Paris - Kembali tersingkirnya Prancis dari turnamen besar masih disertai konflik internal tim. Maka dari itu Federasi Sepakbola Prancis menegaskan tak akan mencairkan bonus untuk Hugo Lloris dkk.

Prancis terhenti langkahnya di perempatfinal Piala Eropa usai kalah 0-2 dari Spanyol. Kekalahan ini pun masih menyisakan cerita tak sedap mengenai kondisi di dalam tubuh 'Tim Ayam Jantan' itu.

Kembali pemain Prancis berulah dan kali ini adalah Samir Nasri yang terlibat perselisihan dengan salah satu jurnalis AFP usai laga kontra Spanyol itu. Konflik ini kian meruncingkan apa yang sudah terjadi sebelum laga itu.

Sebelumnya sudah ada isu jika Hatem Ben Arfa berselisih paham dengan pelatih Laurent Blanc kala Prancis takluk 0-2 dari Swedia di laga terakhir Grup D. Tak hanya Ben Arfa, Yann M'Vila dan Jeremy Menez diberitakan sudah berbuat tindakan indispliner.

Maka kejadian di Polandia-Ukraina seperti mengulang apa yang terjadi di Afrika Selatan dua tahun lalu ketika sejumlah Nicolas Anelka dan sejumlah pemain senior terlibat perang dingin dengan Raymond Domenech, yang berujung pada sejumlah sanksi untuk pemain tersebut.

Menyikapi apa yang terjadi di timnas Prancis saat ini, presiden FFF Noel Le Graet sudah mengumumkan akan memanggil Nasri dkk untuk dimintai keterangan soal hal tersebut. Tak hanya itu sebagai buntut kejadian memalukan itu seluruh awak tim Prancis tak akan mendapat bonus sebagai apresiasi keikusertaan mereka di Piala Eropa kali ini.

"Kami tidak akan memberikan uangnya, di mana mungkin akan dikembalikan lagi atau mungkin tidak," tukas Le Gaet di Soccernet.

"Saya tidak suka yang namanya hukum alam dan saya tidak mengeluaran komentar pedas, tapi para pemain kami harus disanksi atau dihukum. Saya tidak mau mereka berpikir mereka jadi korban. Mereka tidak seperti itu," tuntas Le Gaet.

( mrp / din )

Baca juga artikel & ulasan liputan khusus Piala Eropa di HarianDetik.com

London - Keputusan Tottenham Hotspur menunjuk Andre Villas-Boas tak begitu disambut baik oleh Glen Hoddle. Eks manajer Lilywhites itu meragukan Villa-Boas bakal bisa bekerja dengan baik di klub tersebut.

Setelah putus hubungan dengan Harry Redknapp akhir musim lalu, pencarian Spurs akan manajer baru terhenti di nama Villas-Boas. Eks manajer Chelsea itu resmi dikontrak tiga tahun oleh manajemen Spurs.

Meski dipecat oleh Chelsea di awal tahun ini, namun prestasi Villas-Boas bersama Porto tahun lalu disebut-sebut bisa mengangkat penampilan Spurs musim ini dan membawa klub itu lolos ke Liga Champions tahun depan.

Tapi dengan latar belakang dipecatnya Villas-Boas oleh The Blues, Hoddle meragukan pria Portugal 34 tahun itu bisa memberikan yang terbaik untuk Spurs. Pria yang bekerja selama 12 tahun di Spurs itu menilai Villas-Boas belum cukup kuat untuk berkarier di Premier League.

"Saya terkejut dan tidak berpikir Spurs akan mengambil keputusan ini (mengangkat Villas-Boas). Risikonya akan lebih besar melihat ia tidak sukses bersama Chelsea," tukas Hoddle di Soccernet.

"Saya berpikir lebih baik untuk Villas-Boas pergi dulu (dari Inggris) dan menempa dirinya di tempat lain sebelum dia berkarier lagi di Inggris," sambungnya.

"Merekrut Villas-Boas mungkin keputusan yang tidak seharusnya dibuat Spurs. Mereka sudah bagus bersama Harry jika ia mendapat tambahan dua atau tiga pemain lagi dan mengeluarkan uang lebih banyak dari yang telah mereka lakukan," tukasnya.

"Mungkin lebih baik memperkuat skuad dari pada membuat keputusan yang bisa membuat para pemain pergi."

Meski meragukan Villas-Boas bakal sukses di Spurs, Hoddle tetap meminta Gareth Bale dkk mendukung kinerja manajernya baru tersebut demi membawa Spurs tampil lebih baik.

"Bagaimanapun keputusan ini sudah dibuat dan itu adalah momen penting untuk Tottenham. Seluruh orang di Spurs harus mendukungnya dan berharap segalanya berjalan dengan baik," tuntas Hoddle.

( mrp / din )