannya untuk tetap konsisten," jelasnya.
 
Di antara GP Monaco dan balapan berikutnya di Kanada, Button akan bersantai dengan cara yang paling dia nikmati dengan ikut bersaing di triathlon. Baginya, triathlon seperti refreshing namun tetap menjaga fisik dirinya.
 
"Saya merasa gembira menyambut balapan di Kanada. Terlebih dahulu saya akan mencoba lomba berenang di danau, mendayung berlari. Saya memiliki kenangan indah dari Monaco, tapi kenangan yang lebih besar ada di Kanada 2011," tutur pembalap berusia 32 tahun ini.
 
"Jadi, kami harus tetap yakin dan positif bahwa kami bisa keluar tiga balapan terakhir yang buruk dan kembali mendapatkan beberapa poin yang jauh lebih baik. Ada hal-hal yang kami pikirkan untuk perbaikan performa kami di Kanada, kami harus positif," tuntasnya.
 
(win)

PARIS – Baru berusia 22 tahun membuat Victoria Azarenka, yang kini merupakan petenis putri nomor satu dunia masih harus belajar untuk berpikir seperti petenis papan atas.
 
Saat memimpin 5-0 di set pertama dari petenis Italia Alberta Brianti, lalu kemudian berbalik tertinggal dan kalah 6-7, Azarenka sempat berpikir dirinya bakal kalah dan tersingkir di babak awal French Open.
 
"Terkadang saya merasa itu bukan hari saya," jelas Azarenka seperti dilansir TimesUnion, Selasa (29/5/2012). "Terkadang saya berpikir, 'Yeah, mungkin saya masih harus berjuang, saya masih memiliki peluang. 'Kadang-kadang juga rasanya seperti, 'Lupakan saja saya tidak ingin melakukannya'," ungkap petenis berkebangsaan Belarusia.
 
Namun, Azarenka tanpaknya lebih mendengarkan suara-suara positif yang berkecamuk di kepalanya. Terbukti, meski harus bersusah payah, Azarenka mampu bangkit di setk kedua dengan menang 6-4 dan pada set terakhir dia juga menang 6-2.
 
"Sebelumnya, mungkin saya hanya akan menyerah dan pulang. Saya sempat berpikir apakah ada penerbangan langsung ke Minsk (ibu kota di Belarusia)," tutur Azarenka. "Tapi saya ternyata tidak ingin pulang terlalu cepat," tambahnya.
 
"Itu memang hari yang tak terlalu baik. Sayangnya, saya melakukan kesalahan yang lebih dari yang biasanya saya lakukan," tutupnya.
 
(win)