KOMPASbola |
Posted: 25 Jun 2012 05:10 PM PDT DONETSK, KOMPAS.com - Pelatih Perancis Laurent Blanc menyayangkan reaksi bertemperamen tinggi yang ditunjukkan Samir Nasri seusai kekalahan dua gol tanpa balas dari Spanyol, Sabtu (23/6/2012). Saat itu, Nasri melontarkan kata-kata tak senonoh terhadap jurnalis kantor berita "Negeri Eiffel" AFP ketika berjumpa di mixed zone Stadion Donbass Arena. Perilaku tak sepantasnya itulah yang jadi titik keprihatinan Blanc. "Sangat disesalkan tapi itu adalah Samir dengan pers," katanya kepada sebuah televisi Perancis, Minggu (24/6/2012). Apa yang disesalkan Blanc karena apa yang dilakukan Nasri berpengaruh pada imej tim secara keseluruhan. "Dari laporan yang saya himpun, ia mengeluarkan kata-kata yang tak sepantasnya kepada jurnalis yang juga kurang menghormatinya," sambung Blanc. Dalam partai perempat final itu, gelandang Manchester City baru muncul dari bangku cadangan dan turun gelanggang di babak kedua. Yang pasti, temperamen tinggi Nasri sudah ditunjukkan di laga perdana melawan Inggris. Saat melakukan selebrasi gol, pria berusia 24 tahun merayakannya dengan gerakan menutup mulut. Hal itu diyakini ditujukan untuk wartawan L'Equipe yang sebelumnya menulis artikel tentang dirinya. Tulisan itu disebut Nasri makin membuat sedih sang ibunda yang saat itu tengah sakit. "Saya sudah berpesan kepadanya (setelah insiden selebrasi gol ke gawang Inggris) tapi jelas ia tak menerima pesan saya," pungkas Blanc kepada BBC. |
Jerman Ingin Hindari Adu Penalti Posted: 25 Jun 2012 05:05 PM PDT GDANSK, KOMPAS - Jerman optimistis bahwa laga melawan Italia pada semifinal Piala Eropa 2012, Kamis (28/6), tidak akan berakhir dengan adu penalti. Dengan potensi daya serang yang mereka miliki, tim "Panser" akan menuntaskan laga itu dengan kemenangan dalam 90 menit. Optimisme itu disampaikan gelandang tim nasional Jerman, Mesut Oezil, dan pelatih kiper Jerman, Andreas Koepke, dalam jumpa pers di media center tim Jerman, Gdansk, Polandia, Senin (25/6). Semifinal antara Jerman dan Italia akan berlangsung di Warsawa, Polandia. Dalam ajang kali ini, Jerman menampilkan kekuatan menyerang paling dahsyat, antara lain, dibuktikan dengan sembilan gol atau paling produktif dari tim- tim lain. "Kami tidak ingin menyelesaikan laga dengan adu penalti. Kami ingin menang sebelum adu penalti. Itu harus terjadi," kata Koepke dalam jumpa pers yang juga dihadiri wartawan Kompas, MH Samsul Hadi. "Kami adalah tim dengan pemain-pemain sangat muda dan kami bisa melakukannya," kata Kopke, si mantan kiper yang ikut membawa Jerman menjuarai Piala Eropa 1996. Italia lolos ke semifinal setelah menyingkirkan Inggris di Kiev, Ukraina, lewat kemenangan adu penalti 4-2 setelah kedua tim itu bermain seri 0-0 hingga babak perpanjangan waktu. Adapun semifinal Italia versus Jerman kali ini mengingatkan pada duel kedua tim di semifinal Piala Dunia 2006 saat Italia menyingkirkan tuan rumah Jerman 2-0 pada babak perpanjangan waktu. Jerman tidak ingin dihantui kekalahan tersebut. Apalagi, mereka juga pernah mendepak Italia pada penyisihan grup dengan hasil imbang 0-0. Namun, kali ini hasil seri tidak cukup. Jerman butuh kemenangan untuk bisa terus melaju, tidak cukup dengan hasil seri. "Kami punya alasan untuk percaya diri. Kami sudah di jalur yang tepat. Ini babakan sejarah yang lain. Jadi, kami benar-benar berharap dan percaya akan menang atas Italia di semifinal," kata Koepke. Pasukan Pelatih Joachim Loew itu memiliki variasi menyerang, yang diperlihatkan saat memukul Yunani 4-2 pada perempat final lewat tiga pemain menyerang lapis kedua: striker Miroslav Klose, gelandang Marco Reus, dan Andre Schurrle. "Kami ingin memboyong kembali trofi ke Jerman dan saya yakin, kami bisa melakukannya. Kami berkonsentrasi penuh menghadapi Italia. Kami punya waktu istirahat lebih lama daripada Italia," kata Oezil. Ia tidak terpancing dengan pertanyaan- pertanyaan yang menyebutkan Jerman lebih favorit dan bakal melaju ke final seperti empat tahun lalu. Schweinsteiger bakal fit Di tempat ini, keduanya mendapatkan masing-masing segelas kopi dari pelayan kafe yang seluruh menunya digratiskan untuk pengunjung. Sosok pemain dan pelatih itu didaulat fotografer dan juru kamera televisi untuk melakukan tos-tosan gelas sebelum beranjak ke ruangan konferensi pers. Saat jumpa pers, salah satu yang dikhawatirkan media Jerman terkait persiapan timnas mereka adalah kondisi gelandang Bastian Schweinsteiger yang dikabarkan cedera. Gelandang berusia 27 tahun itu merupakan salah satu kekuatan inti lini tengah Jerman dan andalan melawan tim-tim sehebat Italia. Koepke mengakui, Schweinsteiger mengalami cedera sendi kaki dan terpaksa diistirahatkan dari beberapa sesi latihan. Namun, ia juga mengalami perawatan intensif dan diperkirakan bisa tampil kembali dalam sesi latihan sore, Senin kemarin. Jika sudah bisa ikut latihan, kata Koepke, Schweinsteiger diperkirakan bisa tampil melawan Italia pada Kamis mendatang. Hingga berita ini dilaporkan, sesi latihan itu belum berlangsung. Sesuai jadwal, latihan Jerman akan dimulai pukul 17.00 waktu setempat atau pukul 22.00 WIB di lapangan yang tak jauh dari media center. |
You are subscribed to email updates from KOMPASbola To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 ulasan:
Catat Ulasan